Di acara Google Business Go Online kemarin, Ziliun sempat ngobrol bareng Mas Sanny Gaddafi alias Mas Sagad. Senior dunia startup Indonesia yang satu ini punya pandangan menarik tentang kolaborasi, dan juga tentang entrepreneurship. Ini kata Mas Sagad:
Q: Bagaimana pentingnya kolaborasi bagi Mas Sagad?
A: Kolaborasi itu sangat penting. Ini pengalaman 8Villages banget. Jadi waktu itu 8Villages, bisnis kita, kita ingin jalanin ke user. Kita mau coba jalan ke petani, abis itu kita di-stop dengan satu kelompok yang namanya penyuluh pertanian, yang memang ditugaskan untuk membina para petani yang ada di lapangan.
Mereka menjaga agar tidak ada pihak luar yang menyalahgunakan atau memberikan informasi yang salah kepada para petani. Pada saat itu kita sempat kaget dan coba cari tahu gimana kita bisa masuk ke sini. Kita dibantu banyak dengan Mercy Corps Indonesia untuk bertemu dengan Kementerian Pertanian Indonesia saat itu. Akhirnya kita ngobrol dengan Kementerian Pertanian pada saat itu dan menjelaskan siapa diri kita. Ternyata malah Kementerian Pertanian sangat support dan terjadi kolaborasi dengan mereka.
Jadi, malah untuk mendapatkan para petani memakai aplikasi kita, itu dibantu dengan Kementerian Pertanian dan para penyuluh pertanian di lapangan. Yang tadinya mereka resistent terhadap kita, sekarang mereka malah yang men-support kita dan sistem akuisisi yang terjadi malah lebih gampang buat kita.
Terus selain itu, kita juga ber-partner dengan universitas. Pihak-pihak di kampus juga membutuhkan sarana seperti ini karena mereka membutuhkan sarana untuk berkomunikasi dengan para petani, yang sebelumnya hanya bisa mereka temui di masa-masa tertentu. Sekarang dengan adanya aplikasi ini, mereka bisa ngobrol bersama. Aplikasi ini gak bsia seperti sekarang jika tidak berkolaborasi dengan orang-orang seperti itu.
Baca juga: Sanny Gaddafi: Gagal Membangun Social Network dari Fupei hingga Beautiplan (1)
Q: Apa sih tips dan trik dari Mas Sagad untuk bisa bikin kolaborasi yang baik?
A: Jadi, pada saat kita melakukan kolaborasi kita harus melihat dari dua sisi. Kita tahu apa yang baik buat kita, apa yang jadi keuntungan buat kita, apa yang baik buat kita. Tapi kita juga perlu melihat pihak yang mau kita ajak kolaborasi. Liat dari sisi mereka, apa yang mereka bakal dapat, jadi jangan selalu kita yang berekspektasi dengan mereka.
Misalkan kita berharap bisa berkolaborasi dengan pemerintah lalu menuntut ini, ini, ini. Dan pemerintah bisa mendukung gini, gini, dan gini. Tapi kita gak tahu interest dari pemerintah seperti apa. Jadi itu mesti dilihat.
Siapa sangka 8Villages bisa berkolaborasi dengan pemerintahan. Ternyata, dengan aplikasi ini kementerian bisa ikut membantu petani. Jadi setiap kita melakukan satu kolaborasi, kita juga harus melihat partner yang mau kita ajak kolaborasi. Keuntungan mereka seperti apa, apa yang mereka dapat, dan ekspektasi kita apakah sama-sama sudah saling menguntungkan apa tidak.
Baca juga: Sanny Gaddafi: Gagal Membangun Social Network dari Fupei hingga Beautiplan (2)
Q: Menurut Mas Sagad, apa sih dampak positif jika ada banyak entrepreneur?
A: Kalau menurut saya sih sangat bagus ya. Yang menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi zaman dahulu tersebut salah satunya adalah pengusaha-pengusaha kecil. Jadi kita kita sebenarnya punya potensi yang sangat bagus. Tapi itu juga belum cukup.
Q: Pola pikir apa yang harus dimiliki dan dirombak supaya anak muda mau jadi enterpreneur?
A: Justru saat ini adalah waktu yang sangat cocok untuk menjadi entrepreneur. Ibaratnya seperti itu. Karena kita sekarang sudah terkoneksi satu dengan lainnya. Dulu saat saya ingin membuat bisnis–saya gak tahu apakah ini juga terjadi dengan yang lain–sangat sulit untuk menemukan orang-orang yang bisa diajak untuk berdiskusi dan bertanya. Sekarang dengan adanya internet, semua yang kita butuh ada, kita tinggal mempersiapkan waktu. Kita siapkan diri kita sendiri kan, kita butuh apa agar orang tersebut bisa ditemui. Kalau saya belum punya apa-apa tapi saya ingin ketemu, itu hanya akan menghabiskan waktu dan gak mungkin juga. Tapi kalau kita bisa ketemu dan kita punya sesuatu yang bisa disampaikan kepada mereka, itu lebih baik dan lebih gampang. Dan itu gratis.
Baca juga: Kesalahan Startup Pemula Menurut Para Founder Senior
Header image credit: google+/Sanny Gaddafi