Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Memahami Sikap Empati Itu Perlu, Biar Gak Jadi Toxic!

Ade I. SakinabyAde I. Sakina
29/04/2021
in Inner Space
0
Dalam menjalin hubungan sosial, sikap empati menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Sikap ini membantu kita supaya bisa memahami keadaan orang lain.

Dalam menjalin hubungan sosial, sikap empati menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Sikap ini membantu kita supaya bisa memahami keadaan orang lain | Illustrasi Oleh: Alya Rosidi

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam menjalin hubungan sosial, sikap empati menjadi sesuatu yang sangat diperlukan. Sikap ini membantu kita supaya bisa memahami keadaan orang lain. Khususnya, di keadaan yang kurang menyenangkan bagi seseorang. Cuma ada satu hal yang harus kita patut sadari, bersikap empati pun harus ada batasannya. Kita tidak bisa juga secara berlebihan memberikan atau mengekspresikan sikap empati. Soalnya lama-kelamaan, sikap empati yang seharusnya baik, malah jadi toxic empathy.

Apa tuh toxic empathy?

Di artikel ini tertulis bahwa toxic empathy adalah sikap empati yang terlalu merasa bahwa perasaan orang lain sepenuhnya tanggung jawab kita. Ketika kita sudah berada di level ini, kita bukan lagi di tahap menjadi pendengar yang baik, ataupun pemberi sebuah solusi. Namun, kita memikirkan kondisi orang lain dengan sangat intense, misalkan, ketika orang lain stress, kita juga jadi ikutan stress. Sikap empati yang seharusnya baik tujuannya, malah menjadi boomerang untuk kita sendiri. 

Kapan kita tahu bahwa sudah ada di level toxic empathy?

Caranya bisa dengan after effect yang kita rasakan setelah mendengar cerita atau melihat keadaan orang lain. Bisa juga dengan reaksi yang kita berikan terhadap dua kondisi tersebut. Apabila after effect atau reaksi kita berlebihan, seperti kita menjadi cemas, terganggu, dan menjadi overthinking. Trus, kita merasa menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas semuanya, berarti sudah termasuk toxic empathy, tuh.

Gimana caranya supaya gak mengalami toxic empathy?

Pertama, jangan mencari tahu lebih detail tentang perasaan atau kondisi orang lain, the less you know is the best. Hal ini dapat mencegah semakin banyak informasi yang kita peroleh. Kedua, set the boundaries. Kita harus menetapkan batasan personal, atau sejauh mana kita bisa terlibat. Bisa juga dengan membuat sebuah pipeline, maksudnya kita sudah menandai tindakan yang akan dilakukan dan apa dampak yang mungkin kita rasakan. 

RelatedPosts

Apa Itu Eating Disorder? Yuk, Cari Tau Juga Gejala dan Penyebabnya!

Apa Itu Mindfulness? Dan Ampuh Gak Sih Buat Menghilangkan Stres?

Ketiga, belajar untuk mengatakan “tidak”. Kita tidak bisa terbebani dengan perasaan untuk terus membantu orang lain. Jujur kepada diri sendiri itu penting, kita harus tahu kapan harus membantu, dan sebaliknya. Terakhir, pikirkan bahwa kita tidak bisa bertanggung jawab untuk perasaan dan kondisi orang lain. Kita harus sadar bahwa tidak semua hal bisa kita kontrol, dan berjalan sesuai dengan apa yang kita ekspektasikan.

Baca juga di sini: Empati Bukan Cuma Perasaan, Tapi Juga Keterampilan 

Jadi, jangan berlebihan dalam mengekspresikan sikap empati, ya!

Kalo yang namanya berlebihan, pasti gak akan baik, apapun itu. Niat kita mau berempati untuk meringankan beban orang lain, tapi kenapa justru menjadi beban baru untuk diri sendiri. Jangan sampai kita mengalami perasaan seperti itu. Tapi, jangan juga karena terlalu khawatir dengan toxic empathy kita malah gak mau berempati. Boleh saja, asalkan tau batasan dan kemampuan diri sendiri.

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: #empati#innerspace
Previous Post

Sikap Empati di Dunia Kerja: Penting Hukumnya!

Next Post

Q&A: Ngobrolin Rencana Keuangan Bareng MiPOWER

Next Post
Rencana Keuangan Gen Z

Q&A: Ngobrolin Rencana Keuangan Bareng MiPOWER

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d