Berkat teknologi, sekarang kamu bisa kerja dari rumah pakai piyama tanpa harus berinteraksi langsung dengan teman sekantor yang sebentar-sebentar ngajakin meeting. Meski banyak yang dulu memprediksi kalau kita nggak akan perlu lagi ke kantor, seperti ekonom asal Inggris Frances Cairncross yang bilang kalau “jarak tak akan lagi jadi penghalang,” karena kita dapat terhubung secara real time dengan siapa saja di berbagai belahan dunia, sehingga ngantor jadi nggak relevan lagi.
Namun ternyata manusia memang makhluk sosial yang masih butuh interaksi langsung sama manusia lainnya. Pada kenyataannya, mayoritas dari kita masih butuh ke kantor dan perusahaan-perusahaan mulai berinvestasi pada gedung-gedung perkantoran di pusat kota. Menurut Harvard Business Review, meski kita bisa kerja dari mana saja, namun hal ini tidak selalu efektif untuk semua orang. Kita masih butuh tempat bersama yang memberikan kesempatan untuk berbagi ilmu, menciptakan ide-ide, serta mengumpulkan berbagai talenta dan perspektif. Ngumpul, saling mengeluarkan pendapat, dan berinteraksi merupakan aspek-aspek penting dalam bekerja, terutama di industri kreatif. Makanya, tempat kerja yang berkualitas untuk coworking jadi semakin banyak dicari terutama oleh kaum muda kreatif dan entrepreneur.
Tempat kerja berkualitas yang dicari pun bukan sembarang kantor, melainkan harus menunjukkan nilai dari berkomunitas dengan orang-orang yang berpikiran serupa dengan tujuan yang sama, yaitu berkolaborasi, networking, dan mewujudkan ide-ide besar mereka bersama. Kita telah menyaksikan transformasi kantor telah terjadi seiring berjalannya waktu, dari yang berisikan kubikel-kubikel berpartisi hingga ruangan yang bersifat terbuka, dinamis, dan fleksibel. Perubahan yang terjadi ini mendorong pertumbuhan coworking space yang terbuka untuk berbagai disiplin ilmu dan menawarkan interaksi serta ide-ide yang dinamis. Menurut Global Coworking Unconference Conference, sebuah perusahaan yang memproduksi konferensi coworking terbesar, ada 14.411 coworking space pada tahun 2017 di seluruh dunia. Angka ini diperkirakan akan mencapai 30.000 pada tahun 2022.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Media Consultant Steve King yang pernah dilansir oleh Harvard Business Review melaporkan bahwa 84% anggota coworking space merasakan peningkatan motivasi dan juga hubungan kerja yang lebih fun ketika bekerja bersama dan berkomunitas dalam ruangan terbuka tersebut. Melihat kebutuhan tersebut, KUMPUL, perusahaan di bidang coworking management mengambil peranan sebagai penyedia coworking space di Indonesia.
KUMPUL menyediakan manajemen coworking space yang inovatif dan tersebar di kota Jakarta dan Bali, seperti KE{M}BALI, MENARA by KIBAR, Colony Creative Hub, dan ruang & tempo, yang merupakan hasil kolaborasi antara TEMPO dan KIBAR yang baru bulan Mei lalu diluncurkan. Nggak hanya itu saja, KUMPUL juga menawarkan berbagai network yang mereka miliki, mulai dari perusahaan, partner kolaboratif, hingga berbagai komunitas kreatif. Itu artinya, sebagai anggota coworking space, kesempatanmu terbuka luas untuk berkolaborasi dalam project atau program yang ditawarkan coworking space tersebut. Misalnya KUMPUL yang telah terintegrasi dengan salah satu network lain seperti Impala Space (coworking space di Semarang), Komunitas Coworking Indonesia, Google Developers Group, Gapura Digital, dan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, di mana KUMPUL menjadi koordinator untuk berbagai program mereka yang diadakan di Bali. Selain itu, melalui partnership dengan KIBAR, KUMPUL juga membantu mengelola komunitas dan menjangkau mereka langsung lewat perannya sebagai manajemen coworking space.
Nah, seru kan ngantor di coworking space. Kamu sudah mencoba atau berencana untuk berkantor di coworking space?