Sebagai pekerja di era digital, wajar banget kalau kita punya akun LinkedIn. Selain memudahkan kita untuk menjaga jejaring, akun LinkedIn menghubungkan kita dengan calon-calon employer atau bahkan calon employee. Sayangnya, tidak banyak yang cukup rajin untuk beres-beres profil LinkedIn secara berkala. Padahal, ‘main’ LinkedIn juga ada etikanya, lho.
Apa aja sih kesalahan konyol tapi fatal yang bisa mengorbankan kesempatan kerja kita?
1. Headline yang Ngga Oke
Headline yang terletak di sebelah foto kita adalah salah satu hal pertama yang jadi sorotan pembuka akun kita. Dan kebetulan, informasi yang tertera di dalamnya adalah informasi paling berharga yang mendeskripsikan karier kita. Jurus pamungkas dalam menulis headline adalah ini: kalau kamu punya aspirasi untuk naik jabatan atau berkembang, jangan gunakan jabatanmu yang sekarang. Baiknya kamu menulis sesuatu yang mencerminkan tipe pekerjaan apa yang kamu inginkan, tanpa memberikan informasi yang menyesatkan.
Kalau kata Suzanne O’Brien, lebih baik menuliskan sesuatu yang menggambarkan area kerja apa yang ingin kita capai, dengan posisi kita sekarang plus unique value kita. Misalnya, Grafis Desainer untuk Gifographic. Hindari menulis jabatan yang terlalu general atau mengawang-awang, misalnya ‘Akuntan’ atau ‘Storyteller dengan Imajinasi Tinggi’. DAN, jangan pernah menuliskan quote favoritmu. Ngga nyambung aja, gitu.
2. Gelar yang Tidak Lengkap
Ternyata, gelar adalah salah satu poin pertimbangan perekrut, lho. Dan banyak dari kita yang memilih untuk menuliskannya secara samar-samar alih-alih secara gamblang. Oleh karena itu, lebih baik kita menuliskan “S.Ds” dibanding menuliskan “Belajar Desain Grafis” karena kita bisa belajar desain grafis dalam tingkat diploma atau sarjana, bahkan otodidak. Jangan takut jujur, setiap perekrut punya kriteria spesifik untuk masing-masing pekerjaan.
3. Industri yang Ngga Pas
Suzanne O’Brien bilang bahwa perekrut selalu mencari kandidat dengan mengaplikasikan filter. Jadi, kamu harus sesuai mencantumkan bidang pekerjaanmu. Jika dulu kamu bekerja di bidang animasi 3D dan sekarang di animasi stop motion, cantumkan secara spesifik industrimu yang sekarang. “Animasi” saja tidak akan membantu perekrut dan bisa jadi kamu malah dilewatkan. Selain itu, kalau ngga di-update, perekrut bisa aja melihatmu sebagai orang yang ngga memerhatikan detail atau ngga sesuai untuk pekerjaannya.
4. Resume yang Tidak Cocok
Ini penting banget. Pastikan bahwa resume yang kamu tulis di LinkedIn sesuai dengan CV kamu. Coba bandingkan profil LinkedIn dan CV-mu, apakah tanggal dan jabatannya sama? Jika tidak, perekrut seringkali ngga tau harus percaya yang mana. Daripada repot, bisa jadi mereka memilih kandidat lain yang lebih jelas.
5. Foto yang Tidak Pantas
Plis, pastikan foto profilmu sesuai untuk karier. Jika kamu bukan travel journalist atau wildlife photographer, hindari foto-foto di alam bebas saat liburan. Jangan pernah pajang foto pernikahanmu atau berdua sama pacar, ya. Foto untuk profil LinkedIn tidak perlu mahal dan ribet ke studio, selama foto tersebut menggambarkan identitas pekerjaan dan profesionalitasmu.
6. Jangan Terlihat Desperate
Meski kita butuhhhh banget pekerjaan, dan memang nyari kerja itu susah, tapi pastikan bahwa kita ngga terlihat jual murah di profil LinkedIn. Kita perlu sedikit integritas dan terlihat mahal. Hindari kata-kata seperti “Bersedia direkrut siapa saja” atau “Will work with anyone”. Jika kamu perekrut dari industri yang spesifik, melihat orang yang menulis demikian pasti merasa orang tersebut tidak benar-benar serius menguasai industrinya, kan?
7. Terlalu Mem-branding Perusahaan yang Sekarang
Jika kamu bermaksud pindah perusahaan atau pekerjaan, maka pastikan bahwa profil fotomu atau resumemu tidak memperlihatkan kemelekatan berlebihan terhadap perusahaan yang sekarang. Lepaskan segala atribut yang berhubungan dengan perusahaan sekarang, dan tampilkan identitasmu yang sesungguhnya yang tidak didefinisikan oleh perusahaanmu. Tampilkan expertise kamu dan tunjukkan kemandirian.
8. Tidak Menyertakan Kontak Informasi
Ini sepele, tapi ternyata fatal. Pastikan kamu selalu menyertakan kontak informasi. Seringkali terjadi seorang kandidat yang sudah dinilai pas oleh perekrut dan akan dihubungi tidak mencantumkan bagaimana perekrut bisa mengubungi mereka, di luar melalui akun LinkedIn, ya. Kenapa? Karena perekrut bisa ragu akan frekuensi kamu mengecek LinkedIn, dan mereka ingin memastikan dapat menghubungimu dan direspons segera. Jadi, jangan korbankan kesempatanmu karena kesalahan sepele tapi fatal.
Nah, jelas kan apa aja yang jangan sampai dilakukan di profil LinkedIn? Tentunya, semua itu menuntut orisinalitas kita berdasarkan pengalaman bekerja kita. Jangan sampai profil yang bagus ternyata merupakan sebuah karangan. Itu bisa jadi tindakan penipuan. Semoga berhasil!
Referensi: Fast Company