Menghadapi Tukang Bully di Kantor, Boleh Resign Aja Gak sih? – Isu bullying di tempat kerja kayaknya emang bukan hal baru lagi.
GenZi mungkin masih inget sama kasus bullying yang menimpa laki-laki berinisial MS pada September 2021 lalu. Waktu itu, isu ini sempet hype banget lantaran kasusnya terjadi di lembaga pemerintahan dan bentuk perundungan yang terjadi pun bener-bener bikin ngeri, bahkan mengarah ke kekerasan dan pelecehan seksual.
Tentunya, kasus itu bukan satu-satunya kasus bullying di tempat kerja. Mengutip laman Healthline, data Workplace Bullying Institute di AS pada 2017 menunjukkan ada lebih dari 60 juta pekerja pernah jadi korban bully.
61% kasus dilakukan atasan ke bawahan, 30% dilakukan rekan kerja, dan 9% dilakukan bawahan ke atasan. FYI aja, para pelaku dan korban yang terlibat pun gak terbatas pada gender tertentu, lho!
“Bentar-bentar. Bentuk bullying di tempat kerja itu emangnya apa aja, sih, MinZi?”
Tentunya macem-macem. Pada dasarnya, bullying punya maksud mengintimidasi, menyinggung, merendahkan, dan mempermalukan.
Lebih lanjut, seenggaknya ada beberapa bentuk bullying yang paling sering terjadi dan bakal MinZi jelasin berikut ini.
Baca juga di sini: Memaafkan Diri Sendiri adalah Awal untuk Hidup Lebih Baik, Caranya?
Menghadapi Tukang Bully di Kantor: Kenali 6 Bentuk Bullying di Tempat Kerja
1. Ejekan atau lelucon
Tanpa kita sadari, ejekan atau lelucon yang sering kita anggap wajar bisa jadi adalah bentuk bullying. Entah itu ejekan atau lelucon terkait fisik, SARA, hobi, atau kebiasaan kita.
2. Ancaman atau penghinaan
Bentuk bullying yang selanjutnya adalah ancaman, penghinaan, gosip, atau pengucilan sosial. Keberadaan kita seolah-olah tidak dianggap, apa yang kita lakukan sering kali dijadikan bahan gosip, bahkan gak jarang kita mendapatkan ancaman.
3. Bullying terkait pekerjaan
Misalnya, si tukang bully di kantor sengaja ngasih informasi keliru soal tugas, mengganggu kita saat bekerja, mencuri ide kita, bahkan menuduh atau menyalah-salahkan kita terkait pekerjaan. Di sisi lain, kadang bentuk bullying juga bisa berupa larangan cuti atau penolakan promosi tanpa alasan yang jelas.
4. Perbuatan yang menyerang privasi
Menurut kita, kita udah melakukan pekerjaan dengan baik dan maksimal. Namun, kita seolah terus-menerus mendapatkan kritik secara gak adil, gak proporsional, bahkan gak jarang sampe menyerang dan menyeret privasi kita.
5. Intimidasi
Intimidasi di sini bisa berupa pemantauan terus-terusan. Bisa juga si tukang bully sering memata-matai kita, bahkan mengawasi secara tidak wajar dan berlebihan sampai terkesan mengintimidasi.
6. Pelecehan
Kita sering salah kaprah menganggap pelecehan sebagai sesuatu yang hanya melibatkan sentuhan. Padahal, pelecehan bisa terjadi berupa verbal–kata-kata yang melecehkan–dan pelecehan nonverbal–yang mana memang berkaitan dengan sentuhan fisik atau pandangan tidak wajar.
Satu hal yang perlu kita ketahui, motif pelaku bullying di tempat kerja biasanya ada beragam. Motif-motif itu meliputi perasaan terancam oleh pencapaian atau kelebihan target bullying, perasaan gak aman atau gak PD sama kemampuannya sehingga mau ngejatuhin reputasi orang lain, sampe adanya perasaan ingin berkuasa.
Baca juga di sini: Ekspektasi Orang Lain yang Kadang Bikin Sakit Hati
Menghadapi Tukang Bully di Kantor: Sadari Dampak Bullying
Nah, masih soal isu bullying ini, MinZi juga cukup sering dapet cerita kalo sayangnya, si tempat kerja pun seolah-olah “membiarkan” bullying yang terjadi. Padahal, dampak bullying ini sendiri gak main-main dan bahaya, baik ke kesehatan fisik, maupun ke kesehatan mental.
Dampak Bullying ke Kesehatan Fisik:
- Sakit atau cemas sebelum bekerja/memikirkan pekerjaan
- Masalah pencernaan atau tekanan darah tinggi
- Gangguan tidur
- Sering sakit kepala dan nafsu makan berkurang
Dampak Bullying ke Kesehatan Mental
- Perasaan cemas dan khawatir terhadap pekerjaan
- Takut berangkat kerja dan ingin tinggal di rumah
- Kehilangan semangat bekerja atau melakukan hobi, serta tidak memiliki minat terhadap hal yang disukai
- Kehilangan kepercayaan diri
- Risiko depresi meningkat
- Berpikir untuk bunuh diri
Baca juga di sini: Punya “Skill” yang Bisa Dijual? Gak Usah Malu Tawarin Jasa Lo via DM!
