Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Mana yang Lebih Penting, Proses atau Hasil?

PutribyPutri
22/10/2014
in Tak Berkategori
0
Share on FacebookShare on Twitter

Saat lo gagal, orang-orang menghibur lo dengan bilang “Udahlah, gak apa-apa, yang penting itu proses, bukan hasil.”

Kalau lo gagal sekali, mungkin lo masih bisa nerima saran kayak gitu, tapi kalau udah berkali-kali coba dan gak ada hasilnya, bukannya capek juga?

“Kalau gue berproses terus dan gak ada hasil, buat apa juga, bro?”

Sekarang bingung kan jadinya, lebih penting proses apa hasil, sih?

RelatedPosts

Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif

Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?

Sebenarnya, jawabannya bakal lo temuin kalau lo coba identifikasi apa sih yang dimaksud “proses” dan “hasil” itu?

Hasil itu, simply, adalah cita-cita atau mimpi atau tujuan yang lo mau raih (semuanya pada tahu lah ya).  Gue sendiri lebih suka menyebut hasil dengan istilah yang lebih keren, yaitu state of being. Apa sih state of being?

Baca juga: Art vs Design

State of being adalah suatu keadaan atau situasi di mana lo “telah menjadi” sesuatu, misalnya cita-cita lo adalah jadi entrepreneur yang punya perusahaan dengan profit paling kecil 4 milyar setahun. Maka, ini adalah state of being yang lo cita-citakan: menjadi entrepreneur yang menghasilkan untung 4 milyar setahun. Ini adalah hasil yang lo harap-harapkan dari usaha lo.

Sementara itu, ada yang namanya proses. Proses, bagi orang umumnya, diartikan sebagai jalan menuju ke hasil atau cita-cita yang diharapkan. Gue lebih suka menyebut proses sebagai state of becoming, yaitu keadaan di mana seseorang terus-menerus berusaha “becoming something” atau terus-menerus “berusaha menjadi” sesuatu.

Mungkin sekarang lo jadi bingung. Apa bedanya dong state of being dan state of becoming, kalau dua-duanya sama-sama “menjadi”?

Baca juga: Coming (Hopefully) Soon: Smart City

Coba lihat lagi penjelasan tentang state of being dan state of becoming. State of being atau hasil adalah keadaan di mana lo “telah” menjadi sesuatu, sementara state of becoming atau proses adalah keadaan di mana lo terus-menerus “berusaha” menjadi sesuatu.

State of being atau hasil berfokus kepada target pencapaian, sementara state of becoming atau proses berfokus kepada usaha. State of being itu sifatnya statis, sementara state of becoming sifatnya dinamis. Saat lo berfokus semata-mata pada state of being, maka lo kemungkinan akan frustrasi saat tujuan lo gak tercapai (agh! profit gue kok stuck di 1 milyar terus, sih?) atau justru berhenti di saat tujuan lo sudah tercapai. Misalnya, saat lo sudah menjadi pengusaha dengan keuntungan 4 milyar setahun, perusahaan lo malahan jadi stagnan.

Di sisi lain, saat lo fokus akan state of becoming, atau proses, maka lo akan berusaha terus-menerus memenuhi identitas lo sebagai entrepreneur. Mau gak untung 4 milyar kek, mau rugi atau bangkrut kek, yang penting bagi lo adalah melakukan sesuatu yang bikin diri lo merasa sebagai seorang entrepreneur. Kalau lo fokus akan state of becoming, maka saat lo sudah mencapai target lo pun, lo tidak akan berhenti sampai di situ.

Baca juga: Strategi Korporat yang Mesti Dicuri: Cara Pertamina Dorong Inovasi

Sekarang lo ngerti kenapa orang bilang proses lebih penting daripada hasil? Alasannya karena, gak seperti hasil, proses tidak memenjarakan lo dalam suatu situasi ideal. Walaupun hasil penting, tapi proses lebih penting, karena kalau proses menjadi titik berat semua usaha lo, maka lo tetap akan berusaha apapun yang terjadi.

Dan kadang, tanpa disangka, proses yang lo jalani akan membawa lo ke hasil yang lebih baik, yang gak pernah lo bayangkan sebelumnya. Misalnya, lo selama ini bermimpi untuk punya usaha kuliner. Setelah gagal terus usaha kuliner, lo dihadapkan akan suatu opportunity untuk berbisnis di bidang e-commerce, dan ternyata berhasil.

“State of becoming”-nya para tuna netra ini, bakal lebih panjang prosesnya, ya

(image: changeprocessdesign.wordpress.com)

Banyak banget kasus di mana orang-orang yang berfokus pada proses atau state of becoming mendapatkan hasil yang jauh lebih baik daripada yang mereka aim, atau setidaknya mereka jadi mengeksplor skill yang mereka gak pernah punya sebelumnya.

Jadi, next time lo gagal dan ada yang bilang sama lo ‘Udahlah, gak apa-apa, yang penting itu proses, bukan hasil’, dengerin orang itu, karena yang paling penting adalah state of becoming, bukan state of being.

Baca juga: Nggak Usah Takut Dibilang Pencitraan

Header image credit: grassrootssuccess.net

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: Articlesbelajarpola pikirstrategisukses
Previous Post

Moonshot Thinking: Menyasar 10 Kali Lipat Kesuksesan, Bukan 10% Peningkatan

Next Post

SFpark, Inovasi Smart Parking di San Fransisco

Next Post

SFpark, Inovasi Smart Parking di San Fransisco

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d