Dengan zaman yang semakin terautomasi, kita sering mendengar bahwa artificial intelligence (disebut juga AI) akan mengambil sebagian besar dari pekerjaan-pekerjaan manusia. Jenis pekerjaan yang diambil tidak hanya berupa pekerjaan fisik semata, namun juga pekerjaan-pekerjaan kantoran seperti analis keuangan. Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada tahun 2030 oleh McKinsey. Dimana nanti 50% pekerjaan manusia akan tergantikan oleh robot.
Namun, dalam segala isu ini, bagaimana kah realita sebenarnya tentang perkembangan AI? Apakah pengembangan AI sudah sangat berkembang? Berikut tantangan-tantangan yang mesti dilalui oleh AI developer untuk membuat AI.
Data labelling yang masih manual
Untuk mengembangkan AI, maka dibutuhkan jumlah data yang besar dan terkategorisasi agar bisa “mengenal” data tersebut. Inilah yang disebut dengan data labelling. Namun data tersebut harus dikategorikan oleh manusia. Dengan besarnya jumlah data yang dibutuhkan, maka pekerjaan data labelling merupakan pekerjaan potensi kesalahannya besar.
Jika data labelling mengandung kesalahan maka AI akan dilatih dengan data yang tidak baik. Ini menyebabkan AI akan melakukan kesalahan yang fundamental dan perbaikannya harus dari titik nol. Dengan jumlah data yang besar dan pengkategorian data yang rumit, ini menyebabkan AI sekarang hanya bisa melakukan fungsi khusus seperti mengenali gambar dan wajah. Pengembangan AI untuk tugas yang lebih rumit masih belum memungkinkan.
Generability of learning yang minim
Generability of learning adalah istilah yang menunjukkan kemampuan untuk belajar dan mengembangkan kemampuan diri individu sehingga pengetahuan individu tersebut bisa berkembang. Contoh yang paling mendekati adalah jika manusia sudah mempelajari matematika dengan baik, maka individu tersebut bisa memahami fisika.
AI memiliki generbility of learning yang minim. Ai dilatih untuk melakukan satu fungsi tertentu dan tidak dilatih agar pengetahuan tersebut bisa dipraktekan untuk fungsi lain. Contohnya adalah AI yang dilatih untuk bermain catur, tidak bisa digunakan untuk bermain Shogi. Untuk mengatasi hal ini, para developer AI sedang meriset teknologi baru yang berguna untuk memudahkan AI mengaplikasikan pengetahuan mereka di subjek lain.
Bias
Pada akhirnya, data dan algoritma AI dibuat oleh manusia. Banyak bias yang bisa terjadi dalam pengambilan data dan algoritma sehingga perkembangan AI tidak bisa terlepas dari human error. Perkembangan AI yang tidak terlibat oleh manusia merupakan hal yang tidak mudah, para developer AI masih harus melampaui masalah tersebut.
Dengan banyaknya tantangan ini, AI masih jauh untuk mengambil pekerjaan manusia. Karena AI sekarang hanya bisa melakukan fungsi yang sederhana, maka pekerjaan yang bisa diambil oleh AI hanyalah pekerjaan simpel. Pekerjaan yang membutuhkan pengalaman yang banyak dan bersifat kompleks yang tepat seperti dokter, manajer, atau pengacara masih jauh di ambil oleh AI.
Jika kita melihat dari sisi ini, AI bisa membantu mengurangi pekerjaan manusia yang lebih sepele, sehingga manusia bisa lebih fokus kepada pekerjaan yang lebih penting. Oleh karena itu jangan khawatir AI akan mengambil pekerjaan mu. Karena kenyataannya, AI akan menjadi pembantu yang setia di masa depan!
referensi: entrepreneur.com