Soalnya data dan jejak digital kita pada dasarnya merekam informasi yang sangat berguna dan bisa diolah untuk sesuatu yang lebih besar. Sayangnya, ada pihak yang mampu mengelolanya dengan bijak, ada juga yang sebaliknya. Ada yang mengelola data untuk bisnis, misalnya. Tapi, ada juga yang memakai data buat macem-macem, contohnya nipu. Ampun, deh!
Bentar, bentar. Kalo contoh pengelolaan data untuk bisnis, emang gimana?
MinZi ambil contoh dari study case ini, ya:
Perusahaan marketplace terbesar di dunia, Amazon, mampu meningkatkan penjualannya karena memiliki big data.
Tim Amazon tau tentang kecenderungan user-nya. Tim Amazon sangat tau link apa yang sering diklik user mereka, produk yang sering mereka liat, produk yang diketik di kolom pencarian, dan semua aktivitas user di aplikasi Amazon.
Keren, dong, big data itu?
Iya, keren, kan? Dengan mengolah big data tadi, Amazon akhirnya memiliki sebuah recommendation system. Wah, apa lagi tuh?
Oke. Jadi, recommendation system adalah sebuah sistem yang dapat memprediksi referensi user berdasarkan pengolahan data.
Misal, user sedang mencari novel Harry Potter di kolom pencarian Amazon. Nah, dengan sistem rekomendasi, Amazon akan memberikan rekomendasi novel sejenis kepada user. Bukan gak mungkin, dari rekomendasi yang diberikan, user akhirnya tertarik membeli buku dengan judul berbeda.
Bayangin kalau jumlah user yang “keracunan” rekomendasi produk tersebut ada jutaan. Terus, bayangin juga ada berapa banyak transaksi yang terjadi di Amazon. Bukan banyak lagi, tapi pastinya buanyaaak banget. Gak heran, kalo Jeff Bezos jadi Bayangin kalau jumlah user yang “keracunan” rekomendasi produk tersebut ada jutaan. Gak heran, kalo Jeff Bezos jadi salah satu orang terkaya di dunia saat ini, ehe.
Baca juga di sini: 5 Benda Ajaib Penolong Kehidupan Manusia
Jadi, data bisa bikin kaya?
Ya, bisa-bisa aja.
Itulah mengapa data kita disebut mahal harganya. Soalnya ketika data kita diolah, info yang dihasilkan bisa sangat berguna bagi sebuah produk atau layanan. Recommendation system berbasis data ini cuma jadi salah satu contoh yang berguna dari sekian banyak output pengolahan data yang ada.
Yang perlu diingat, sebagai user, kita harus bijak dan waspada dalam meninggalkan jejak digital kita. Iya kalo dipake buat recommendation system atau hal berguna lainnya, lha kalo dipake buat tipu-tipu system? Iiiih, ngeri.
Ngomongin tentang pengolahan data emang seru banget! Yang gak kalah seru, ya ngomongin soal recommendation system-nya!
Perlu GenZi tau, recommendation system ini cocok banget buat kamu yang punya bisnis. Kamu jadi bisa tau user behavior, sekaligus bikin mereka stay karena rekomendasi yang kamu kasih itu sesuai sama yang mereka butuhkan.
Atau kalau kamu bercita-cita pengin jadi data analyst andal, kamu juga wajib tau serba-serbi recommendation system ini! Eh, tapi…gimana cara kerjanya, ya? Penasaran? SAMA!
Nah, makanya ikutan Workipedia Class: Spill the Tech!
Di kelas ini bakal membahas tentang Recommendation System dan serba-serbinya dengan detail, plus profesi di baliknya.
Tertarik? Yuk, ikutan daftar di sini, ya!