Waktu itu gue pernah menulis tentang pentingnya melakukan yang terbaik saat ini juga dan di tempat ini juga. Sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan, baik untuk membantu diri kita sendiri, maupun untuk membantu orang lain. Di dalam tulisan itu juga, gue pernah menyinggung tentang betapa tidak terlalu pentingnya sebuah mimpi dibanding proses terbaik yang bisa kita usahakan sekarang. Namun yang sangat disayangkan, ternyata proses mengesampingkan mimpi kita ternyata membuat kita terlalu menikmati leha-leha setiap harinya dan menjadi terlena dengan kemalasan.
Terlalu banyak manusia di muka bumi, kita bukanlah apa-apa
Di antara 8 milyar manusia yang saat ini sedang hidup di dunia, apa artinya kita sebagai sebuah sosok yang sangat kecil dibanding total manusia itu? Satu orang manusia tidak lebih mudah terlihat di antara manusia lainnya dibanding ketika mencari jarum di dalam jerami. Artinya, kita tidak akan terlihat lebih menonjol dibanding manusia lainnya dari ke-8 milyar manusia tersebut.
Di samping itu, kita sebagai manusia hanya dapat hidup di satu tempat dan tidak mungkin untuk berpindah-pindah setiap detiknya. Jadi setidaknya, ada satu lingkungan yang kita berada di dalamnya dalam selang beberapa menit. Apalagi seperti saat pandemi sekarang, mobilisasi kita semakin dibatasi yang berakibat kita hanya diperkenankan tinggal di dalam rumah saja. Kalau sudah dipersempit lingkungan hidupnya seperti ini, rasanya lebih memungkinkan untuk menjadi terlihat menonjol di antara beberapa orang yang terlibat di dalam komunitas lingkungan kita.
Baca juga: Gaya Hidup Instan: Paling Cepat Belum Tentu Paling Tepat
Menghidupkan kehidupan kembali
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan hidup sebagai: masih terus ada; bergerak; dan bekerja sebagaimana mestinya. Lantas apabila kita hanya bermalas-malasan dan tidak melakukan apa, apakah masih bisa disebut hidup? Apakah bermalas-malasan sudah menjadi bagian dari “bekerja sebagaimana mestinya”? Kalau kita adalah manusia yang bisa bertahan tanpa makanan setiap hari, bisa dikatakan iya.
Nyatanya tidak ada sarapan, makan siang, dan makan malam yang gratis. Semua membutuhkan biaya, dan tentu kita harus bekerja untuk memenuhi segala kebutuhan keseharian kita. Baiklah jika saat ini kebutuhan kita masih ditopang oleh orang tua, tapi apakah ini akan terus berlangsung selama hidup kita? Jangan berpikir tentang kita adalah anak orang kaya 7 turunan, orang tua kita tidak akan hidup selamanya dan tetap kitalah yang harus melanjutkan sendiri.
Jadilah manusia yang hidup seutuhnya. Bangkit dan lakukan pekerjaan yang bisa bermanfaat untuk kita di kemudian hari sekarang juga. Jadikan detik ini sebagai waktu yang berharga, dan coba mulai pikirkan bagaimana detik ini bisa berdampak positif pada detik yang akan kita jalani selanjutnya. Tidak ada waktu untuk berkata ‘nanti’. Buku di lemari sudah menanti untuk dibaca, materi perkuliahan sudah mengantre untuk dipahami.
Bingung masih mau ngapain? Coba bantu orang lain
Kalau sampai paragraf ini kamu masih bingung harus ngapain, atau ternyata semuanya sudah selesai kita lakukan, coba tawarkan bantuan kepada orang lain. Mulai lah berbaur dengan orang di sekitar kita. Bersikap rendah hati dan coba untuk bertanya apa yang bisa kita lakukan untuk mereka. Barangkali dengan kita membantu orang lain, ada ilmu baru yang akan kita dapatkan. Jangan sampai kehadiran kita di tengah lingkungan kita sama seperti ketidakhadiran kita, artinya kehadiran kita tidak ada apa-apanya bagi orang lain. Jika kita ikhlas membantu orang lain, percayalah bukan hanya orang lain saja yang diuntungkan, melainkan juga diri kita.
Tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malasan
Meskipun sebenarnya ada 1001 alasan untuk bersantai-ria, tapi coba pikirkan kembali bagaimana nantinya kalau kita terbiasa untuk hidup serba santai. Hasrat untuk bersemangat akan hilang secara perlahan, kegiatan yang akan kita lakukan nantinya tidak akan lagi dilakukan secara totalitas. Kita akan memiliki kebiasaan menggampangkan sesuatu alih-alih melakukan yang terbaik untuk mendapat hasil yang terbaik.
Semoga kita, tidak jadi manusia hidup yang mati ya 😀