Akhir-akhir ini, semua portal berita dipenuhi berita tentang Uber Technologies Inc., start-up di bawah venture capital Google Ventures yang per hari ini udah tersebar di 200 kota di dunia. Iya, Uber adalah solusi teknologi berupa aplikasi yang menghubungkan antara penyedia jasa layanan taksi dengan para penggunanya. Iya, Uber emang bukan perusahaan taksi biasa.
Uber mulai berkeliaran di jalan-jalan Jakarta, dan walaupun kehadirannya gak bisa dilihat dengan mata (mobil Uber kelihatannya sama aja dengan mobil-mobil lain di jalan), sebagian masyarakat sudah mulai merasakan kenyamanan layanan ini, hanya dengan mengunduh mobile app Uber di smartphone mereka. Modal beberapa kali klik, bisa pesan Uber untuk langsung dijemput!
Baca juga: Focus on the Fundamental
Sebelumnya, Ziliun juga udah pernah bahas tentang Uber dan prinsip sharing economy dari hasil perjalanan ke Silicon Valley #ziliunSV lalu di artikel ini.
The Huffington Post menyebut Uber sebagai layanan yang “forever changed transportation”. Sementara itu, Slate dalam salah satu commentary-nya menyatakan bahwa investasi Google ke Uber bisa mentransformasi Amerika. Ada apa sih dengan startup satu ini?
Uber bikin bisnis taksi lebih bersih
Bisnis taksi selama ini identik sama permainan kotor kayak korupsi atau monopoli. Gak usah jauh-jauh, di negara kita sendiri aja, banyak supir taksi yang sering banget gak punya kembalian. Kita jadi terpaksa ngeluarin uang yang jauh lebih banyak dari seharusnya. Dengan adanya inovasi Uber, yaitu akun di mobile app yang terhubung dengan kartu kredit, kita gak perlu khawatir lagi si supir taksi gak punya kembalian, karena biaya taksi akan otomatis dipotong dari kartu kredit kita.
Baca juga: Theory VS Practice: How Both Are Actually the Same Thing
Gak perlu punya mobil untuk naik mobil keren
Uber sendiri punya banyak jenis mobil, dari mulai Innova sampai Mercy. Selain menyelesaikan problem kelamaan nungguin taksi (salah satu brand promise Uber adalah taksi akan datang 5-10 menit setelah dipanggil), tarifnya juga gak lebih mahal dari taksi-taksi premium lainnya. Ke depannya, mungkin banget kalau taksi dengan konsep private driver semacam Uber bisa bikin pengguna mobil berkurang. Kenapa? Karena ketika semua orang bisa dapat kenyamanan transportasi seperti yang ditawarkan Uber: mobil datang kalau dipanggil, ngga usah nyetir, ngga pusing mikirin service mobil, pasti bakal lebih banyak orang rela meninggalkan mobil mereka sendiri untuk pakai transportasi umum.
Baca juga: Tentang Menemukan Alasan dan Bikin Perubahan
Uber meminimalisir risiko keamanan penumpang
Teknologi memang bikin semuanya jadi lebih mudah. Karena driver dan penumpang dihubungkan dengan aplikasi, penumpang jadinya gak perlu khawatir dengan faktor keamanan. Identitas driver mulai dari nama, foto, plat mobil, sampai nomor handphone, semuanya diinformasikan melalui app. Selain itu, penumpang juga bisa langsung kasih rate tentang kualitas driver setelah sampai di tujuan. Jadi, perusahaan bisa tahu driver mana yang bisa diandalkan dan mana yang ‘nakal’ atau gak hafal jalan.
Pemerintah DKI Jakarta saat ini sedang mempertanyakan legalitas Uber sebagai perusahaan taksi. Let’s hope this thing will be solved soon, supaya kita bisa nikmatin layanan taksi yang reliable dan cool ini!
Image header credit: picjumbo.com