…di perusahaan-perusahaan, outbound atau outing itu sering banget diadain. Kenapa? Karena kerjasama adalah barang yang mahal, ditambah lagi nilai ini gak banyak diajarkan di sekolah.
Juara, ranking, peringkat, dan segala atribut kemenangan sejenisnya udah melekat erat di kehidupan bersosial kita. Sejak kecil, kita udah dicekoki dengan hal ini. Di lingkungan sekolah dan masyarakat, atribut ini juga seakan-akan jadi cerminan hebatnya seseorang.
Bahkan, di lingkungan keluarga pun atribut ini selalu jadi senjata pamungkas orangtua untuk memecut anaknya yang gak punya nilai bagus di sekolah. Orangtua suka berpikir kalau membandingkan si A (anaknya si anu) dengan anaknya sendiri adalah formula yang tepat untuk memberi pelajaran kepada sang anak, bahwa ini lho, di hidup ini tuh ada monster yang sangat mengerikan yang bernama kompetisi.
Baca juga: Masih Berpikir Kalau Pinter Matematika Itu Cerdas?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompetisi sendiri mengandung arti persaingan. Di kehidupan sekolah, stereotype yang terjadi justru berangkat dari rapor. Setiap kali ambil rapor, ada beberapa anak yang merasakan bahwa itu adalah hari penghakiman untuknya. Sedihnya, tiap tahun ada empat kali pengambilan rapor, untuk pengambilan rapor semester maupun rapor bayangan.
Emangnya salah ya kalau seorang anak dapet nilai 9 untuk Bahasa Inggris, tapi dapet nilai 6 di mata pelajaran IPA? Gara-gara itu, si anak dengan mudahnya dibilang bodoh oleh orangtuanya. Pertanyaannya, haruskah semua orang memiliki nilai 9 semua di rapornya? Dan mulailah sesi judging yang lebih menegangkan dari sebuah ajang pencarian bakat.
Memang, gak ada yang salah dengan berkompetisi. Gak ada yang keliru untuk berjuang menjadi pemenang. Namun, yang sering terjadi adalah mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan nilai yang diperoleh. Yang sering kita lupakan adalah adanya nilai lain yang juga tak kalah pentingnya. Nilai itu bernama kolaborasi.
Baca juga: 3 Aturan Berkolaborasi
Maka dari itu, dalam setiap organisasi sering kali ada yang namanya team building. Bahkan, di perusahaan-perusahaan, outbound atau outing itu sering banget diadain. Kenapa? Karena kerjasama adalah barang yang mahal, ditambah lagi nilai ini gak banyak diajarkan di sekolah.
Seperti yang diyakini oleh Henry Vienayoko, Founder Go Archipelago. Menurutnya, kolaborasi merupakan faktor kunci kesuksesan di berbagai bidang. Pada dasarnya, setiap orang memiliki kapabilitas yang berbeda. Untuk menghubungkannya diperlukan kolaborasi.
Dalam menjalankan Go Archipelago, Henry memegang teguh nilai kolaborasi. Henry meyakini, nilai inilah yang akan membuat Go Archipelago bisa sustainable ke depannya.
Baca juga: GoArchipleago.com, Inisiatif Henry Vienayoko Memberdayakan Pariwisata Lokal
Menurut Henry, saat ini tengah terjadi perubahan-perubahan di Indonesia. Namun, perubahan itu tidaklah instan. Banyak perubahan yang telah dilakukan oleh anak muda dengan kekuatan yang luar biasa. Trending topic adalah contoh hal yang terjadi berkat adanya kolaborasi anak muda, di mana hal yang dianggap keren secara kolektif menjadi tren. Trending topic menunjukkan populis atau tidak populisnya sesuatu.
Untuk menjadi sustainable atau berkelanjutan diperlukan tujuan dan kolaborasi yang luar biasa juga dari seluruh anak muda Indonesia. “Dan itu sedang terjadi,” ujar Henry.
Sekali lagi, sebaiknya kita gak terjebak pada kata kompetisi. Ayo mulai bergerak untuk mencari partner terbaik lo. Karena kolaborasi yang hebat justru bisa mengantar kita pada kemenangan sejati.
Baca juga: Two Minds Are Better Than One: Formula Memilih Partner Berkolaborasi
Header image credit: gratisography.com