Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Nulis “Experience” di LinkedIn Harusnya Kayak Apa, sih?

Ade I. SakinabyAde I. Sakina
02/08/2022
in Workipedia
0
Experience di LinkedIn

Experience di LinkedIn | Foto oleh: unsplash.com/@alexbemore

Share on FacebookShare on Twitter

Nulis “Experience” di LinkedIn Harusnya Kayak Apa, sih? – Kalo main ke profil LinkedIn seseorang, kolom Experience jadi salah satu bagian yang paling menarik perhatian. Soalnya dari sana, keliatan orang ini ngapain aja selama beberapa tahun terakhir, potensi yang dimiliki, dan pastinya track record karir. No wonder kalo ngisi kolom Experience tuh gak boleh asal-asalan, supaya profil kalian gak di-skip gitu aja sama rekruter. 

Lho, emang ngisi asal-asalan tuh kayak gimana, sih?

  1. Semua pengalaman dimasukkin, padahal gak relevan.

Misal: Pernah jadi ketua kelas di kuliah selama 1 semester. Bukannya gak penting, tapi kalo tujuan kolom Experience ini adalah buat menarik perhatian recruiter, mungkin pengalaman yang lebih penting adalah yang berkaitan sama dunia profesional. Padahal Masukkin aja pengalaman yang sekiranya memang berpengaruh signifikan buat perkembangan skill dan karir kalian. Terus, bener-bener berkaitan sama bidang yang lagi kalian tekuni.

  1. Gak dibikin berurutan berdasarkan periode tahun. 

Misal: Pengalaman tahun 2019 letaknya di atas pengalaman tahun 2022, terus tiba-tiba ada pengalaman tahun 2018 di bawahnya. Acak-acakan gitu, deh~ Urutin dari pengalaman paling terbaru dulu. Terus, maksimal pengalamannya adalah 5 tahun ke belakang.

  1. Deskripsi pengalamannya gak merefleksikan job desc sebenarnya. 

Misal: Terlalu singkat dan bikin orang yang baca tuh gak begitu kebayang apa kerjaannya. Terlampau panjang dan terkesan dilebih-lebihkan. 100% copy-paste dari Google. Gak jujur alias mengada-ngada terkait pengalamannya. Deskripsiin pengalaman kalian dengan singkat, padat, dan jelas. Poin pentingnya adalah apa sih tugas utama kalian di posisi tersebut? Terus, apa pencapaian yang udah berhasil kalian raih? 

RelatedPosts

Beasiswa S2 Luar Negeri Fully Funded, yuk Daftar!

Pindah Kerja? Ini Cara Beradaptasi di Lingkungan Baru

  1. Jarang di-update. 

Misal: Pengalaman terakhirnya tertulis sekitar 2 tahun lalu. Padahal, kenyataannya baru-baru ini kalian punya pengalaman yang oke buat di-share. Jangan lupa buat update pengalaman kalian secara rutin. Soalnya apa yang di-update bakal muncul juga di explore koneksi kalian. 

  1. Informasinya gak lengkap. 

Misal: Kalian cuma ngisi posisi, deskripsi, dan periode berjalannya posisi tersebut. Udah itu aja. Padahal kalian bisa nambahin keahlian apa sih yang kalian dapet selama ngejalanin pengalaman tersebut. Terus, tambahin juga foto, video, artikel, atau deck yang bisa jadi bukti pengalaman kalian tersebut.

Biar makin jago nulis bagian Experience, nih ada beberapa pro tips-nya, ya!

  1. Make it personal

Jangan terlalu terpaku sama job desc posisi yang sering ditulis di internet. Gak apa-apa banget buat kalian nambahin job desc yang sesuai dengan pengalaman kalian.  Contohnya: Posisi graphic designer di Ziliun, sebaiknya tulis “Crafting design for Ziliun branding in a form of visual guidebook” daripada cuma “Crafting design for company branding purposes“. Keliatan kan bedanya?

  1. Cantumin dengan pihak mana aja kalian berkolaborasi atau bekerja sama

Supaya nambah value kalo kalian terbiasa buat kerja sama di dalam sebuah tim. Contohnya: Kalian pernah jadi business manager di sebuah perusahaan media. Tulis juga selama kalian nge-lead tim bisnis, kalian gak cuma kerja bareng anak-anak bisnis doang, kalian juga working closely bareng tim editorial buat ngegaet klien atau partner.

Baca juga di sini: Apa Itu LinkedIn Creator Mode yang Bikin Peluang Karir Makin Terbuka Lebar?

  1. Sebaiknya menggunakan bahasa Inggris

Soalnya gak menutup kemungkinan kalo profil kalian dikunjungi sama orang asing, atau kalo kalian ngelamar di perusahaan luar negeri. Selain CV dan portofolio, biasanya mereka juga bakal ngepoin profil LinkedIn. Kan repot tuh kalo pake bahasa Indonesia~ Sepakat dong, biar profil LinkedIn kalian lebih maksimal, kolom Experience ini gak boleh dianggap sepele. A little bit reminder juga, selain posisi, biasanya rekruter juga merhatiin detail lainnya. So, make sure semua aspek terlihat perfecto!

Jangan lupa follow Instagram Ziliun supaya kalian gak ketinggalan informasi dan event terkait karir, pengembangan diri, dan anak muda!

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: #linkedin#workipedia
Previous Post

Jurusan Favorit vs Kampus Favorit, Mana yang Lebih Penting Buat Karir?

Next Post

6 Tips Sukses Jadi Freelance yang Kebanjiran Job, Langsung Terapin yuk!

Next Post
6 Tips Sukses Jadi Freelance yang Kebanjiran Job

6 Tips Sukses Jadi Freelance yang Kebanjiran Job, Langsung Terapin yuk!

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d