Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya? – Belakangan ini, banyak musisi kenamaan yang ngelakuin konser di Indonesia tahun 2023 ini. Gelaran konser ini pastinya berdampak buat sektor ekonomi maupun pariwisata. Meski punya banyak potensi, tapi tetep ada harga yang harus dibayar. Soalnya, konser-konser ini juga punya dampak buruk buat lingkungan, dari mulai permasalahan sampah sampe emisi karbon. Untungnya, gak sedikit dari musisi kenamaan ini kayak Coldplay yang aware sama hal ini dan berupaya untuk ngelakuin konser berbasis ramah lingkungan.
Coldplay sendiri rencanaya emang bakal ngadain konser yang bertajuk Music of the Spheres di Gelora Bung Karno, Jakarta pada tanggal 15 November nanti. Coldplay emang udah berkomitmen buat ngedukung konser ramah lingkungan di setiap kota yang mereka datangi. Mereka janji buat ngurangin emisi CO2 sebanyak 50% dibanding konser turnya di tahun 2016-2017.
Ada beberapa cara yang Coldplay lakuin buat nepatin janjinya. Salah satunya adalah dengan menghindari bahan bakar fosil dan pake energi bersih dan biomaterial yang reusable. Coldplay juga bermitra sama BMW buat ngembangin baterai pertunjukan seluler pertama di dunia yang bisa diisi ulang. Baterai ini bersumber dari diesel terbarukan yang terbuat dari limbah kayak minyak goreng bekas, energi matahari, dan juga energi kinetik kipas angin.
Taylor Swift pun punya misi yang sama dengan kepedulian lingkungannya. Ia pernah ngelakuin beberapa gerakan sustainability demi lingkungan, contohnya ia dan McCartney sempet berkolaborasi bikin koleksi high fashion yang ramah lingkungan. Terus, Taylor Swift juga pernah make outfit dari arsip Chanel ketika dia jadi cover majalah di British Vogue. Dengan melakukan itu, ia memberi gagasan bagaimana “kemewahan” tetep bisa beriringan dengan sustainability.
Terus, gimana praktik nyatanya? Apa bener semua ini udah ramah lingkungan?
Coldplay secara gamblang mengkampanyekan konser ramah lingkungannya lewat website resminya. Mereka juga sejauh ini udah terbukti berhasil jalanin konser ramah lingkungannya di beberapa kota sejak 18 Maret yang lalu. Chris Martin pun nyatain kalo ia pengen industri musik yang ramah lingkungan ini jadi gerakan mainstream yang nantinya dilakuin sama banyak musisi lainnya. Tapi emang, gerakan ini perlu dukungan dari banyak pihak kayak pemerintah, promotor, dan juga event organizer supaya bisa terwujud.
Tapi, gak semuanya berbanding lurus sama praktiknya. Kita tahu kalo Taylor Swift ini sering mengkampanyekan gerakan sustainability dalam berbagai cara lewat fashion dan musiknya. Tapi, usut punya usut, ada kabar gak sedap datang di 2022.
Ia kena banyak hujatan karena kehidupan pribadinya bertolak belakang sama gerakan yang selama ini ia gembor-gemborkan. Pasalnya, jet pribadi miliknya nyumbang polusi terbanyak dengan total 170 perjalanan atau 15,9 hari perjalanan di udara selama 2022.
Totalnya, jet pribaadi milik Taylor Swift ini nyumbang emisi dengan total 8.293 ton. Angka ini 1.184 kali lipat lebih banyak kalo dibandingin sama total emisi rata-rata orang biasa pada umumnya dalam satu tahun. Duh…
Untuk menemukan konten menarik lainnya seputar isu anak muda, yuk kunjungi profil Instagram Ziliun! dan jangan lupa di-follow juga!