Usianya baru 21 tahun, tetapi bisa membayar biaya kuliah dan membeli mobil sendiri. Itulah Nicholas Kurniawan, anak muda pengusaha ikan hias yang saat ini masih duduk di semester 7 STIE Prasetiya Mulya.
Kalau menelusuri kisah hidupnya, mungkin akan terkesan sedikit ‘drama’. Nicholas sejak kecil mengamati bahwa keterbatasan finansial kerap menjadi sumber masalah di keluarganya. Orangtuanya dengan penghasilan terbatas berusaha keras membiayai sekolah Nicholas dan saudaranya. Situasi itu memaksanya berjualan sejak kelas 2 SD.
Baca juga: Berguru pada Pemilik Dagadu
Turning point hidup Nicho terjadi saat ia berusia 17 tahun, ketika duduk di kelas 2 SMA Kolese Kanisius. Seorang teman memberi Nicho sepaket ikan Garra Rufa yang biasa bermanfaat untuk terapi. Karena merasa tidak membutuhkan ikan tersebut, Nicho mencoba menjualnya di Forum Jual-Beli Kaskus. Saat itu ia belum familiar dengan kegiatan jual-beli online. Tanpa disangka, dalam waktu singkat banyak yang berminat membeli. Kejadian itulah yang bagi Nicho bagaikan “musim semi setelah musim dingin yang panjang”.
Nicho pun mempelajari seluk-beluk ikan Garra Rufa, dan mulai menghasilkan 2-3 juta rupiah setiap bulan, sebelum kemudian mulai menjual berbagai jenis ikan hias. Awalnya, karena keterbatasan modal, Nicho hanya menjadi perantara. Lama-kelamaan, ia mulai menjual produk ikan hias sendiri, berbekal tiga buah ponsel Blackberry untuk membangun hubungan dengan customer-nya. Dari ilmu yang ia dapatkan di perkuliahan, ia juga mengembangkan bisnisnya yang semula hanya “berdagang” menjadi sebuah brand bernama Venus Aquatics.
Baca juga: Sukses Itu Dimulai Dari Gagal
Kita seringkali mendengar kisah pedagang sukses yang merasa perlu mengenyam pendidikan. Nicho punya pandangan sendiri mengenai ini. Walaupun Venus Aquatics telah memberikannya omset lebih ratusan juta rupiah per bulan, ia merasa harus lebih banyak mendalami konsep-konsep bisnis untuk mengembangkan bisnisnya lebih besar lagi. Bersama teman-temannya di kampus, Nicho sedang sibuk mengembangkan Synergy Entrepreneur Academy, suatu inisiasi yang memberikan workshop start-up business bagi siswa SMA. Ia juga merupakan salah satu inisiator Prasetiya Mulya Property Club, kegiatan mahasiswa yang mempelajari seluk-beluk bisnis properti.
Baca juga: Practice Doesn’t Make Perfect
Ada satu prinsip yang selalu ia bawa selama menjalankan bisnisnya, yaitu perseverance atau kegigihan. Jika membaca kisah hidup Nicho di bukunya yang berjudul Die Hard Entrepreneur, ia bercerita tentang perjuangannya mengumpulkan 100 juta rupiah untuk biaya kuliah. Ia sempat ditipu oleh rekan bisnisnya dan kehilangan 30 juta rupiah. Ia hampir putus asa melanjutkan kuliah. Namun ternyata, dari kejadian tersebut, ia mendapat banyak order dari mantan customer rekan bisnisnya yang juga merasa ditipu. Sejak kejadian itu, Nicholas Kurniawan yang merupakan pemenang Wirausaha Muda Mandiri ini, semakin percaya bahwa when there is a will, there is a way.
Baca juga: Kenapa Bodoh Itu Mesti Dipiara
Image header credit: picjumbo.com