Gak salah sih kalo rasanya kita pengen nunjukkin versi terbaik diri kita di CV. Rasanya semua kemampuan yang kita punya tuh pengen dicantumin, baik itu soft skill atau hard skill. Niatnya sih supaya recruiter bisa tahu kualitas diri kita, tapi sebaiknya juga kita bisa memilih mana kemampuan yang mau dicantumin dan mana yang enggak. Soalnya gak semua hard skill atau soft skill itu bisa menjadi poin signifikan bagi recruiter, justru bisa jadi kebalikannya.
So, berikut jenis kemampuan yang sebaiknya gak usah dicantumin di CV.
- Kemampuan yang sudah seharusnya dimiliki setiap orang
Kemampuan jenis ini sebenarnya bukan lagi jadi kemampuan khusus, bahkan sebenarnya udah jadi skill set wajib yang mendukung produktivitas. Misalkan, kemampuan dalam mengoperasikan Microsoft Word atau internet. Di era yang serba canggih begini, hampir semua kerjaan berhubungan sama kedua hal tersebut. Akhirnya recruiter gak menemukan hal istimewa atau sesuatu yang menjadi nilai tambah.
- Kemampuan yang termasuk ke dalam soft skill
Karakter pekerja keras, teliti, ulet, dsb, memang merupakan karakter yang bagus dan dibutuhkan oleh perusahaan dari seorang pegawai. Tapi sayangnya ketika karakter tersebut dicantumin di CV pada bagian tersendiri, justru menimbulkan kebingungan bagi recruiter. Apa yang jadi indikator pekerja keras? apakah sejalan dengan pengalaman kandidat? apakah recruiter juga bisa memvalidasi secara keseluruhan hanya dari proses wawancara? soft skill itu baru benar-benar kelihatan ketika kita udah diterima dan ngejalanin peran serta tanggung jawab.
- Kemampuan gak relevan dengan posisi yang dilamar
Itulah kenapa pentingnya kita punya banyak CV dalam berbagai versi yang sesuai dengan kebutuhan. Gak cuma pengalaman yang mesti disesuaiin, kemampuan pun juga begitu. Misalkan, posisi yang dilamar adalah menjadi account executive, udah pasti kemampuan kita di bidang olahraga gak usah dimasukin, walaupun kita udah punya prestasi di mana-mana pada bidang tersebut.
- Kemampuan yang sebenarnya gak terlalu dikuasai
Ini ada kaitannya sama pertanggung jawaban kita kalo misalkan lolos keterima. Secara gak langsung, recruiter punya ekspetasi sendiri terhadap kemampuan kita,berdasarkan apa yang mereka udah liat di CV. Toh, ketika seleksi pun gak semua kemampuan bakalan diuji secara detail. Selain itu, dikhawatirkan jadi boomerang, bisa aja recruiter melontarkan beberapa pertanyaan yang mendetail, tapi kita gak bisa menjelaskannya.
- Kemampuan yang gak up to date
Semakin berkembangnya zaman, kemampuan pun juga ikutan berkembang. Kalo dulu, slide presentasi kebanyakan bikinnya di Power Point Presentation (PPT). Tapi sekarang perusahaan udah mulai beralih ke Google Slide. Walaupun bukan berarti, kemampuan untuk bikin PPT serta merta udah gak diperluin lagi, tapi memang trennya sudah mulai berubah. Kecuali kalo kita bisa mengoperasikan PPT di atas rata-rata, jadi bukan cuma buat atau desain slidenya.
Kesimpulannya, walaupun poin kemampuan itu sebenarnya bisa memberi nilai tambah bagi kandidat, namun tetap harus disesuaikan konteksnya. Apalagi di tengah persaingan yang semakin ketat seperti ini, akan lebih banyak lagi kemampuan-kemampuan yang beragam dan kompetitif juga. Jangan sampai CV kita yang harusnya terlihat ciamik, justru jadi “diabaikan” recruiter karena hal yang sebenarnya ramah-temeh.