Kamu pasti pernah merasa stuck. Memikirkan suatu masalah yang harus segera dipecahkan di pekerjaan, tapi kok ngga ketemu-ketemu ya?
Atau merasa ngga kreatif, padahal ingin banget membantu mencari jalan keluar buat mengolah limbah menjadi bermanfaat. Padahal kamu udah baca belasan buku, memahami puluhan artikel, dan nonton ratusan TEDx Talk untuk menginspirasi kamu.
Untuk itu, mari kita jalan-jalan sebentar ke kebun. Hirup udara segarnya, lihat kanan-kiri, banyak bunga-bunga cantik. Rasanya betah dan adem sekali. Pikiran jadi lebih segar karena cerah. Banyak matahari masuk ke dalam taman. Kenapa? Karena kebun ini dirawat dan dijaga.
Kita pun begitu. Kita harus bisa berkebun di pikiran sendiri.
Setelah kita merapikan kebun pikiranmu, pasti kerja otakmu lebih maksimal.
Kok bisa begitu?
Di otak kita ada syaraf-syaraf yang saling berhubungan satu sama lain untuk sebuah aktivitas atau keahlian. Semakin sering mereka berhubungan, semakin kuat pula sirkuitnya. Artinya, kita semakin ahli. Makanya, kita harus terus berlatih bahasa Esperanto supaya semakin jago. Namun, belajar ternyata terletak lebih dari sekadar pengulangan.
Ya, kita juga harus memangkas hal-hal yang ngga penting di otak kita.
Tentu saja kamu ngga bisa menemukan cara mengolah limbah yang bermanfaat, karena otakmu sudah overload dengan informasi dan referensi yang kamu dapatkan. Jadi, kamu harus memangkasnya. Dan ajaibnya, otak kita sudah punya personel sendiri untuk melakukan itu.
Jadi, selain sel-sel Glial si Tukang Kebun, otak kita juga punya sel-sel Mikroglial si Pemangkas. Si Pemangkas inilah yang memangkas koneksi-koneksi sinaps yang rapuh dan ngga berguna di otak. Semakin jarang dipakai koneksi ini, semakin si Pemangkas bisa mencirikan bahwa koneksi inilah yang harus dieliminasi. Proses eliminasi inilah yang memberi ruang untuk otakmu membuat koneksi baru yang lebih kuat.
Ngga jauh beda saat kita mau upgrade OS terbaru tapi memori hp-nya penuh.
Gimana caranya?
Tidurlah Tidur Bidadari Kecilku
Saat otak kita terlalu penuh dengan informasi, misalnya mengerjakan proyek baru yang menantang atau mulai membangun startup, otak kita bisa jadi mendung. Karena banyak sinaps-sinaps yang telah terbangun saat mencari referensi, tapi info-info yang ngga penting pun ngga terpangkas.
Saat kita tidur, si Pemangkas bekerja merapikan isi otakmu. Dahan-dahan yang udah layu dan berpenyakit digunting, supaya dahan-dahan baru yang segar bisa tumbuh. Dengan begitu, sinar matahari bisa masuk ke dalam kebunmu. Sinar inilah yang membuatmu lebih kreatif.
Tidur yang berkualitas memastikan bahwa koneksi-koneksi syaraf di otakmu akan lebih mulus dan kamu bisa bekerja dengan lebih efektif dan efisien. Kamu lebih siap belajar.
Jadi, kalau kamu merasa mumet dan dikejar waktu, lebih baik kamu tidur dibandingkan memaksa mencari insight. Kemungkinannya, insight itu akan datang setelah dapat tidur yang berkualitas. Biasakanlah untuk tidur, ya. Semua akan baik-baik saja.
Praktikkan Mindfulness
Kabar baiknya, kamu juga punya kontrol terhadap apa yang akan dipangkas oleh si Pemangkas saat tidur.
Karena koneksi sinaps yang lemah dan jarang dipakai adalah yang akan terpangkas, kamu perlu untuk sering-sering menyadari hal yang kamu pikirkan. Bijaksanalah akan apa yang perlu untuk dipikirkan (cara mengolah limbah) dan tidak perlu untuk dipikirkan (makan siang apa ya?). Semakin sering dipikirkan secara sadar, sirkuit itu semakin kuat dan saat bangun tidur, sirkuit tersebut bisa punya ruang lebih untuk bercabang.
Jika kamu mulai melatih langkah-langkah ini, yakin deh kamu bakal lebih produktif dan kreatif.
Referensi: Fast Company