Kita semua bisa setuju bahwa travelling adalah kegiatan yang mengharuskan kita mengeluarkan uang, tetapi malah membuat kita bertambah “kaya”. Bagi Jane Odelia Lukman and Nathalisa Octavia, travelling adalah sumber inspirasi sekaligus saat berburu material gemstones untuk koleksi jewelry mereka, From Tiny Islands.
Duo desainer muda ini bertemu saat berkuliah di Universitas Pelita Harapan. Kesukaan mereka terhadap aksesori, desain, dantravelling membawa persahabatan mereka lebih dari sekedar di bangku kuliah. Di tahun 2013, mereka mendirikan brand aksesori From Tiny Islands. Nama brand yang unik ini bisa diartikan secara harafiah, di mana dalam mendesain koleksi mereka, Jane dan Nathalisa memang menggunakan batu-batuan yang mereka kumpulkan dari tempat-tempat yang mereka kunjungi saat travelling berkeliling dunia.
Baca juga: Fabelio.com, E-commerce Lokal yang Ingin Merombak Pasar Furniture Dunia
Konsep travelling ini lah yang membedakan From Tiny Islands dari brand aksesori lainnya. Saat konsumen membeli dan mengenakan produk From Tiny Islands, mereka bukan sekedar menggunakan kalung, anting, atau gelang, melainkan mereka mengenakan cerita yang dibawa oleh Jane dan Nathalisa dari tanah-tanah eksotis tempat mereka mengumpulkan batu-batuan yang dijadikan bahan untuk koleksi mereka.
Walaupun umur brand mereka masih terbilang muda, From Tiny Islands sudah berhasil mendapatkan perhatian dan apreasi para penggiat fashion. Brand yang dinobatkan sebagai pemenang “Most Promising Accessory Brand” dari Cleo Fashion Awards 2014 ini juga memiliki tempat khusus di hati konsumen. Jane dan Nathalisa menggambarkan konsumen mereka sebagai kaum muda yang berumur di antara 20-30 tahun, walaupun mereka tidak membatasi secara spesifik target market mereka karena desain From Tiny Islands yang beraksen minimalis bisa dinikmati oleh siapa saja. Untuk mendekatkan brand dengan konsumen, From Tiny Islands memanfaatkan social media, online webstore, dan local bazaars seperti Basha Market. Selain itu, produk mereka juga dijual di curated store yang bekerjasama menjadi stockists, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Baca juga: Woodpecker, Ketika Nyasar Lebih Baik Daripada Jalan Biasa
Tidak terlena dengan pencapaian bisnis mereka, Jane dan Nathalisa terus berupaya mengeksplorasi inovasi dari segi desain dan material, sambil berupaya memperluas jaringan distribusi. Duo entrepreneur yang memiliki pengalaman perdana berbisnis melalui From Tiny Islands ini mengakui bahwa kapasitas produksi juga menjadi salah satu faktor krusial dalam pengembangan bisnis. Saat ini, produk mereka seluruhnya dibuat secara handmade di Bali, namun Jane dan Nathalisa sedang bersiap dalam mencari vendor baru untuk mengakomodasi demand yang terus bertambah.
Kesuksesan From Tiny Islands semakin menumbuhkan optimisme kedua pendirinya. Saat ini, Jane dan Nathalisa sedang mempersiapkan rencana pengembangan bisnis mereka. Tentunya, proses perencanaan ini harus tetap dilakukan sambil travelling bersama untuk mengeksplorasi batu-batuan eksotis dan juga untuk mencari cerita-cerita yang bisa disampaikan melalui koleksi From Tiny Islands yang akan datang.
Baca juga: Herman Tantriady dan Lima Watch: Membuat Ide Jadi Spesial Lewat Proses dan Eksekusi
Comments 2