Mariska Adriana–kelahiran Jakarta, 9 Maret 1990–ini sudah sejak kecil punya ketertarikan pada dunia kreatif. Mariska sudah terbiasa berkreasi dengan apa pun, mulai dari ikut lomba mewarnai, menggambar kartun, hingga menjahit baju-baju boneka. Namun, ia mengaku bahwa untuk ada di profesi yang sekarang ia geluti, Mariska tidak punya planning sama sekali sebelumnya. Mariska kecil pernah ingin menjadi seorang dokter, sutradara, pemain teater, bahkan pengacara. Orangtuanya yang demokratis membiarkan Mariska untuk memilih profesi apa yang ia suka, walau awalnya mereka sempat membujuk Mariska memilih profesi yang sudah umum seperti dokter.
Saat ia duduk di bangku SMA, Mariska memutuskan untuk mengambil studi desain produk, karena ia penasaran bagaimana orang-orang bisa membuat produk yang berguna dan impactful ke masyarakat. Menurut Mariska, bidang ini menawarkan kesempatan untuk ia bisa menciptakan dan menjual produk sendiri alias menjadi seorang entrepreneur.
“Saya ingin mewujudkan impian saya, saya suka desain dan bisnis, saya ingin menjadi designpreneur, desainer yang mengerti bisnis dan aplikasinya. Di sisi lain saya juga ingin menjadi businesswoman yang kreatif,” kata Mariska.
Baca juga: #kreavi28: Eno Bening, Punya Prinsip Hidup “Berangkat dari yang Ada”
Lewat tem(u)an, studio desain yang didirikannya pada Juli 2012, Mariska mengembangkan idealismenya terhadap desain produk dan hal-hal yang lebih artistik. Ia juga merupakan bagian dari holding company Keping Perak Group yang menaungi jasa integrated marketing communications, The Crew, di mana Mariska bisa mengeksplorasi ilmu branding dan marketing.
Menurutnya, pilihan untuk terjun di bidang dengan menggabungkan desain dan bisnis terbilang tidak lazim, tapi ia percaya bahwa dua ilmu itu bisa berjalan beriringan dan saling membutuhkan.
“Tidak mudah untuk membangun dua bisnis ini, apalagi kita tahu bahwa desain itu subjektif. Di usia muda, saya sama sekali belum punya nama dan portfolio, jadi saya harus bekerja keras extra mile membuktikan bahwa saya bisa dan terus belajar dari orang-orang lain. Saya belajar sendiri bagaimana membuat desain yang baik, apa yg diinginkan market, bagaimana mengelola tim dan lain-lain. Modal tentu menjadi salah satu hambatan, tapi saya idealis karena saya tidak mau pakai modal dari orang tua jadi. Saya buktikan bahwa saya bisa dengan usaha saya sendiri hingga sekarang.”
Baca juga: #kreavi28: Andre Pradiktha, Ingin Menginspirasi Dunia Lewat Arsitektur
Mariska percaya akan potensi dan market Indonesia. Ia akan terus berusaha mencari cara bagaimana bisa berkontribusi secara aktif untuk menggairahkan dunia kreatif Indonesia sehingga suatu saat negara ini bisa menjadi market leader di dunia seperti Korean dan Cina.
“Saya tidak ingin menyerah menjalani apa yang saya percaya dan mewujudkannya, sehingga saat setidaknya satu orang saja melihat bagaimana saya berjuang untuk mimpi saya, orang itu menjadi semangat dan berjuang untuk mimpi-mimpinya sendiri. Mimpi dan perjuangan tidak akan pernah sia-sia, jelas hidup itu harus bergairah dan menyenangkan. Semoga saya bisa menularkan semangat positif saya ke lebih banyak orang.”
Mariska bilang kalau kegagalan terbesarnya adalah saat ia tidak bisa memberikan karya yang maksimal dan mengecewakan orang lain, karena beban pekerjaan yang cukup tinggi dan kesulitan mengelola waktu. Mariska tentunya pernah down, tapi ia memilih untuk mengatasinya dengan lebih fokus saat bekerja dan mencoba mengatur waktu dengan lebih baik lagi.
“Percaya dan tidak menyerah, yakinlah bahwa ada orang lain yang berjuang sama halnya seperti Anda. Be a dreamer and a doer, lakukan usaha untuk mencapai mimpi Anda, karena tidak ada orang yang akan secara gratis memberikan mimpi itu, kita yang harus berjuang untuk kesana.”
#kreavi28 adalah kolaborasi Kreavi.com dengan Ziliun.com yang berisi 28 Talenta Kreatif Indonesia dengan usia maksimal 28 tahun. Para talenta kreatif ini berkarya di berbagai bidang mulai dari mode, komik, ilustrasi, animasi, event, kuliner, film, hingga game.
Header image credit: ambalaj.se
Comments 1