6 Cara Menghadapi Tukang Bully di Kantor
Terus, kalo amit-amit kita jadi korban bullying di kantor, kita harus gimana?
Satu-satunya cara: LAWAN! Walau emang gak segampang teorinya, kita masih bisa “melawan” lewat beberapa cara, misalnya:
1. Berhenti menyalahkan diri sendiri
Bagaimanapun juga, bullying adalah sesuatu yang salah. Siapa yang salah? Tentu bukan kita, melainkan para pelaku bully itu sendiri.
2. Berusahalah tetap tenang
Pelaku biasanya bakal seneng kalo korban kesal atau terluka. Untuk itu, ada baiknya kita bisa berlatih tenang, gak terpancing, apalagi sampe ngerasa buruk soal diri sendiri.
3. Pelan-pelan, belajar lebih PD dan tegas
Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri. Mungkin, kamu bisa mulai dengan tegas ngasih tau pelaku bully jika mereka terus mengganggu, maka kita bisa melaporkannya ke HRD–atau bahkan ke ranah hukum.
4. Catat dan kumpulkan bukti
Cara lainnya, bisa dengan membuat catatan tentang perilaku apa saja yang kita terima, termasuk tanggal, waktu, lokasi, kejadian yang terjadi, atau kata-kata yang diucapkan. Pastikan untuk mendokumentasikan semuanya, kalau bisa ada foto, video, atau tangkapan layar chat.
5. Mencari bantuan pihak luar
Kalau bukti udah terkumpul dan kalian siap, laporkan bullying ke atasan atau HRD, bahkan bisa ke jalur hukum. Intinya, temukan pihak yang tepat yang kamu rasa bisa membantu.
Kalau bullying udah sampe menyerang kesehatan mental kita, jangan ragu cari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater.
6. Carilah pekerjaan baru
MinZi sadar banget, 5 langkah di atas tentunya gak mudah dilakukan. Jadi, kalau memang kita udah gak tahan dan ngerasa gak punya pilihan selain resign, ya gak apa-apa. Mudah-mudahan, kita bisa dapetin kerjaan baru dengan lingkungan kerja lebih sehat dan kondusif.
Baca juga di sini: Berkarir sebagai Jurnalis kayak Najwa Shihab: Enak dan Menjanjikan?
Menghadapi Tukang Bully di Kantor Kalo Kita adalah Saksi
Kamu bukan korban, tapi saksi perilaku bullying? Please, jangan diem.
Kita bisa, lho, melakukan beberapa upaya untuk menghentikan tindakan gak terpuji itu! Caranya?
- Catat setiap perilaku bully yang kalian saksikan. Kumpulkan barang bukti, bisa berupa rekaman, foto, video, dlsb.
- Alihkan perhatian pelaku bullying atau korbannya. Gak harus dengan tingkah heroik, tapi bisa dengan mengalihkan perhatian pelaku yang mau mem-bully korbannya.
- Carilah bantuan karena tentunya sulit menghentikan perilaku bullying sendirian. Semakin banyak bantuan, lama-lama si tukang bully bakal kalah juga. Jangan biarkan korban ngerasa sendirian, apalagi dikucilkan.
Sebagai korban ataupun saksi, menghentikan aksi bullying selalu dimulai dari diri kita sendiri.
MinZi percaya banget, pada dasarnya, isu bullying di tempat kerja bakalan selalu ada dan terjadi, terlepas dari kasusnya masuk berita atau gak, viral atau gak. Jadi, tentunya penting juga buat kita selalu aware dan siap siaga menghadapi kasus ini, termasuk ketika kita sendiri adalah korban ataupun “cuma” saksi.
MinZi akui, tentunya berat dan gak enak rasanya ketika kita ngerasa gak punya pilihan dan gak punya daya melawan. Tapi miris juga tentunya, ketika kita gak berbuat apa-apa, lalu pelaku bully malah terus-menerus berpikir kalau tindakannya wajar dan bisa dibenarkan.
Prinsipnya, bullying di mana pun juga, termasuk di tempat kerja, adalah sesuatu yang salah. Salah banget, malahan. Maka untuk keluar dari situasi ini, kita jelas butuh sedikit keberanian untuk bertindak, walau gak gampang.
Satu harapan MinZi, semoga kita sama-sama bisa menghentikan aksi bullying ini, ya. Dimulai dari artikel ini, dimulai dari diri sendiri.
Yuk, sama-sama stop bullying di tempat kerja!
Akhir kata, jangan lupa follow juga Instagram Ziliun untuk berbagai info dan tips menarik lainnya seputar dunia kerja. Ditunggu!