Lebih Baik Mengikhlaskan daripada Melupakan – Hidup tidak akan selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan. Terkadang ada tawa tapi setelah itu ada tangis. Begitulah hidup, sulit untuk dicerna oleh kita manusia. Terkadang yang bisa kita lakukan adalah terus menjalaninya dan belajar dari apa yang telah terjadi. Pada kenyataanya sulit untuk beranjak dari pengalaman-pengalaman yang telah terjadi.
Kesedihan, kehilangan, dan rasa sakit dalam diri seringkali membuat kita susah untuk move on. Pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi ini apakah harus kita lupakan begitu saja atau belajar untuk mengikhlaskannya?
Buat kamu yang belum tahu, terdapat perbedaan dalam melupakan dan mengikhlaskan. Melupakan dapat diartikan dengan menghapus semua memori tersebut dan tidak ingin mengingatnya lagi.
Mengikhlaskan adalah menyerahkan dengan setulus hati. Artian lainnya seseorang telah merelakan sesuatu yang telah terjadi tanpa adanya sentimen pribadi yang masih berbekas.
Cobalah untuk Mengikhlaskan
Mengikhlaskan mungkin sangat berat bagi beberapa orang. Tidak mudah untuk mengikhlaskan apa yang telah terjadi atau seseorang yang telah pergi. Akan tetapi, ada baiknya kamu mulai mengikhlaskan daripada harus mati-matian melupakan suatu kenangan atau seseorang.
Take your time. Tidak usah terburu-buru dalam bertindak. Semuanya membutuhkan waktu. Sama halnya dengan mengikhlaskan yang juga butuh waktu. Ketika kamu mau mencoba maka disitulah akan terlihat perbedaanya. Ketika kamu mau mencoba untuk mengikhlaskan kamu secara perlahan mencoba juga untuk merelakan segala rasa sakit dan pahit yang masih membekas dari masa lalu.
Jika kamu berusaha melupakan suatu kejadian di masa lalu maka suatu saat kejadian itu mungkin akan teringat kembali. Ketika kejadian itu kembali teringat, yang ada hanyalah kesedihan yang kembali terulang. Hal ini akan terus terjadi karena yang kamu lakukan hanyalah berusaha untuk menutupi kesedihan itu dengan hal-hal baru yang dapat menyenangkan hati.
Baca juga di sini: 4 Buku Self-Improvement Wajib Dibaca Anak Muda
Pelajaran dari Mengikhlaskan
Masa lalu akan terus mengikuti kemanapun kamu pergi. Bayang-bayang masa lalu akan melekat pada diri ini, tetapi yang membedakan adalah bagaimana kamu dapat mengolahnya. Pengalaman masa lalu jika dapat diolah menjadi sebuah pembelajaran maka akan mendatangkan hal yang positif. Jika kamu hanya sekadar melupakan maka tidak akan membawa dampak yang bermakna dalam hidup.
Kita selalu dapat belajar dari segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Sesakit apapun hal yang pernah terjadi dalam hidup ini, pasti ada hal yang dapat dipelajari. Cobalah secara bijak untuk senantiasa belajar mengolah rasa demi mengikhlaskan setiap kenangan yang telah terjadi di masa lalu.
Mengikhlaskan Bukan Berarti Lemah
Mempunyai hati yang tulus untuk mengikhlaskan bukan berarti kamu adalah peribadi yang lemah. Lemah karena hanya menerima saja apa yang telah terjadi. Kamu tidak menerima segala sesuatunya begitu saja tetapi menerimanya karena yakin ada hal baik di baliknya. Sesakit apapun masa lalu itu pasti dapat membawa pelajaran bermakna.
Patut untuk senantiasa diingat bahwa ikhlas harus juga dibarengi dengan pemikiran yang positif. Jika kamu belajar untuk ikhlas maka harus juga berpikir positif tentang apa yang akan terjadi sesudahnya. Belajar meyakini bahwa ada hal baik yang akan datang sesudahnya.
Dalam hal ini tidak ada kata kuat atau lemah. Semua tergantung dari pribadi orang tersebut. Ya, semuanya tergantung dari diri kamu. Apakah kamu mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengikhlaskan masa lalu yang pahit atau diam menjadi pribadi yang terus dibayangi oleh rasa sakit masa lalu?