Pada awal tahun ini, Keenan Pearce yang concern terhadap fashion membuat suatu terobosan terbaru yaitu Euphoria Project. Event pertama Euphoria Project adalah Jakarta Euphoria Project (JEP) yang sudah dilaksanakan Februari 2014 lalu. Bersama temannya, Aristyo Kamil, Keenan berusaha membuat suatu konsep baru untuk perkembangan lifestyle generasi muda, yaitu perpaduan antara fashion dan art.
Keenan Pearce, 23 tahun, membuat acara JEP berbeda dengan art market yang pernah ada sebelumnya. Ada sekitar 50 booth dari produk lokal, dan Keenan mempunyai 2 kategori produk yang masuk dalam JEP kali ini. Yang pertama adalah produk lokal yang sudah mempunyai platform kuat, unik, dengan orisinalitas tinggi, serta mempunyai business development dan branding yang kuat. Di sini Keenan ingin menunjukkan bahwa brand lokal Indonesia sudah banyak mempunyai market tersendiri dan gak kalah dibandingkan brand dari luar negeri.
Baca juga: Memimpikan Indonesia Serba Terbuka
Lalu jenis produk yang kedua adalah brand-brand lokal baru yang potensial. Di sini Keenan melakukan market research tentang brand-brand tersebut. Keenan tahu bahwa sebenarnya produk lokal Indonesia cukup potensial untuk berkembang. Di JEP, Keenan pun menyediakan panggung atau booth yang agar brand baru tersebut bisa tampil dan menunjukkan produknya.
Pada acara tersebut, beberapa brand akan didapuk untuk menjadi narasumber, untuk sharing tentang business model mereka, dan bagaimana awal mula membangun brand. Di sini Keenan ingin para pengunjung juga gak hanya datang dan belanja, tetapi juga bisa belajar bisnis serta entrepreneurship.
Keenan bilang kalau para brand yang telah tampil di JEP tidak akan dilepas begitu saja setelah acara JEP tersebut berakhir. Tetapi mereka akan dibantu untuk terus berkarya. Keenan menjelaskan sekali lagi bahwa yang diangkat sebenarnya bukan Jakarta Euphoria Project, melainkan brand-brand yang ada di dalamnya.
Baca juga: Hidup untuk bekerja, atau bekerja untuk hidup?
Banyaknya acara fashion bazaar, garage sale atau lainnya yang itu-itu aja membuat Keenan Pearce dan Aristyo Kamil berinisiatif dengan JEP ini. Lalu apa perbedaannya? Keenan menyebut bahwa JEP berusaha menunjukkan seperti apa itu lifestyle: bukan sekadar lifestyle, tetapi lifestyle yang benar-benar mencerminkan Indonesia.
Sekarang banyak generasi muda yang masih bingung dengan jati diri mereka, gak jarang malah mereka malah ikut-ikutan tren, khususnya tren luar negeri. Yang ada malah mereka gak jadi diri sendiri. Seperti yang dari awal Keenan katakan, bahwa fashion adalah cerminan dari kita sendiri. Maka dari itu, gak hanya sampai di situ, Keenan berencana akan membuat JEP lain, di kota-kota besar lainnya di Indonesia yang juga mempunyai ciri khas fashion yang kuat. Rencana ke depan Keenan adalah membuat cross fashion dengan negara tetangga, yang juga masih dalam rangka mengenalkan fashion Indonesia.
Baca juga: Jadi Pekerja Digital Kreatif, Mau?
Sumber : businesslounge.co Image header credit: picjumbo.com