Sejak kecil kita terus-terusan diajarin orang tua kita untuk belajar dengan keras, supaya nanti besar kita bisa dapat pekerjaan yang bagus dan dapat uang yang banyak. Namun, pola pikir ini karena orang tua kita tumbuh di masa yang berbeda dengan kita. Mereka tumbuh menghadapi berbagai krisis sosial dan ekonomi, sehingga banyak yang tidak mampu bersekolah–kalau adapun paling hanya sampai SMP.
Sedangkan kondisi kita berbeda. Kita tumbuh dengan orang tua yang telah mampu mencari pekerjaan yang memadai, atau merintis usaha sendiri sehingga kita bisa hidup dalam kondisi yang layak (atau setidaknya lebih baik dari kondisi mereka).
Ditambah lagi kita ini generasi yang tumbuh di masa teknologi yang sudah bisa dipakai secara komersial dan bisa diakses dengan harga yang relatif murah. Teknologi telah membuka banyak gerbang-gerbang kesempatan untuk kita dengan adanya startup-startup kreatif yang bisa menghidupi orang dengan cara-cara yang tidak terpikirkan.
Ambil contoh seorang ayah dari tiga anak yang hidupnya susah dengan kondisi pekerjaan yang tidak menghasilkan gaji yang cukup. Setelah adanya GO-JEK, orang-orang yang menghadapi nasib seperti ayah tersebut sekarang mampu mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Kalau gitu pertanyaannya adalah: mending cari duit atau pengalaman dulu?
Di masa teknologi seperti sekarang, kita bisa bilang kesempatan itu ada di mana-mana. Sehingga, duit itu ada di mana-mana.
Sedangkan realitanya kita bisa lihat bahwa banyak orang yang lahir duluan dari kita. Mereka sudah melihat dan mempelajari dunia ini kayak gimana dan menuju mana. Mereka lebih tahu dunia ini seperti apa dan mengapa beberapa hal terjadi.
Dan pelajaran-pelajaran tersebut berharga. Kita perlu mempelajari dulu semua yang bisa dipelajari dari mereka yang sudah datang duluan ke Bumi, yang sudah berpengalaman dibanding kita.
Kita harus belajar dan mencari pengalaman dulu.
Duit itu memang penting, tapi di dunia ini banyak juga permasalahan yang bisa dipecahkan, dan kadang tidak membutuhkan duit alias tidak membutuhkan duit kita untuk pemecahannya. Kadang, pengalaman kita lebih dibutuhkan. Contohnya, untuk menyelesaikan problem air kotor di daerah terpencil Indonesia, kita bisa membentuk tim relawan dan meminta dana dari pemerintahan setempat tanpa harus menggunakan duit kita (saya tahu menulis ini jauh lebih mudah daripada bertindak, tetapi saya hanya ingin menunjukkan kalau ada cara untuk melakukan hal ini tanpa duit).
Intinya, ini zaman kita! Ini saatnya untuk kita bertindak menghapuskan ketidakadilan yang ada di dunia ini dengan aksi dan pengalaman kita. Kita memiliki sebuah keunggulan dibanding generasi sebelumnya, yaitu teknologi yang mudah diakses dan wadah-wadah yang tersedia untuk melatih orang-orang yang passionate agar bisa mewujudkan apa yang mereka inginkan. Jadi, jangan sia-siakan itu!
Don’t chase money, chase excellence
Money follows excellence