Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Kenapa Anak Muda Harus Jadi “King”, Bukan “Jack of All Trades”

PutribyPutri
28/10/2014
in Tak Berkategori
0
Share on FacebookShare on Twitter

Pernah ngerasa bingung ngga tentang keahlian apa yang kita punya? Sebenernya gue itu jago ngapain sih? Gue cocoknya mendalami profesi apa sih? Gue suka ini, tapi gue juga suka itu (ini ngomongin bidang pekerjaan ya, bukan gebetan).

Ngga heran, banyak banget anak SMA yang resah kalo harus milih kuliah. Milih jurusan rasanya susah. Akhirnya suka asal milih. Mana aja deh yang diterima, yang penting bokap nyokap bangga. Baru pas lulus bingung lagi harus ngapain. Kuliah udah teknik sipil, eh akhirnya kerjanya malah di bank. Mau gimana lagi, daripada nganggur. Kalo gue ngga makan, lo mau tanggung jawab?

Baca juga: Belajar dari Kedai Kopi Bernama Starbucks 

Kisah hidup kayak gitu udah umum banget menimpa orang-orang Indonesia. Terus siapa yang salah? Bisa dibilang pendidikan di Indonesia yang membuatnya begitu. Kita terbiasa belajar banyak hal pas sekolah. Mata pelajaran macam-macam. Bahasa Inggris belum fasih, udah disuruh belajar bahasa Jerman atau bahasa Jepang. Belum lagi mata pelajaran muatan lokal. Mulai dari pelajaran elektronika, sampe tata busana pun ada.

RelatedPosts

Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif

Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?

Ini kan sebenernya lucu banget. Sekolah beranggapan semakin banyak mata pelajaran, semakin pintar pula murid-muridnya di masa depan. Padahal pas mereka dewasa, mereka selalu bingung mau ngapain. Iyalah, bisa jahit, bisa nyolder, bisa bahasa Jepang juga. Kan bikin bingung mau jadi penjahit, teknisi, atau penerjemah?

Ada satu buku yang cukup kontroversial berjudul “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001). Pengarangnya, Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, bilang kalo murid-murid di sekolah Asia memang dididik menjadi ‘jack of all trades, but master of none’. Artinya, kita diarahin untuk tahu sedikit tentang banyak hal, tapi ngga mampu menguasai apapun.

Baca juga: Kreativitas Bukan Barang Eksklusif 

Jack of All Trades, berkedok “multi-talented”? (Image: thecatsontheroof.blogspot.com)

Bayangkan, sejak kita kecil, kita udah dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Secara kuantitas mungkin banyak, tapi secara kualitas masih payah banget. Berapa banyak sih dari kita yang masih inget sama pelajaran-pelajaran sekolah? Kayak saya, misalnya, yang waktu SMA belajar bahasa Jepang. Sekarang baca huruf hiragana di botol teh aja udah ngga bisa.

Sialnya, si “Jack of All Trades” ini udah mendarah daging banget bagi orang-orang Indonesia. Mau nyalahin pendidikan juga percuma, kecuali kita Anies Baswedan. Mending kita lihat aja deh kenapa ada orang-orang yang ngga jadi “Jack of All Trades” itu. Kira-kira kenapa mereka bisa hebat kayak gitu, sementara kita gini-gini aja?

Baca juga: Do You Really Need An Office? 

Sederhana kok. Mereka pasti udah fokus pada satu bidang atau profesi. Jago olahraga? Ya udah coba jadi atlet, jangan malah belajar akuntansi. Kalo udah nyemplung ke suatu hal yang kita bisa dan suka, terus asah kemampuan kita. Jangan cepet puas, karena masih banyak orang yang lebih jago. Apalagi malah melipir ke bidang lain yang lo lebih ngga jago.

Intinya sih, jangan jadi another “Jack of All Trades”. Di Indonesia udah banyak banget yang kayak gitu. Coba dan berusaha jadi “King” yang masih langka di Indonesia. Sekarang, bidang atau profesi apa yang mau lo kuasai?

Header image credit: i.kimja-img.com

Baca juga: Hidup untuk Bekerja atau Bekerja untuk Hidup? 

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: ArticlesIndonesiajack of all tradesmaster of nonepola pikirstrategisumpah pemuda
Previous Post

Can Citizen Journalism Save the Day?

Next Post

Menyambut Masa Depan dengan Knowledge-Based Economy (1)

Next Post

Menyambut Masa Depan dengan Knowledge-Based Economy (1)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

%d