Memang entrepreneur bisa seenak jidat gitu ongkang-ongkang kaki bertingkah laku?
Selagi mengisi waktu luang kuliah banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya untuk kerja sambilan sebagai part-timer atau magang. Itung-itung menambah pengalaman tambahan.
Gue juga suka banyak membaca pengalaman masa transisi seseorang dan memang tidak mudah. Ada yang seneng, tapi lebih banyak yang berkeluh kesah. Ya, mungkin karena menurut gue kita lagi masa transisi aja dari dunia kuliah ke dunia kerja. Maklum kalau masih beradaptasi.
Pernah suatu saat gue mengikuti seminar pengembangan karir yang dihadiri oleh banyak anak muda. Ketika salah satu panelis seminar tersebut bertanya kepada peserta seminar mau berkarir apa nanti, banyak yang mengacungkan tangan menjawab ingin menjadi entrepreneur. Salah satunya ada yang menjawab ingin jadi entrepreneur dengan alasan karena pengalaman kerja sebagai part-time atau magang menyadarkannya kalau dia gak bisa bekerja di bawah orang lain dan masih terjebak dalam masa transisi itu sendiri.
Baca juga: Ibu Risma: Jangan Jadi Entrepreneur Hanya Karena Bosan Di Rumah
Well, gue kecewa dengan orang-orang yang beralasan seperti ini. Memang entrepreneur bisa seenak jidat gitu ongkang-ongkang kaki bertingah laku? Dasarnya sih, menjadi entrepreneur itu sebenernya memang menjadikan kita belajar menjadi seorang pemimpin. Dalam bertindak dan mengambil keputusan untuk kepentingan bisnisnya. Tapi tetep saja kan entrepreneur diatur oleh konsumennya, pasar dan banyak faktor X lain di luar sana. Lagi pula kalau ada pengalaman bekerja ngebantu calon entrepreneur itu juga menjadi entrepreneur yang lebih baik toh.
Bahkan gue pernah baca salah satu curhatan novelis kenamaan Indonesia kalau sebenarnya dalam menulis buku, memang penulis diberikan kebebasan dalam menulis, tapi tetep aja mereka harus kejar-kejaran dengan editor-nya. Agar lebih menarik dan digemari pembaca. Percuma kan kalau buku udah bagus tapi pembaca sedikit, useless. Which means, gak ada yang namanya bener-bener kerja independen tanpa diatur orang.
Intinya kembali lagi ke definisi manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk yang gak bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain. Esensi kita bekerja dengan titel karir apapun itu adalah kita bekerja untuk orang lain, untuk masyarakat (bukan hanya pejabat negara aja lho ya yang mengabdi ke masyarakat!).
Baca juga: Anak-anak Mestinya Diajarin Jadi Entrepreneur!
Buat yang pengen jadi entrepreneur atau freelancer dengan alasan gak bisa kerja di bawah orang lain atau diatur oleh atasan, coba deh turunin arogansinya. Ubah mindset-nya bahwa dengan titel karir apapun, jadi seseorang itu untuk meretas masalah yang ada sesuai kekuatan masing-masing.
Kalau bisa manfaatin kekuatan kita buat solve problems, otomatis lo bisa jadi pemimpin buat diri lo sendiri. Bisa diandalkan orang lain tanpa mengandalkan orang lain semena-mena. Jadi apapun itu , sepanjang mindset lo adalah buat solving problems, jenjang karir lo akan long lasting karena masalah itu pasti selalu ada. Coba mulai dari hal kecil kalau belum percaya.
Baca juga: Kita Punya Jawaban untuk Semua Excuse Lo Menunda Jadi Entrepreneur
Image header credit: ampconsultant.co.id
Comments 1