Mungkin kalo kalian perhatiin, di media sosial sekarang lagi rame banget muncul berbagai postingan yang nunjukin kegiatan belajar atau kerja secara daring, fasilitas publik yang mendadak jadi sepi karena orang-orang memilih untuk tinggal di rumah doang, stok persediaan sabun pencuci tangan atau hand sanitizer yang udah mau abis di pusat perbelanjaan, atau kritik sana-sini tentang pelayanan kesehatan yang seharusnya bisa ditingkatin lagi performanya guna penyebaran virus Corona dapat ditekan.
Yap, seenggaknya kondisi yang kayak gitu bisa ngasih gambaran gimana keadaan saat ini akibat virus Corona, banyak aspek di dalam kehidupan kita yang terpengaruh, mau itu secara langsung atau pun enggak, dan kita sendiri pun gak punya banyak pilihan untuk “menghindar” dari semua perubahan yang muncul dengan cepat dan mendadak ini.
Tapi sayangnya, disisi lain gak semua kelompok masyarakat udah beneran siap buat survive di kondisi sekarang, misalkan nih permasalahan klasik kalo udah ngomongin hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas daring, apalagi kalo bukan akses internet yang baik, kesiapan sekolah buat nyelenggarain sistem belajar secara daring, atau lebih sederhananya lagi, kita ga bisa denial kalo masih banyak yang mikir “ngapain beli paket internet sampe 100.000, mending buat beli kebutuhan dapur” karena buat sebagian besar orang, paket internet masih tergolong kebutuhan tersier, alias kebutuhan yang bisa dianggap mewah, dan levelnya diatas kebutuhan primer serta sekunder.
Kebayang kan, anak-anak sekolah yang libur dan sistem belajarnya harus pake internet, tapi mereka sendiri ga punya kemampuan untuk beli paket internetnya. Atau kondisi psikis masyarakat yang cenderung jadi cepet panik kalo berita tentang virus Corona, alhasil bukannya malah teredukasi, malah jadi makin bingung, kemakan sama berita dengan judul click bait, bikin asumsi sendiri seolah dirinya ahli kesehatan, nah itu bisa jadi tanda kalo masyarakat belum sepenuhnya siap dengan kondisi sekarang. Tapi gak bisa disalahkan juga sebenarnya, toh virus Corona ini datangnya gak pake permisi atau bilang punten, langsung datang dan menyebar dalam waktu relatif singkat, jadinya banyak yang gelagapan.
Tapi kalo boleh mengutip jargonnya Liverpool, “You Never Walk Alone”, kita gak sendirian dalam menghadapi virus Corona ini guys, bareng-bareng kita mesti ngelakuin sesuatu yang konkrit, ga cuma spik doang. Itu juga yang diamini sama beberapa startup di Indonesia yang mulai memperluas fokusnya ke pengurangan dampak virus Corona, karena sadar kali ya, kalo tugas buat nyari solusi menghadapi virus Corona tuh bukan cuma tugas pemerintah aja.
Saatnya kita cari tau mereka siapa aja!
Perusahaan Startup yang dibangun dengan beragam visi dan misi, platform yang bervariasi, dan target customers yang berbeda-beda, akhirnya memutar otak, bukan cuma terkenal karena suka mutar otak buat “bakar duit”, tapi juga mutar otak buat ngasih fasilitas untuk menghadapi virus Corona ini yang sesuai dengan profil perusahaan mereka. Emangnya startup aja sih? Untuk pendidikan, ada aplikasi Ruangguru, Zenius, Pahamify, Quipper dan Sekolahmu yang ngasih layanan belajar gratis, gak tanggung-tanggung lagi, ada puluhan ribu lebih video materi pembelajaran yang bisa diakses secara gratis selama sistem belajar secara daring dijalankan, dan yang lebih mantap jiwa adalah provider Telkomsel yang bekerjasama dengan Ruangguru ngasih kuota secara cuma-cuma buat penggunannya ngekases video materi pembelajaran Ruangguru.
