Ok, ini tanggal tua dan kamu mulai mengecek uang yang tersisa di dompet. Stres? Terus kamu pindah cek sisa saldo rekening. Tambah stres? Mulailah kamu kepo ngetes sisa limit kartu kredit. Apa yang salah? Yang salah adalah setiap tanggal tua, kejadiannya selalu sama. Tapi, kamu gak kapok-kapok juga untuk mulai berubah! Emang enak yah kepepet begitu tiap bulan?
Mungkin karena kesalahan mengatur uang yang gak pernah ada solusinya ini, kamu seakan khatam dengan momen terlunta-lunta menjelang akhir bulan. Mengharap bulan ini cepat berakhir sampai segera gajian atau menunggu ‘refill’ uang jajan dari ortu.
Mungkin juga, kamu akhirnya berpikir jika fase kemiskinan tiap bulan adalah bagian dari siklus kehidupan.
Sekali lagi, apa sih yang salah?
Baca juga: Karena Uang Makin Lama Makin Absurd
Menyisihkan Uang untuk Nabung, Bukan Disisihkan untuk Belanja
Entah kalap setelah ngerasa miskin berhari-hari atau pelampiasan, kamu kalap di awal bulan! Kamu melihat tabungan dan dompet kembali tebal seperti sediakala. Dalam hati kamu berseru, inilah saatnya!
Memang ada rasa puas dan bahagia ketika kamu bisa membeli sesuatu dengan uang hasil kerja keras kamu (atau uang dari ortu yang kamu dapat gratis sekalipun). Apalagi bisa mendapatkan sesuatu yang kamu suka, itu pasti senengnya minta ampun. Tapi inget, saatnya ganti pola pikir dan strategi kamu dalam mengatur uang! Ini perlu banget supaya kamu gak perlu melewati hari-hari menyedihkan itu lagi bulan ini dan seterusnya. Bahkan, ketika temen-temen kamu lesu sama keuangan mereka, kamu masih bisa belanja dan makan enak.
Putar strategi kamu. Biasanya, porsi untuk nabung itu didapat dari sisa yang tiap bulan. Ya gimana mau nabung kalau kamu udah kalap di awal bulan, mulai slowing down pas baru di tengah bulan dan di akhir bulan… semuanya udah terlambat.
Komitmen dari awal. Berapa persen dari pemasukan kamu yang HARUS kamu simpan untuk tabungan. H-A-R-U-S. Misal 20%. Tahan angka itu! Lalu, catat pengeluaran wajib yang harus dibayarkan dan siapkan besarannya untuk kamu keluarkan ketika saatnya tiba. Jangan sampai kamu sudah kehabisan uang untuk memenuhi kewajiban kamu (misal, uang transport per bulan, uang makan setiap hari, kebutuhan sebulan, uang kos, pulsa dan lain-lain). Sisanya… boleh deh buat belanja. Masih ada, dong?
Baca juga: Kenapa Berbagi (Kekayaan) itu Menyenangkan?
Ga Punya Dana Darurat
Berhubung kamu selama ini gagal terus untuk menabung. Tadi sudah dikasih tips gimana caranya punya tabungan. Tapi, ada satu hal yang kamu harus punya. Dana darurat.
Kamu pasti mulai stres, berapa lagi yang ga boleh gue belanjain?!
Tenang dulu!
Jadi gini… pahami bahwa kebutuhan selalu ada. Entah kamu lupa harus beli sesuatu atau ada kebutuhan mendadak yang kamu tidak prediksi. Contohnya, siapa sih yang prediski kamu sakit? Atau teman kamu ada masalah dan minta tolong pinjam uang?
Kalau kamu ga siapkan dana darurat, tabungan kamu dalam bahaya. Dana darurat ini berfungsi sebagai tameng, ketika uang belanja habis dan kamu harus tetap spend.
Kalau tidak ada dana darurat ini, ujung-ujungnya kamu ga nabung-nabung lagi. Kalau ga ada tabungan, sampai kapanpun kamu ga bisa jalan-jalan keliling dunia, lho!
Dana darurat ini terserah deh kamu bisa ambil berapa persen dari pemasukan kamu. Akan lebih bagus lagi kalau kamu ikutin tips kita, yaitu dengan menambahkan uang dana darurat yang kamu sudah sisihkan dengan sisa uang belanja. Hmm, yes! Jadi, meski sisa uang yang tadinya kamu pakai buat nabung (dan yang ga pernah ada itu) sekarang jadi uang buat belanja sepuasnya… boleh deh kamu ikutin saran kecil ini juga: usahakan selalu ada sisa berapapun dari uang belanja itu. Sisanya buat kamu tambahin di dana darurat.
Trust me, it works!
Baca juga: Kenapa Harus Hidup Hemat Walaupun Punya Uang Banyak
Image header credit: media.infospesial.net
Comments 1