Membangun Toleransi dan Keberagaman Lewat Permainan, CREATE Ajak 8 Sekolah! – Perilaku toleran dan penghargaan terhadap keberagaman di tingkat SMA/MA sederajat tuh emang harus diwujudkan. Nah, oleh karena itu Rombak Media bersama Konsorsium CREATE ngembangin alat ajar berbasis permainan “Kreatoria: Creative Youth for Tolerance”. Pemilihan metode belajar ini mudah-mudahan tepat buat membangun toleransi pada peserta didik. Soalnya, pengemasannya menyenangkan gitu.
Oh ya, kenapa sih kegiatan membangun toelrnasi dan keberagaman ini mesti ada?
Jadi gini, akhir-akhir ini kan kejadian intoleran sering banget terjadi. Pas empati sosial udah gak ada, sulit buat ngeliat dan nerima segala bentuk perbedaan. Akhirnya, ini berujung pada perilaku diskriminasi bahkan perundungan. Data KPAI sepanjang tahun 2016-2020 nunjukkin ada 480 catatan pengaduan terkait korban perundungan yang terjadi di sekolah. Dampaknya pun gak main-main, bisa langsung ke fisik dan psikis. Realitanya, ada berbagai faktor yang memengaruhi hal tersebut juga. Misalnya: Peran satuan pendidikan yang erat sama tren penyeragaman dan bibit provokasi, ujaran kebencian, dan penyebaran informasi melalui media sosial. Sepakat dong kalo perlu ada peredaman dari segala bentuk tindakan intoleransi.. Benih-benihnya sebisa mungkin hilang supaya gak terserap oleh generasi selanjutnya.
Dan Kreatoria: Creative Youth for Tolerance bisa jadi salah satu upaya buat memutus rantai diskriminasi yang terjadi di sekolah
“Kami menyajikan pendekatan berbeda untuk menarik perhatian dan menanamkan nilai-nilai positif pada generasi muda. Kami percaya bahwa generasi ini selalu memiliki potensi untuk melakukan gerakan perubahan, mereka dapat berkarya dan memulai perjalanan sebagai pembawa perdamaian,” Kata Dwita Nugrahanti, Project Manager Rombak Media untuk CREATE.
Kreatoria: Creative Youth for Tolerance adalah alat ajar yang terdiri atas video animasi singkat dan papan permainan. Video animasinya ngejabarin dua konsep utama yang ngenunjang pemahaman peserta didik tentang inklusivitas, yaitu privilese dan interseksionalitas. Video tersebut nampilin tokoh Anton dan Arini yang merepresentasikan ragam perbedaan identitas di Indonesia. Sementara, konsep papan permainan bertujuan buat ngelatih kemampuan berpikir peserta didik secara kritis, gasah rasa empati, dan ngelolaan emosi. Selama berlangsungnya proses permainan, peserta didik harus milih dan nempatin beberapa kartu kata kunci dengan cermat. Tujuannya supaya bisa jadi rangkaian ide karya kreatif. Harapannya, .muncul rasa kepekaan sosial buat ngedorong praktik toleransi dan keberagaman di sekolah.
Baca juga di sini: Ngelawan Perundungan Sekolah Bersama CREATE
Kedua alat ajar tersebut diserahkan langsung kepada 8 sekolah di Jawa Timur dan Jawa Barat
Sekolahnya tuh ada SMAN 8 Malang, SMAN 10 Malang, SMAN 17 Surabaya, SMAN 20 Surabaya, MAN 2 Kota Bandung, SMAN 7 Bogor, SMAN 9 Bogor, dan SMAN 1 Lembang. Buat ngemaksimalin implementasi “Kreatoria: Creative Youth for Tolerance”, Rombak Media nyelenggarain sosialisasi dan pelatihan buat tenaga pengajar di sekolah terkait. Kegiatan ini terselenggara dua kali secara daring, yakni pada 26 Agustus 2022 untuk guru dari sekolah di Jawa Timur. Terus, 3 September 2022 untuk guru dari sekolah di Jawa Barat. Tenaga pendidik yang hadir dapet banyak pengetahuan baru. Apa aja? Pertama, pondasi dan implementasi pembelajaran berbasis permainan di kelas. Terus, pedoman ngajarin nilai toleransi melalui permainan yang digunakan. Dan pastinya berkesempatan langsung mainin alat ajar tersebut. Kegiatan ini juga berkolaborasi sama Ludere Nusantara Gemilang (Ludenara) sebagai organisasi nirlaba yang fokus sama implementasi pendekatan pembelajaran interaktif berbasis permainan. Pastinya ini bertujuan buat peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Terus, apa respons sekolah terhadap kegiatan membangun toleransi dan keberagaman ini?
Sekolah menyambut positif banget. Soalnya ini jadi inovasi dan pendekatan unik buat ngenalin, bahkan ngeinternalisasi toleransi serta keberagaman. “Secara metode, ini bagus untuk anak-anak. Tugas untuk membuat komik, meme, dan video pada dasarnya sudah banyak dilakukan oleh mata pelajaran lain. Tapi dengan kemasan seperti ini menjadi jauh lebih menarik,” kata Akhmad Fauzi, guru mata pelajaran PPKn SMAN 17 Surabaya. Hal senada juga disampein oleh tenaga pengajar dari MAN 2 Kota Bandung. Imas Suryati, pengampu mata pelajaran Bimbingan dan Konseling. Beliau bilang, “Menarik sekali apa yang dipaparkan selama sesi sosialisasi dan pelatihan. Metode game seperti ini membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, baik untuk siswa maupun gurunya.”
Apa itu konsorsium CREATE?
*Konsorsium CREATE merupakan inisiasi Yayasan Hivos yang terinspirasi oleh nilai-nilai humanis bekerja sama dengan Rombak Media, Perkumpulan Pamflet Generasi, Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR), Youth Interfaith Forum on Sexuality (YIFOS), dan Center for Marginalized Communities Studies (CMARs), dengan dukungan dari The United States Agency for International Development. Konsorsium CREATE bersama-sama membuat program yang bertujuan untuk meningkatkan pluralisme dan toleransi di kalangan siswa. CREATE mengadopsi pendekatan berbasis seni dan budaya yang inovatif sebagai titik masuk mempromosikan toleransi dan pluralisme di tingkat sekolah menengah.