Beberapa waktu yang lalu, saya ditugaskan untuk liputan di salah satu acara dengan tema seputar dunia digital dan gaming. Sedikit banyaknya, seminar ini membahas tentang bagaimana untuk bisa menjadi seorang enterpreneur dengan hobi yang kita miliki, terutama di dunia game dan video.
Tidak banyak yang menarik karena hampir seluruh isi dari materi saya sudah paham, karena saya telah memiliki draft sebelumnya. Sejak awal acara mulai hingga selesai, saya masih asyik dengan gadget. Sampai akhirnya di penghujung acara sesi tanya jawab pun di mulai.
Ada mahasiswa yang menjadi peserta seminar bertanya:
“Aneh nggak sih, bang kalau gue di rumah aja setelah lulus kuliah dan fokus mengembangkan hobi yang gue suka sampai jadi duit?”
“Bang, buat apa dong sekolah tinggi-tinggi kalau sebenarnya di rumah kita bisa lebih produktif cari duit,”
“Sarjana, cuma jadi gamers. Apa kata dunia, bang?”
Baca juga: Saat Video Games dan Sains Berkolaborasi Memecahkan Masalah
Masih banyak pertanyaan pesimis dari ratusan mahasiswa yang datang ke TKP acara. Yang menarik adalah, pembicara seminar hanya tersenyum menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dan tebak, apa jawaban yang diberikan oleh pembicara. Mengejutkan!
“Teman-teman, kita ini hidup di Indonesia. Kita hidup di negara yang hanya mengenal belajar sebagai satu kata, BELAJAR. Dan belajar selalu diidentikkan dengan sesuatu yang berbau instansi pendidikan. Sekolah dan kuliah, seperti yang teman-teman jalani saat ini. Sedangkan di luar negeri, kita semua mengenal belajar dalam dua arti dan makna yang berbeda, yaitu learn dan study. Memang, keduanya memiliki arti yang sama. Tapi, apa teman-teman tahu makna dari kedua kata tersebut?
Study adalah mempelajari, misalnya mempelajari sejarah, menghafal rumus matematika, menghafal angka, dan mempelajari biologi. Dan ini, bisa kita dapatkan memang di bangku sekolah. Sementara itu, learn bukan sekedar mempelajari, learn adalah aktivitas untuk mendapatkan kemampuan. Ini artinya, belajar tidak harus di sekolah. Teman-teman bisa belajar kapan pun dan dimana pun. Secara teori atau teknik, didampingi guru ataupun tidak. Jika kalian melakukan sesuatu dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengembangkan kemampuan, itu artinya kalian sedang belajar. Sederhana, bukan?”
Baca juga: Q&A: Nixia, Taking Gamer Girls to the Next Level
Saya tercengang mendengar jawaban sang pembicara. Saya tersenyum, bangga rasanya mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh pembicara. Andai saja banyak dari kita yang paham bahwa belajar hanya bukan soal untuk mendapatkan gelar sarjana, melainkan juga untuk tentang berproses untuk menambah knowledge dan mengembangkan personality yang baik.
“Bukan berarti karena saya seorang gamers dan reviewers, saya jadi tidak belajar. Bukan berarti saya adalah YouTubers jadi saya tidak belajar. Saya, belajar banyak hal untuk membuat karya yang bisa teman-teman nikmati sekarang. Dan itu semua, telah melewati banyak proses,” katanya.
Banyak hal yang bisa kita petik, jika sampai saat ini kita masih berada di tempat yang sama, mungkin kita belum bisa berproses. Kita belum bisa menikmati setiap poin pembelajaran yang ada di sekitar kita. Melewatkan segala sesuatu yang seharusnya bisa kita pelajari dengan membiarkan pelajaran-pelajaran itu berlalu begitu saja dalam hidup kita.
Semua adalah tentang apa yang kita lakukan saat ini. Karena apa yang kita lakukan hari ini, sedikit banyak akan merubah kita di masa depan. Pelajarilah banyak teori, tapi jangan pernah lupa untuk mempraktekkannya dalam setiap kesempatan.
Selamat belajar!
Baca juga : Game di Indonesia, Sekarang dan Akan Datang