Kenapa sih startup tuh sampe ada?
Mengutip dari artikel Medium yang ditulis oleh Miraan Tabrez, cikal bakal kenapa dibangunnya startup karena dua hal, yaitu problems dan passions. Sederhananya startup dibangun dengan tujuan bisa bantuin masalah orang-orang dengan passion sebagai strength. Dengan juga bergerak ke arah tujuan-tujuan lain, kayak financial matter, networking, dan valuable opportunity. Semuanya dicapai ke dalam sebuah ekosistem yang saling mendukung dengan sumber daya yang juga punya visi yang sama.
Nih, contoh sederhana yang relate sama kehidupan sehari-hari kita, jadi kenapa sih sampe ada Traveloka, startup yang bergerak di bidang perjalanan ini dibangun oleh Ferry Unardi, dulu pas dia kuliah S2 di Harvard University, Amerika Serikat, dia kebingungan tiap mau nyari tiket dari sana ke kota asalnya, yaitu Padang. Keliatan dong apa masalah-nya, kesulitan akses untuk melakukan perjalanan jarak jauh. Singkat cerita, akhirnya ide Traveloka muncul dan terus eksis sampe sekarang. Berbagai cerita berdirinya sebuah startup punya versinya masing-masing, dan punya highlight yang hampir sama sebagai first stepnya, yaitu problems.
Trus, apakah jalannya startup bakal mulus terus?
Jawabannnya enggak sama sekali. Liat aja sekarang, di situasi penyebaran virus Corona yang makin meningkat, belum lagi isu self-isolation juga kenceng banget di mana-mana, dan bisa mempengaruhi performa startup itu sendiri. Kayak contoh di atas, kenapa sih ada startup di bidang perjalanan, karena biar ga bikin ribet orang buat nyiapin segala sesuatu yang ada hubungannya sama transportasi dan akomodasi, tapi disisi lain udah banyak aturan tentang travel ban.
Dari hasil riset oleh TechCrunch, sebuah situs yang salah satu fokusnya ke perkembangan startup, akibat pandemik yang terjadi, penurunan pemesanan tiket ke negara-negara yang biasanya jadi destinasi favorit turun dengan drastis dan belum lagi orang-orang yang refund tiket karena panik buat berpergian.
Hah, terus apa lagi?
Itu baru di satu aspek, belum lagi startup yang bergerak di bidang transportasi. Dengan mobilisasi yang kian menurun, pastinya hilir mudik transportasi juga bakal berkurang. Sekadar pengalaman aja nih, kemaren banget, saya ke Atrium Plaza buat beli barang-barang essential, terus dari rumah kesana, saya mesen salah satu transportasi online, dan drivernya cerita kalo sejak isu Corona muncul, dia jadi sepi order. Udah 4 jam keliling, baru dapat satu orderan, ya itu tadi orderan saya, yang jaraknya deket banget.
Cerita driver yang sepi orderan pun pasti terus muncul, yah gimana nggak, jalanan Jakarta aja yang biasanya padat, mendadak mulai sepi, kemana orang-orangnya, kalo bukan di rumah.
Baca juga: Manuver Startup Melawan Corona
What’s next?
Kayak domino yang disenggol satu trus berpengaruh ke hal lainnya, pengaruh dari isu virus Corona bakal step by step diprediksi oleh banyak ahli bakal kejadian di startup dengan bidang yang lain. Gini misalkan, kayak beberapa startup yang fokusnya ke agenda kolaborasi dan ketemu dengan orang banyak, sedangkan untuk urusan ibadah aja ada peringatannya buat di rumah aja, apalagi buat pertemuan sekelas workshop atau talkshow, pasti pada diundur, bahkan gak dilaksanakan sama sekali.
Bisnis kreatif juga jadi sasaran akibat isu virus Corona, Mulkan Kamaludin, Ketua Umum IVENDO (Dewan Industri Event Indonesia), ngasih statement kalo saat ini minimal 50 ribuan pekerja kreatif terancam kehilangan pekerjaan di seluruh Indonesia. Potential loss nya pun cukup bikin mulut ga bisa mingkem, mulai dari Rp 2,69 T sampai Rp 6,94 T yang berasal dari vendor produksi, venue, dan pengisi acara.
Gak main-main lagiii guys……
Kenapa harus mawas diri bagi startup? Dan harus ngapain?
Penting banget buat mawas diri bagi startup, mungkin efeknya belum kerasa di titik yang ekstrem, tapi kalo ga diantisipasi dengan baik, kerugian bisa di depan mata. Startup itu targetnya kelompok masyarakat dan satu paket dengan permasalahan apa sih yang bisa dicarikan solusinya melalui visi dan misi startup tersebut. Nah kalo kejadiannya malah kelompok masyarakat yang dijadikan target justru gak bisa direach karena dampak dari virus Corona, terus gimana mau jalan dengan maksimal?
Menurut Jessica Stillman, salah satu kontributor di featured news Inc.This Morning, nulis kalo misalkan penting buat startup selain fokus ke fund dan investment yang goyah akibat Corona, pihak startup juga harus mengkomunikasikan tantangan mereka dalam menghadapi pandemik yang lagi terjadi ke target audience mereka. Terus, harus ada kemampuan buat mengkomunikasikan solusi terbaik apa yang bisa ditawarkan oleh startup di saat bisnis mereka lagi jatuh bangun, karena secara gak langsung, itu bagian dari mempertahankan trust para target audience ke startup itu sendiri.
Yok bisa yok!
Buat startup yang lagi struggling buat mengantisipasi dampak dari virus Corona ini, yuk bisa yuk, balik lagi kayak pernyataan di awal, strength nya startup itu ada di passion, karena sebagaimana umumnya startup, berapa sih jumlah pegawainya dan sumber daya nya udah bener-bener stabil gak sih, think again, kalo bukan passion, apa lagi yang bisa dorong startup buat tetap melebarkan sayapnya? Karena dari passion yang kuat, kemungkinan kesempatan bagus buat datang bakal lebih tinggi persentasenya, ketimbang yang less passion.
Ditulis oleh: Ade Irma Sakina
Disunting oleh: Azwar Azhar