Mari kita berandai-andai sejenak. Seandainya, lo adalah owner dari suatu brand sebesar Nike atau Apple.
Yuhuu pasti bukan main bangganya lo akan diri lo, brand lo, dan perusahaan lo. Orang-orang di seluruh dunia pake produk lo, memuja-muja produknya. Orang-orang dengan bangga mengunggah foto di Instagram saat sedang menggunakan produk dari brand tersebut. Orang-orang nabung mati-matian demi bisa beli produk lo.
Oke oke, sebagian dari kita mungkin berpikir, gak mungkin deh gue jadi owner-nya Nike atau Apple. Coba kita turunin mimpinya sedikit.
Seandainya, lo bekerja di creative agency yang memegang kampanye pemasaran Apple atau Nike, dan kebetulan lo adalah orang yang in charge untuk kampanyenya brand yang hits ini. Lo punya suatu tanggung jawab untuk bisa bikin marketing objective-nya Apple atau Nike tercapai, melalui kreativitas lo.
Apple atau Nike, atau brand apapun yang udah sebesar mereka, pasti punya budget yang gede untuk suatu kampanye pemasaran. Selain itu, karena nama brand-nya udah besar, kalau kampanye yang lo bikin memang bagus, pasti gak sulit untuk membuat penonton atau calon konsumen potensial tertarik.
Pertanyaannya sekarang, dengan tanggung jawab ini ditambah resources yang bisa dibilang hampir tidak terbatas, apa yang akan lo bikin? Iklan TV beberapa detik yang menampilkan model ganteng/cantik memakai produk terbaru? Atau apa?
Baca juga: Masa Depan Online Video di Tangan ABG?
***
Di acara YouTube Pulse (23/10) Jumat lalu, beberapa brand besar di Indonesia seperti LINE Messenger, Bank Mandiri, sampai Fremantle Media (content producer untuk acara televisi seperti The X Factor dan The Voice) berbagi tentang kesuksesan mereka menggunakan online video untuk meng-engage konsumen, terutama konsumen muda.
Tahu sendiri kan gimana viralnya LINE Ada Apa Dengan Cinta (AADC) kemarin? Lalu, Bank Mandiri baru-baru ini juga bikin suatu web series di YouTube bertajuk Titipan Mama, yaitu mockumentary yang di dalamnya diselipkan pesan sponsor dari Bank Mandiri. Fremantle Media di Indonesia juga membuat saluran YouTube tersendiri untuk acara The X Factor Indonesia, yang berisi behind the scene, aktivitas finalis, dan lain-lain.
Media online video bisa dibilang lagi booming banget, karena anak muda zaman sekarang juga bisa dibilang lebih banyak nonton YouTube daripada nonton TV. Menurut Rajan Anandan, Vice President Google South East Asia & India, di 12 kota besar di Indonesia, YouTube bahkan punya reach yang lebih besar daripada saluran TV manapun.
Iklan di TV yang diulang berkali-kali, belum tentu dilihat oleh penonton zaman sekarang. Lain halnya dengan online video, yang justru secara voluntary memang “didatangi” oleh penonton. Artinya apa? Artinya, kalau dulu brand harus berpikir keras gimana menyampaikan seluruh pesan dalam format ad yang cuma beberapa detik, sekarang brand punya kebebasan lebih untuk membuat konten sepanjang, misalnya, 10 menit. Dengan durasi storytelling sepanjang itu, begitu banyak hal yang bisa disampaikan.
Baca juga: Video Viral itu Kuasa Tuhan, Tapi Bisa Dikondisikan
***
Oke, sekarang lo sebagai orang yang in charge untuk kampanyenya Apple atau Nike jadi terinspirasi untuk memanfaatkan online video platform untuk meng-engage konsumen. Itu medianya. Tapi, konten seperti apa yang akan lo tampilkan?
Banyak banget! Lo bisa bikin mockumentary, bisa bikin drama series, bisa kerjasama dengan kreator untuk bikin lawak-lawakan yang dijamin viral.
Tapi, seperti yang kita selalu sampaikan, you can always do more, by spreading positive messages. Dengan resources dan captive audience yang begitu besar, brand gede seharusnya mikir untuk bikin konten yang gak cuma menghibur, tapi juga raise awareness akan isu-isu penting, thus making positive impact, seperti yang dilakukan brand pembalut wanita, Always, dengan kampanye #LikeAGirl-nya dan agensi McCann dengan kampanye Flight Against Cancer.
Balik lagi, kita berandai-andai seperti tadi, misalnya lo adalah owner dari suatu brand multinasional, atau adalah orang yang in charge untuk kampanye kreatif suatu brand besar. Apa yang bisa lo lakukan dengan “kekuasaan” sebesar itu dan resources sebanyak itu?
Use online video platform to spread positive messages using the big brands as the vehicles. Kekuatan brand plus kekuatan video bisa bikin dunia jadi lebih baik!
Baca juga: Joko Anwar: Online Itu Cuma Media, yang Penting Kontennya!
Image credit: youtubefanfest.com