Serupa tapi tak sama, aplikasi Sekolahmu digaet oleh Gojek buat ngasih pelatihan ke mitra mereka, yaitu abang driver kesayangan kalian, tentang kewirausahaan, kuliner, finansial, hingga mini internship.
Gak mau ketinggalan, startup yang fokus ke crowdfunding, Kitabisa.com, secara resmi menyatakan mulai membuka open donation kepada tenaga medis yang merawat pasien Corona, selain bentuk dari antisipasi terhadap tenaga medis yang tewas akibat virus Corona, ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada mereka yang ikut berjasa dalam “melawan” virus Corona. Dari total dana yang ditargetkan untuk dikumpulkan, yakni sebesar Rp 500.000.000,00 sekitar 50% sudah berhasil masuk, dengan total dana sekitar Rp 250.000.000,00 kurang dari dua hari. Fantastis!
Dan gak perlu diprediksi, aplikasi kesehatan Halodoc, pasti sudah sangat gercep di kondisi sekarang. Pihak Halodoc menyiapkan 20.000 dokter yang dibekali edukasi khusus Corona dan didukung oleh protokol resmi, jadi bisa dibilang mereka sudah standby dan kemampuan dokternya untuk melakukan diagnosis gak usah diragukan lagi. Terusssss, ada satu hal lagi yang dibutuhin masyarakat, apa hayooo? Yapppp, sumber informasi, pernah nonton video di channel Kok Bisa? nah kalo belum, buruan cek deh, disana ada video yang ngejelasin serba-serbi kasus virus Corona yang dikemas dengan animasi dan penjelasan yang menarik, misalkan seberapa bahaya sih virus Corona atau kemungkinan ditemukannya vaksin buat “memusnahkan” virus ini.
Nah dengan adanya video kayak gitu, diharapkan bisa ngasih informasi yang berbasis ilmiah ke masyarakat, bukan modal “katanya” ajaaa….Masyarakat tuh berhak buat menerima informasi yang tepat dan akurat, karena itulah fungsi media hadir buat ngasih edukasi kepada masyarakat, tapi edukasi yang bener lho yaaa….bukan edukasi yang ngawur. Nah artikel ini contohnya, Ziliun sih pengennya, abis baca ini insight kalian bakal meningkat tentang isu virus Corona. Ssssttt sekalian promosi yah, bakal ada artikel terkait virus Corona yang kamu butuhin banget besok, sekalian promosi gak apa-apa kan? Hehehehe.
Sama sekalian mau ngasih tau juga kalo Tempo Institute lagi buka kelas online gratis, iya kalian gak salah baca, g-r-a-t-i-s, dengan mengusung semangat jurnalisme, tema kelas yang ditawarin tuh ada kelas menulis berita tentang bencana dan perubahan iklim, menulis artikel popular ilmiah dengan bahasa yang ciamik, dan kelas menulis motivation letter beasiswa. Tunggu apalagi, buruan daftar di tempo-institute.org/kelastanpabatas, yuk sikatttt!
Hmmm…kayak Avengers yang barengan ngelawan Thanos, startup di atas juga lagi barengan “ngelawan” virus Corona dengan cara dan kebijakannya masing-masing, semoga nih yaa akan lebih banyak lagi startup yang juga mulai “melek” sama virus Corona ini, ga cuma diliat dari sisi kerugiannya, karena hello siapa sih yang gak rugi dengan kondisi orang-orang pada khawatir dengan aktivitas yang mulai dikurangi, iya gak? Tapi kadang good things may come in worst condition, ceilah…….jadi yah semoga startup mulai menghasilkan good things versi mereka masing-masing yang nantinya berguna buat kepentingan orang banyak.
Hmmm, jadi ngebayangin nih, kalo kayak Avengers, kira-kira Ziliun cocoknya jadi apa yah? Iron Man, Thor, Captain Marvel, atau malah Ant-Man? Hahahaha.
—
Ditulis oleh: Ade Irma Sakina
Disunting oleh: Azwar Azhar