Dalam dunia bisnis, data punya peranan yang sangat penting bagi sebuah perusahaan terutama dalam proses pengambilan keputusan. Apalagi di zaman sekarang nih, di berbagai sektor udah mulai memanfaatkan teknologi digital dalam tiap prosesnya. Nah, penerapan ilmu ini sering disebut dengan istilah Data-Driven.
Hmm….Data-driven itu istilah apaan lagi?, mari kita bahas di dalam tulisan ini!
Data driven mempunyai arti menggunakan atau menganalisis data dalam setiap keputusan. Dengan kata lain, data menjadi core atau garda terdepannya lah, dalam sebuah bisnis. Data-data yang kita anggap remeh temeh seperti likes, comment di akun media sosial bisnis kita itu ternyata bisa jadi “emas” buat bisnis kita ke depannya.
Evan Tan (Chief of Staff dari Holistic Software) dalam sesi Webinar “Insight : The International Speaker Series” yang diadakan Recap ngasih insight akan hal ini. Biar lebih enak ngebahasnya, mari kita gunakan contoh kasus aja kali ya! Evan, ngasih contoh tentang Netflix.
Netflix adalah platform movie streaming yang juga menjadi salah satu perusahaan berbasis data. Netflix yang punya 200 juta pelanggan di dunia ini, memungkinkan penggunanya dapat rujukan film yang sangat personal di tiap usernya.
Buat yang sering banget nonton film lewat Netflix pasti ngeh banget, setiap kita selesai nonton sebuah film, abis itu pasti muncul referensi film yang cocok ditonton sama kita. Sampai kita dibuatin semacam playlist film yang harus kita tonton. Nah, ini salah satu gunanya data kita sebagai user oleh Netflix.
Gak cuman itu, setiap data aktivitas kita di Netflix emang didesain buat bikin kita betah berlama-lama di aplikasinya. Data kayak: waktu kita menonton, scrolling dan browsing, perangkat yang kita gunakan, rating yang kita kasih buat film, sampai kapan kita nge-pause, rewind, forward, atau skip ketika nonton film yang ngebosenin, data kita juga dipakai tuh.
Dari sini muncul insight buat pengembangan produk Netflix. Gak cuma itu, dari sini juga muncul fun fact yang dirilis oleh Netflix, seperti saat weekdays kebanyakan orang nonton TV Show atau series, dan saat weekend kebanyakan orang memilih menonton film panjang.
Kamu tim yang mana nih? hehe
Itu kan Netflix, perusahaan yang udah gede, kalau konteksnya buat bisnis pemula apa dong?
Jadi menurut Evan, menganalisis data dalam bisnis itu malahan harus dibentuk saat bisnis itu masih baru-baru. Ibaratnya, kita punya patokan buat shift atau putar otak lebih dahulu dibanding nunggu bisnis kita bangkrut. Netflix bisa gede kayak sekarang, karena menerapkan analisis data dari awal berdiri.
Bisa aja dimulai dari kumpulin data kecil-kecilan, kayak feedback pembeli/pengguna, daerah mana sih yang make produk/ jasa kita, ada fitur yang enggak kepake kah, sampe urusan pengalaman yang dirasakan sama market kita. Tapi jangan cuman dikumpulin doang, luangin waktu buat berkomitmen menganalisis ini semua. Inget ya, zaman sekarang, data itu mahal loh 🙂
Buat kamu yang butuh banget informasi dari tokoh-tokoh internasional, silakan pantengin Recap buat ikut webinar lainnya, dijamin diisi oleh pembicara yang keren-keren!