Ziliun
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space
No Result
View All Result
Ziliun
No Result
View All Result

Kearifan Lokal Itu Gak Harus Berbau Tradisional

PutribyPutri
22/09/2015
in Insight
0
Kearifan Lokal Itu Gak Harus Berbau Tradisional
Share on FacebookShare on Twitter

Katanya karya kreatif bangsa itu harus punya muatan lokal dan kearifan lokal, supaya punya ciri khas atau jati diri bangsa, gak bener-bener kemakan arus globalisasi.

Emang yang kemakan arus globalisasi itu gimana, sih? Ya, misalnya, komik Indonesia, tapi gayanya manga banget. Atau produk fesyen lokal, tapi plek-plek nyontek dari tren terbaru di Tokyo atau Milan.

Alhasil, untuk membawa kearifan lokal ini, pekerja kreatif pun berlomba-lomba mengangkat unsur-unsur tradisional di karyanya. Misalnya, sekarang banyak brand fesyen hipster yang pake unsur batik, atau motif-motif tradisional lain dengan balutan modern.

Baca juga: Sweta Kartika, Memasukkan Unsur Indonesia di Tiap Karya

RelatedPosts

Kembangkan Kreativitas dalam Komunitas

Web Design dan Digital Marketing: Anak Kembar yang Tak Dapat Dipisahkan

Eh, tapi, wait, emangnya kearifan lokal itu sama dengan tradisional, ya?

Kalau menurut Sweta Kartika, comic artist ternama di Pop Talk hari Sabtu (19/09) lalu, yang namanya kearifan lokal itu gak harus berbau tradisional. Memang penting, untuk punya ciri khas, supaya saat karya kreatif seperti komik dibawa ke luar, pasar luar akan langsung kenal, ‘Oh ini karya Indonesia!’.

Pop Talk, 19 September 2015
Pop Talk, 19 September 2015

Tapi, ciri khas itu bisa dateng dari mana aja. Misalnya, kalau dalam komik, dari karakter wajah tokoh-tokoh sampai ke cara duduk, bisa dibuat lebih “Indonesia”. Sekarang ini kata Sweta ada komik-komik lokal yang tokohnya pakai seragam putih abu-abu, tapi mukanya bule banget! Atau misalnya, muka cantik ganteng semua, gak realistis.

Baca juga: Q&A: Sweta Kartika, Kunci Berkarya: Disiplin, Persistence, dan Konsistensi (1)

Sweta yang dikenal lewat karya, salah satunya “Grey & Jingga”, ini selalu berusaha agar “membumi” dalam karya-karyanya. Misanya, “Grey & Jingga” muncul saat cerita cinta banyak yang sifatnya hyper reality. Roman “Grey & Jingga” yang membumi disambut baik oleh pembaca muda yang merasa bisa lebih relate dengan ceritanya.

Terus, gimana dong biar karya kreatif bisa punya kearifan lokal tanpa perlu overselling unsur-unsur tradisional? Kata Sweta, yang penting mesti riset sih. Kalau ada karya yang kurang ciri khas, itu berarti kurang riset aja menurut Sweta. Salah satu contoh karya kreatif lokal yang penuh kearifan lokal adalah serial “Lupus” karya Hilman yang legendaris di tahun 90an. Karakter-karakter di dalamnya seperti Boim, Gusur, dan Fifi Alone dekat banget dengan kehidupan nyata.

Jadi, kalau mau bikin karya yang keren, jangan terlalu jauh ngelihat referensi dari luar negeri. Lihat ke sekitar aja, banyak kok fenomena sehari-hari yang bisa dijadikan ciri khas.

Baca juga: Q&A: Sweta Kartika, Kunci Berkarya: Disipin, Persistence, dan Konsistensi (2)

Bagikan ini:

  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...
Tags: industri kreatifkomik indonesiakomik lokalkreativitaspop talkpopcon asiasweta kartika
Previous Post

Faktanya, Gak Ada Cukup Uang Untuk Membayar Semua Hutang di Dunia

Next Post

Kok Bisa?, Channel Youtube Edukasi Pertama di Indonesia

Next Post
Kok Bisa?, Channel Youtube Edukasi Pertama di Indonesia

Kok Bisa?, Channel Youtube Edukasi Pertama di Indonesia

No Result
View All Result

Yang Terbaru

  • Fenomena Media Alternatif: Efektif Tapi Bisa Bawa Dampak Negatif
  • Fenomena Konser Ramah Lingkungan, Gimana Praktiknya?
  • Mengenal Apa itu Chronically Online
  • Apakah Demokrasi Adalah Sistem Pemerintahan Terbaik?
  • Mengenal Filsafat Stoikisme
Ziliun

Media yang menemani perjalanan anak muda untuk menghadapi kehidupan dan memasuki dunia kerja, serta mendorong dan memotivasi anak muda untuk menjadi versi terbaik diri mereka.

  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Kerja Sama

Ruang & Tempo Coworking Space

Gedung TEMPO, Jl. Palmerah Barat No. 8, Jakarta Selatan 12210

Bikin kontenmu sekarang!

© 2025 Ziliun All rights reserved.

Ziliun

  • Issuepedia
  • Workipedia
  • Inner Space

© 2025 Ziliun All rights reserved.

 

Memuat Komentar...
 

    %d