Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (1)

Mauren FitribyMauren Fitri
03/03/2016
in Opinion
1
Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (1)

HOLTVILLE, CA - OCTOBER 08: Mexican agricultural workers cultivate romaine lettuce on a farm on October 8, 2013 in Holtville, California. Thousands of Mexican workers cross the border legally each night from Mexicali, Mexico into Calexico, CA, where they pick up work as agricultural day laborers in California's fertile Imperial Valley. Although the Imperial Valley, irrigated from water diverted from the Colorado River, is one of the most productive agricultural areas in the United States, it has one of the highest unemployment rates in California, at more than 25 percent. Mexican farm workers commute each day from Mexicali to work in the fields for about $9 an hour, which many local U.S. residents shun as too low pay. (Photo by John Moore/Getty Images)

Share on FacebookShare on Twitter

Apakah spesies kita, Homo Sapiens, mengalami pelemahan? Dan tragisnya, kemajuan teknologi dan peradaban kita lah yang melemahkan diri kita sendiri.

Pikiran ini muncul saat gw pertama kali membaca artikel tentang hubungan meningkatnya penggunaan produk-produk “antikuman” dengan kasus alergi dan asma. Alergi dalam penjelasan sederhananya adalah imunitas yang LEBAY. Misalnya, dalam kasus alergi debu atau serbuk bunga. Debu atau serbuk bunga yang sebenarnya harmless, tidak berbahaya, bagi sebagian orang dianggap musuh besar, sehingga timbul reaksi bersin terus-terusan.

Terus apa hubungannya dengan penggunaan produk-produk antikuman, seperti sabun antikuman, tisu antikuman, gel antikuman, dan sejuta produk antikuman lainnya?

Para ilmuwan sudah lama mencurigai bahwa meningkatnya kasus alergi diantara anak-anak di negara maju adalah karena meningkatnya penggunaan produk antikuman di rumah tangga. Fenomena ini disebut “The Hygiene Hypothesis”: semakin higienis dan steril tempat anak bertumbuh, maka semakin besar resiko sistem imunitas si anak menjadi lebay, dan akhirnya makin rentan alergi.

Baca juga: Kenapa Kita Belajar Sejarah?

RelatedPosts

Sekali-kali Kita Keluar dari Zona Mimpi

Libra Cryptocurrency: Is it a Good Crypto (or Not)?

Image: agoramedia.com
Image: agoramedia.com

Sistem imunitas adalah sistem yang “belajar”. Tidak ada manusia yang terlahir dengan sistem imunitas dengan paket antivirus komplit. Sama dengan antivirus komputer, databasenya harus selalu diupgrade, begitu juga seorang manusia membangun database “musuh” secara gradual, sejak kecil. Secara sederhana, Hygiene Hypothesis berkata bahwa lingkungan anak yang terlalu steril membuat sistem imunitasnya tidak “berkenalan” dengan macam-macam mikroorganisme. Produk antikuman membunuh semua jenis mikroba, padahal sebenarnya ada mikroba baik di luar sana yang juga harus dikenal oleh sistem imunitas. Akibatnya, ketika bertemu hal sederhana seperti debu, bulu kucing, atau cowok buaya, sistem imunitasnya literally menjadi NORAK dan bereaksi lebay – dan timbul reaksi alergi berlebihan.

Bandingkan dengan anak-anak kecil generasi orang tua atau kakek kita yang gak kenal banyak produk antikuman, dan sering main di luar. Sejak kecil mereka kenal kotoran, debu, binatang, dll., sehingga sistem imunitasnya “belajar” sejak kecil, membedakan ancaman serius dan tidak. Alhasil, insiden sistem imunitas menjadi norak dan lebay lebih kecil dari generasi sekarang. (Artikel: www.nhs.uk)

Baca juga: Prodigy, Bakat, atau Kerja Keras?

Hygiene Hypothesis ini juga tampak sejalan dengan temuan bayi yang lahir secara operasi Caesar memiliki resiko menderita alergi jauh lebih tinggi dari yang lahir normal. Diduga proses kelahiran normal (vaginal) justru membuat bayi harus terekspos dengan berbagai bakteri dari usus dan vagina ibu, sehingga membuat sistem imunitas bayi mulai “berkenalan” dengan mikroba, biar gak norak nantinya. (I can never imagine saying this, but apparently getting born in shit is good to us. (Artikel: webmd.com)

Tentunya Hygiene Hypothesis tidak serta merta diartikan anak kecil harus kotor-kotoran terus. Bagaimana pun juga kuman jahat dan berbahaya juga harus dihindari. Hanya ternyata kita relatif baru menyadari bahwa manusia yang tumbuh secara terlalu steril justru bisa merugikan di jangka panjang. Sistem imunitas kita harus bertemu dunia nyata dengan berbagai macam penghuni mikroba-nya agar kita lebih kuat. So here’s an irony: kondisi terlalu higienis justru melemahkan kita. (Tampaknya slogan deterjen Dirt Is Good itu ada benarnya ya.)

Gw jadi mikir, apakah hipotesis biologi di atas bisa juga di-apply ke kondisi mental dan psikologi kita. Apakah kita sedang melemahkan mental spesies kita dengan membuat “lingkungan mental” yang terlalu steril? Apakah kita sedang menciptakan generasi manusia dengan “imunitas mental” yang norak dan lebay?

Baca juga: Pro Kontra LGBT, Salah Siapa?


Artikel ini ditulis oleh Henry Manampiring dan sebelumnya dipublikasikan di blog pribadi Henry

Image header credit: cdn2.vox-cdn.com

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: antikumanblokir situsblokir tumblrbullyedukasiLGBTrombak pola pikir
Previous Post

Mental Peminta

Next Post

Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (2)

Next Post
Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (2)

Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (2)

Comments 1

  1. Ping-balik: Melemahnya Spesies Kita: Antikuman, Bully, dan Blokir (2) | Ziliun
No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

 

Memuat Komentar...
 

    %d