Gara-gara hutang, pertemanan bisa hilang. Gara-gara hutang, nyawa pun bisa melayang. Masih anggap sepele?
Tak ada hukumnya kalau pemenang Hackathon harus berlatar pendidikan Teknologi Informasi. Hal itu dibuktikan oleh Fadli Wilihandarwo dan Dimas Ragil Mumpuni. Jauh-jauh datang dari Yogyakarta, kedua talenta developer muda ini berhasil menjadi juara pertama Hackathon yang diadakan oleh Perbanas dalam hajatannya yang bertajuk Indonesia Banking Expo (IBEX) 2015 di Jakarta. Mereka pun berhasil memboyong hadiah uang tunai senilai Rp 20 juta.
Mengejutkan, keduanya justru berangkat dari disiplin ilmu yang sama sekali tak berbau ngoding. Fadli, pria kelahiran 1988 ini merupakan lulusan Kedokteran Universitas Gajah Mada. Sejak SMA, Fadli memang sudah memiliki ketertarikan dengan dunia Teknologi Informasi. Sedangkan Dimas, masih menjalani kuliahnya di kampus yang sama di Fakultas Ekonomi. Keduanya membuktikan bahwa siapapun berpeluang menjadi pemenang kompetisi Hackathon.
Kompetisi Hackathon yang digelar selama tiga hari ini menjadi pengalaman kedua bagi Dimas. Berbeda dengan Dimas, ini kali pertama Fadli mencicipi serunya bertarung di Hackathon. Keduanya bersinergi dalam satu tim yang menggodok aplikasi bernama Lunasin.
Dari nama aplikasi yang digarap keduanya, bisa tercium aroma hutang di dalamnya. Ya, sesuai dengan tema Hackathon kali ini, Fadli dan Dimas mengangkat fenomena berhutang yang kerap berujung nestapa bila tak dikelola dengan apik. Sama seperti aplikasi DuwetKU yang menjadi pemenang kedua di ajang Ibex Hackathon, Lunasin juga dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi salah satu founder-nya, Fadli, yang pernah merasa kesulitan membayar hutangnya yang mencapai Rp 200 juta.
Selain itu, Fadli dan Dimas juga melihat lebih dalam ke permasalahan terkait hutang. Setelah membaca dari berbagai sumber, mereka paham bahwa fenomena berhutang kerap kali memunculkan konflik. Mulai dari selesainya hubungan persahabatan hingga selesainya nyawa juga menjadi polemik yang kerap terjadi. Mungkin, benar kata orang, uang tidak mengenal saudara, Bung!
Berbekal ilmu yang didapatnya melalui Innovative Academy, inkubasi startup UGM, Fadli dan Dimas menerapkan problem solving. Memulai dari mendalami masalah, keduanya pun mencari solusi dari permasalahan yang diangkat. Lunasin sendiri dirancang untuk pencatatan hutang dan memberikan strategi pelunasan tepat waktu. Aplikasi ini menolong orang-orang yang tidak memiliki kemampuan manajemen hutang yang baik. Ada dua hal yang ditawarkan dari aplikasi yang dibuat. Tidak hanya untuk men-tracking data terkait besaran hutang, aplikasi ini juga didesain untuk memberikan solusi melunasi hutang, dengan menyertakan info lowongan pekerjaan dan peluang bisnis.
Analisis terkait kompetitor yang bermain di ranah Financial Technology pun tak luput dari to-do list Fadli dan Dimas. Ia melihat masih ada celah dalam kategori personal finance management. Sudah ada beberapa startup yang bermain di sana, namun mereka melihat framework yang digunakan masih berkaca dari negara luar. Terlebih, apa yang terjadi di Indonesia belum sedewasa yang sudah berlangsung di USA. “Aplikasi yang ada, belum Indonesia banget,” ungkap Fadli.
Memang sih, masalah hutang gak hutang, itu tergantung pribadi kita masing-masing. Tapi kalau ada aplikasi yang bisa “maksa” kita untuk ngelunasin, kenapa gak?
Baca juga: 4 Cara Hemat Buat Anak Startup
Header image credit: expertbeacon.com
Comments 1