Pernah nggak pergi ke suatu tempat, terus di tengah jalan ditilang akibat nggak ngelihat marka jalan? Tentu, sebelum memulai perjalanan, perlu banget tau medan supaya semuanya berjalan lancar.
Masih membekas dalam ingatan Rafi Putra Arriyan saat dirinya bersama teman-temannya mengikuti kompetisi Hackathon untuk pertama kalinya. Kala itu, mereka berambisi untuk mencari uang untuk bisa jalan-jalan ke luar negeri. Sayang, ambisinya itu membuat dirinya salah langkah dalam memulai.
Di saat yang lainnya membuat aplikasi dari permasalahan yang terjadi di masyarakat, Rafi justru memulainya dari solusi. Ia tidak terlalu mendalami masalahnya dan terburu-buru membuat aplikasinya segera rampung.
Baca juga: Peka Terhadap Masalah, Kunci Dokter Bimo Mendirikan Pro Sehat
Padahal, berangkat dari permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah bekal terbaik bagi seorang entrepreneur memulai usahanya. Itu adalah nilai yang Ziliun yakini. Dengan landasan itulah aplikasi yang dihasilkan bisa menjadi solusi yang benar-benar dibutuhkan. Singkat kata, aplikasi tersebut bisa lebih sustainable ke depannya.
Seperti ketika Rafi dan teman-temannya membuat sebuah aplikasi yang berbau financial technology. Waktu itu, Rafi hanya melihat kecenderungan yang terjadi di sekitarnya. Karena tidak terlalu mendalami permasalahan, akhirnya Rafi dan teman-temannya terbentur dengan regulasi. Padahal, aplikasinya sudah kadung jadi dan siap dilombakan. “Waktu itu just do it saja. Nggak tahunya ada regulasi yang mengatur,” kenang Rafi.
Akhirnya, Rafi dan tim berusaha untuk menyelaraskan aplikasi yang telah dibuatnya dengan regulasi yang terkait. Dari kejadian ini, Luqman Sungkar, rekan satu tim Rafi, mengungkapkan pentingnya untuk berkonsultasi kepada sejumlah ahli yang berkorelasi langsung dengan ide yang diangkat. Terutama, terkait dengan regulasi yang mengatur.
Baca juga: Teman Jalan, Solusi Mobilisasi Hemat Untuk Mahasiswa
Dari pengalamannya tersebut, Rafi dan tim kini lebih berhati-hati dalam memulai sebuah usaha. Belajar dari kasus ini, penting sekali bagi startup mendalami setiap permasalahan sebelum membuat aplikasi.
Saat ini, Rafi dan tim tengah mengembangkan aplikasi bernama Flip. Aplikasi ini merupakan virtual wallet yang memiliki fungsi untuk melakukan transfer antarbank yang berbeda tanpa biaya. Dalam kompetisi Seedstars Jakarta yang diselenggarakan di Conclave beberapa waktu lalu, Flip terpilih menjadi second runner up.
Memang kadang apa yang dibuat untuk memecahkan masalah nggak selalu berjalan mulus, regulasi ada di mana-mana sebagai penghalang. Tapi bukan berarti musti berhenti berkarya hanya karena terbentur regulasi kan? Semangat berkarya, anak muda Indonesia!
Image header credit: businesstech.co.za