Siapa yang tidak tahu COTTONINK? Merek fesyen lokal ini dikenal luas di kalangan konsumen urban. Siapa sangka, bisnis sebesar COTTONINK ternyata dibesarkan oleh seseorang yang awalnya tidak percaya diri untuk berkarir di bidang fesyen.
Dialah Carline Darjanto, co-founder dari COTTONINK. Tumbuh di keluarga yang menyukai desain, sejak SMA Carline Darjanto sudah tahu bahwa ia ingin berkecimpung di dunia desain, terutama fashion design. Namun, ia memiliki banyak keraguan dan ketakutan saat itu. Akhirnya, Carline memutuskan untuk mengambil jurusan bisnis saat kuliah.
Seperti profil #kreavi28 lainnya yang memulai suatu karya dari rasa cinta, setelah kuliah bisnis selama satu semester Carline pun sadar bahwa passion-nya tetap pada dunia fashion design. Ia akhirnya memantapkan hati dan berganti haluan ke fashion design, seperti rencana awalnya. Ia kemudian menjadi lulusan terbaik LaSalle College of Fashion tahun 2008, bukti bahwa di bidang inilah dia benar-benar bisa maksimal.
Lulus dari bangku kuliah, Carline Darjanto berpikir untuk mencari uang tambahan, selagi mencari pekerjaan yang ia impikan. Latar belakang inilah yang membuatnya memulai COTTONINK pada tahun 2008 yang dikerjakannya bersama Ria Sarwono, co-founder dan temannya sejak SMP. Awalnya, Carline dan Ria hanya menjual printed tees dan shawls di Facebook. Atas permintaan konsumen, COTTONINK kemudian berkembang menjadi web store di tahun 2011 dan memiliki offline store pada Maret 2015 di Kemang.
Carline mengaku bahwa selama tujuh tahun terakhir, tidak gampang menyatukan pemikiran dirinya dan pemikiran Ria, walaupun mereka telah berteman sejak lama. Namun, karena keduanya berpegang teguh kepada visi yang sama, hal itu lambat laun dapat ditangani.
“Semua hal itulah yang akhirnya membuat kami dewasa, dan karena kami berpegang pada satu visi yang sama, kami bisa bertahan sampai sekarang,” kata Carline Darjanto.
COTTONINK yang semula hanya dibuat untuk memberikan penghasilan tambahan, justru tumbuh semakin besar dan malah menjadi pekerjaan impian yang dicari-cari Carline. Beberapa penghargaan seperti The Most Innovative Brand pada Cleo Fashion Award, Most Favorite Brand di Brightspot Market, dan merek lokal favorit di In Style Magazine telah diraih COTTONINK. Kesuksesan ini tentunya tidak dapat diraih tanpa mentalitas yang kuat untuk tetap maju walaupun mengalami banyak hambatan.
“Saya tidak pernah merasakan ada kegagalan dalam perjalanan saya, semua itu hanya step menuju hal yang lebih baik, bahkan kesuksesan. Jujur saya hanya melihatnya sebagai pengalaman, bukan kegagalan,” ungkap Carline.
COTTONINK sendiri tidak hanya ingin menjadi label yang disenangi banyak orang. Carline ingin COTTONINK juga dapat membawa identitas dan kebanggaan bagi Indonesia. Produk-produk COTTONINK yang diperuntukkan terutama bagi konsumen usia 20-25 tahun ini memang sebagian besar menggunakan materi asli Indonesia yang dibuat oleh pengrajin Indonesia.
“Saya ingin membuat local label yang bisa diakui dan dicintai oleh masyarakat Indonesia, dan bisa dibanggakan sebagai label yang bisa berkompetisi dengan label internasional luar negeri. Hopefully, kami dapat membawa nama baik Indonesia lewat karya kami,” kata Carline.
Lalu, apa mindset paling penting yang harus dimiliki untuk berhasil menurut Carline Darjanto?
“Percaya akan berhasil, dan percaya akan visi yang dimiliki,” jawabnya.
#kreavi28 adalah kolaborasi Kreavi.com dengan Ziliun.com yang berisi 28 Talenta Kreatif Indonesia dengan usia maksimal 28 tahun. Para talenta kreatif ini berkarya di berbagai bidang mulai dari mode, komik, ilustrasi, animasi, event, kuliner, film, hingga game.