Bertanya adalah pintu ke mana saja. Dengan bertanya kita bisa mendapat wawasan, melihat peluang, dan menjalin hubungan baik dengan orang lain. Hal-hal ini tentunya menunjang kita untuk berkembang dalam karier yang sedang kita bina, serta mampu mengonfirmasi berbagai rasa penasaran, kekhawatiran, dan ketakutan yang bisa jadi tidak kita temukan jawabannya tanpa bertanya. Singkatnya, dengan bertanya kita jadi tidak tersesat di pikiran sendiri.
Sayangnya, tidak semua orang senang atau bisa bertanya. Secara umum, orang menjadi tidak bertanya (atau bertanya-tanya) karena beberapa alasan. Misalnya, orang-orang yang egosentris lebih senang membicarakan dirinya sendiri, sehingga tidak memiliki rasa penasaran tentang hal atau orang lain. Orang yang terlalu percaya diri juga biasanya merasa sudah mengetahui semua hal yang ia perlu ketahui, jadi tidak merasa membutuhkan wawasan lain. Namun, yang paling sering terjadi, orang menjadi tidak bertanya karena takut. Hal ini bisa terjadi karena mungkin pada dasarnya mereka adalah orang yang pemalu atau pencemas, tetapi mungkin juga mereka memilih untuk tidak bertanya karena takut dicemooh karena pertanyaannya dianggap konyol atau ngga penting.
Padahal, tidak ada pertanyaan yang bodoh. Yang ada hanya pertanyaan yang dikemas dengan tidak tepat.
Ya. Ternyata, bertanya pun membutuhkan keahlian. Bagi kamu yang sering penasaran atau butuh bertanya, tetapi ragu-ragu untuk bertanya, inilah cara-cara bertanya yang benar yang bisa kamu latih dan kembangkan seiring waktu:
Tindak lanjuti dengan pertanyaan tindak lanjut
Bahasa kerennya adalah follow up with follow-up questions. Artinya, kamu perlu bertanya lebih jauh tentang pernyataan atau jawaban lawan bicaramu. Di antara cara bertanya lainnya, follow-up questions adalah jenis pertanyaan paling berpengaruh. Soalnya, dengan menindaklanjuti, kita telah menunjukkan ketertarikan terhadap apa yang dikatakan orang lain. Dengan begitu, lawan bicara akan merasa didengar dan dihormati, dan ini akan membuat hubunganmu dan lawan bicara menjadi lebih baik.
Selain itu, tipe bertanya ini ngga membutuhkan banyak persiapan karena didasarkan pada apa pun yang diungkapkan lawan bicara selama percakapan. Oleh karena itu, kita harus mendengarkan lawan bicara secara aktif dan intens, dan berhenti sibuk memikirkan pertanyaan untuk diajukan kepada mereka.
Salah satu trik untuk mengajukan follow-up question yaitu pilihlah hal yang membangkitkan rasa penasaranmu dan tanyakan segera setelah kesempatan tersebut muncul. Dengan begitu, lawan bicaramu tahu bahwa kamu menghargai waktu dan ide yang mereka berikan kepadamu.
Perhatikan nada bicaramu
Menurut Harvard Business Review salah satu cara bertanya yang akan membuat lawan bicara lebih bersedia untuk mengungkapkan informasi yang sensitif (dan mungkin top secret) adalah bertanya dengan kasual. Bertanya dengan nada yang santai membuat lawan bicara kita terbawa santai, dan cenderung untuk lebih candid dalam menyampaikan informasi. Hal ini masuk akal karena secara umum, tone yang formal dalam bertanya membuat seseorang lebih hati-hati saat menjawab pertanyaan karena merasa diawasi.
Selain itu, orang pun akan lebih siap untuk menjawab pertanyaan secara jujur jika mereka merasa memiliki kemungkinan untuk sewaktu-waktu mengganti jawaban tersebut. Dengan memiliki kesempatan tersebut, mereka akan merasa lebih rileks dan bersedia memberikan jawaban benar dan spontan. Menariknya, justru saat merasa memiliki kesempatan untuk mengganti jawaban, orang akan cenderung untuk berpegang teguh pada jawaban tersebut.
Oleh karena itu, sebisa mungkin buatlah lawan bicaramu mempersepsikan bahwa mereka bisa mengganti jawaban apa pun yang akan mereka berikan, jadi mereka menjadi lebih spontan dalam menjawab pertanyaan yang kamu ajukan. Dan ingat, kamu pun harus rileks dan jangan tegang ya!
Cermati urutan bertanya
Jika kamu ingin mendapatkan informasi penting dan menangkap bahwa situasi ruangan cukup tegang, maka triknya adalah menanyakan pertanyaan yang sulit terlebih dahulu, baru perlahan-lahan menurunkan tingkat kesulitan tersebut. Ini adalah trik perbandingan. Dengan menanyakan pertanyaan paling sulit (paling personal, sensitif, atau rahasia) dan kemudian menanyakan pertanyaan yang relatif lebih mudah, lawan bicaramu akan lebih bersedia menjawab pertanyaan yang lebih mudah dengan jujur. Namun, taktik ini cukup tricky karena kita perlu menjaga jangan sampai pertanyaan tersulit kita dianggap tidak sopan dan membuat penjawab jadi enggan menjawab seluruh rangkaian pertanyaan kita.
Sebaliknya, jika kamu bertanya untuk membangun hubungan baik, maka sebaiknya berikan pertanyaan yang mudah di awal, kemudian meningkat menjadi lebih sulit dan personal. Dengan strategi ini, lawan bicara akan merasa lebih nyaman membuka dirinya kepadamu perlahan-lahan.
Menarik, bukan?
Tanyakan pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memungkinkan penjawabnya untuk bereksplorasi dalam jawaban mereka. Contohnya adalah, “Apa pendapatmu mengenai bekerja di coworking space?” Sebaliknya, pertanyaan tertutup cenderung memberikan si penjawab opsi yang terbatas, misalnya “Apakah kamu suka bekerja di coworking space?” Jawaban yang memungkinkan adalah iya atau tidak.
Nah, kalau kamu ingin mendapatkan informasi dan wawasan menarik, membangun hubungan baik, atau mempelajari hal yang baru, pertanyaan terbuka lebih tepat untuk ditanyakan. Selain itu, pertanyaan terbuka cocok untuk membuat situasi lebih nyaman. Soalnya, pertanyaan tertutup bisa membuat orang yang ditanya merasa seperti diinterogasi dan disudutkan.
Namun, pertanyaan tertutup pun memiliki beberapa keuntungan pada situasi tertentu, misalnya untuk reportase atau negosiasi.
Review
Nah, setelah mengetahui beberapa cara untuk bertanya dengan lebih baik, sekarang saatnya kamu mempraktikkan cara-cara tersebut. Tentu saja, jurus-jurus tersebut harus dikeluarkan sesuai tujuanmu dalam bertanya dan konteks di mana pertanyaan tersebut diajukan.
Yang penting, jangan sampai kita melewatkan sebuah informasi atau kesempatan hanya karena kita tidak bertanya atau terlalu takut untuk bertanya.