Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Michelle Tedjakusuma, Memperkenalkan Produk Soft-Baked Cookies Lewat Product Experience

PutribyPutri
19/10/2015
in Story
0
Michelle Tedjakusuma, Memperkenalkan Produk Soft-Baked Cookies Lewat Product Experience
Share on FacebookShare on Twitter

Michelle Tedjakusuma, Wijaya Ciputra, dan Jane Clorinda awalnya hanya menjual produk soft-baked cookies di acara-acara charity gereja. Lama-kelamaan, muncul banyak dorongan dari teman-teman gereja untuk menjual produk cookies yang populer di negara-negara Barat ini sebagai bisnis profesional di Indonesia. Dari situ, lahirlah Sparky & Mag.

Awalnya, ketiga founder ini harus memutar otak bagaimana agar calon konsumen lebih familiar dengan produk soft-baked cookies, tentunya dengan biaya minimum di tengah persaingan dengan berbagai produk cookies yang sudah dikenal masyarakat. Mereka pun mencari jalur distribusi yang bisa membantu memperkenalkan produk Sparky & Mag. Akhirnya mereka memutuskan untuk memperkenalkan Sparky & Mag lewat coffee shop.

“Kami ingin menciptakan product experience yang berbeda, yaitu bila konsumen mengonsumsi Sparky & Mag cookies secara bersamaan, akan mendapatkan rasa yang berbeda,” kata Michelle.

Baca juga: Nathalisa Octavia dan Jane Odelia: Traveling Jadi Inspirasi untuk Mendirikan From Tiny Islands

RelatedPosts

Halosis 2.0 Bikin Usaha Kecil Jadi Lebih Maju Lewat Artificial Intelligence.

7 Strategi Marketing Online yang Dibutuhkan Entrepreneur

Sparky & Mag. dok. Basha Market
Sparky & Mag. dok. Basha Market

Selain itu, Sparky & Mag mulai mengikuti local bazaar. Di situ, Michelle, Wijaya, dan Jane kembali bermain dengan product experience. Pembeli bisa menikmati cookies dalam keadaan hangat layaknya cookies yang baru keluar dari oven.

“Di bazaar pertama kita, yaitu Basha Market chapter 2, kita mendapatkan banyak sambutan dan recognition dari market.”

Salah satu kesulitan yang kerap dihadapi Sparky & Mag adalah masalah riset dan pengembangan.

“Dalam hal R&D, kadangkala kami menghabiskan begitu banyak waktu, tenaga, dan biaya, namun hasilnya ternyata tidak sesuai harapan dan standar kami, sehingga kami harus kembali dari titik nol. Namun, dalam menghadapi hal-hal seperti itu, kami berpikir bahwa ‘Ah, so that doesn’t work’. Kami mengambil itu sebagai pengalaman untuk membuat produk maupun service yang lebih bagus ke depannya,” tutup Michelle.

Baca juga: Theria Sofa dan Jasmine Tease: Ketika Tidak Ada Produk Menarik, Mari Ciptakan Sendiri

Header image credit: audreysapron.wordpress.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: anak mudabasha marketbrand lokalentrepreneurshipindustri kreatifkreativitaslocal bazaarlocal brandsparky & magsparky and magyoung and rebellious
Previous Post

Stephanie, Jadikan Tantangan Sebagai Pemicu Besarkan Homework

Next Post

Millennials: Generasi Super High-Maintenance

Next Post
Millennials: Generasi Super High-Maintenance

Millennials: Generasi Super High-Maintenance

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

 

Memuat Komentar...
 

    %d