Pasca 2020 kemarin, nggak sedikit ya dari kita yang sadar gimana pentingnya tabungan dan investasi? Ada yang ketampar abis-abisan dan ada yang masih santai juga kayaknya buat ngadepin tahun 2020. Pastinya semua tergantung keadaan dan tabungan masing-masing.
Ngomongin tabungan, sadar atau nggak, sekarang udah banyak banget ya orang yang melek soal dunia investasi. Bukan tabungan biasa yang konvensional, investasi justru sifatnya bisa menaikkan jumlah uang kita atau bisa juga sebaliknya. Intinya, pasti nggak akan jauh-jauh dari yang namanya risiko untung ataupun rugi.
Makanya nih, penting banget buat kita untuk bisa memprediksi dan jaga-jaga kalo mau terjun langsung ke dunia investasi. Terutama untuk orang awam kayak kita, apalagi kalo nggak punya penasehat keuangan. Punya strategi yang pas adalah kunci biar bisa mengoptimalkan uang dengan return yang maksimal.
Bukan ikut-ikutan, tapi apa ya kira-kira produk investasi yang bakalan rame di tahun 2021?
Mari kita samain persepsi kita soal 2021 ke depannya bakalan kayak apa. Balik ke 2020, kita udah tau banget nih, isinya pasti nggak jauh-jauh dari Covid-19 dan imbasnya resesi.
Tapi, tenang. Nggak sama kayak 2020, tahun 2021 isinya cenderung soal vaksin Covid-19 yang udah pasti bakalan berimbas sama pemulihan ekonomi yang kemarin sempet jatuh sejatuh-jatuhnya.
Kita semua tahu, lambat laun ekonomi pasti membaik kalau sudah ada vaksin. Kalau dijadiin kurva, titiknya udah mulai naik yang artinya siklus ekonomi lagi ada di atas. Keadaan kayak gini, biasanya bikin orang lebih antusias, permintaan akan semakin banyak yang berimbas produk investasi yang sifatnya agresif pasti sangat dicari-cari dan tentunya dengan resiko yang lebih tinggi. Contoh produk agresif tadi kayak saham, reksadana saham/index, dan P2P lending.
Baca juga: Manajemen Ekspektasi, Tips Ampuh Mencegah Sakit Hati!
Mari bahas satu persatu.
1. Saham dan Reksadana Saham/Index
Saham, artinya kita jadi bagian dari suatu perusahaan. Bedanya sama reksadana saham, saham yang kita ambil bakalan diatur sama manajer investasi dan reksadana index adalah kumpulan dari hasil pukul rata dari sekumpulan perusahaan. Tapi, point dari semuanya sama aja kok.
Terus, kenapa bisa jadi inceran? Karena saat ekonomi membaik biasanya akan ada permintaan yang tinggi juga. Dalam keadaan kayak gini, saham cyclical performanya akan lebih baik dari pada yang defensif. Singkatnya, saham cyclical adalah saham yang permintaannya bakalan tinggi pas ekonomi juga lagi tinggi-tingginya sedangkan saham defensif lebih konsisten dan pendapatannya stabil.
Contoh yang bisa kita lihat dari saham cyclical itu kayak properti, infrastruktur, tambang, dan lain sebagainya. Sayangnya, jenis saham yang kayak gini nggak akan terlalu cocok untuk jangka panjang. Makanya, kita harus pastiin dulu, sebenernya profil resiko yang kita punya itu seperti apa dan tujuan investasi kita seperti apa.
2. P2P Lending
Saat ekonomi membaik, pasti nggak sedikit orang yang bakalan buka usaha. Dari sekian banyak orang yang ingin buka usaha, sebagian dari mereka ada aja yang masih ngandelin modal dari orang lain dan disinilah P2P lending bekerja. Ketika banyak permintaan, usaha makro maupun mikro akan berjalan dan dari sini kita bisa simpulkan risiko gagal bayar akan semakin kecil dengan return yang tinggi.
Dari produk investasi dan kondisi yang sudah dijelaskan tadi, nggak sedikit juga loh yang akhirnya pinjam sana sini demi mendapatkan untung dari investasi supaya nggak kelewatan sama yang lain. Untuk point yang ini jangan diikutin ya, karna kalau rugi bisa bikin pusing sendiri.
Kalau dari temen-temen sendiri, produk investasi apa sih yang bakalan bagus buat tahun ini?