Kita pernah dengar nama-nama hebat seperti Mozart, Napoleon, dan Da Vinci. Mereka adalah tokoh-tokoh besar dengan prestasi yang hebat. Namun, mereka memang orang-orang istimewa yang diturunkan ke Bumi.
Kabar baiknya, orang-orang yang terlihat biasa aja seperti kita juga bisa berusaha untuk jadi istimewa. Namun, ada satu usaha yang perlu kita lakukan: kita harus pandai mengelola diri sendiri.
Dengan menjadi manager bagi diri sendiri, kita bisa mengembangkan diri kita secara optimal dan memberikan kontribusi maksimal. Kalau bisa mengelola diri sendiri, dalam kira-kira 50 tahun kita bekerja kita akan mampu mengetahui bagaimana dan kapan kita harus mengubah pekerjaan yang kita lakukan.
Gimana caranya jadi manager yang baik bagi diri sendiri?
Cuma satu caranya: menumbuhkan pemahaman yang mendalam tentang diri kita.
Dan untuk memulai me-manage diri, tanyakan 5 hal ini di kaca:
1) Apa Kekuatan Saya?
Hmm, ini mungkin adalah pertanyaan paling sulit untuk dijawab. Kita bisa dengan mudah mencari kekurangan diri sendiri, tetapi untuk menjawab apa kekuatan kita, kita butuh waktu lama untuk berpikir.
Menurut Peter F. Drucker dalam artikelnya ‘Managing Oneself’, cara mudah untuk secara akurat mengetahui apa kekuatan kita adalah dengan feedback analysis, atau menganalisis hasil-hasil dari pekerjaan kita. Setiap kali membuat sebuah keputusan penting, tuliskan ekspektasi hasilnya. Beberapa bulan kemudian, bandingkan ekspektasi dengan hasil aslinya. Lakukan ini berulang kali dan kamu bisa melihat pola: Hasil seperti apa yang jago kamu buat? Keahlian apa aja yang perlu kamu kembangkan untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan? Kebiasaan buruk apa yang menghalangimu mencapai itu?
Dalam mengembangkan kekuatan, jangan buang waktu mencoba menutupi kekurangan-kekuranganmu. Fokus saja menumbuhkan dan membangun kekuatan.
2) Bagaimana Saya Bekerja?
Mengenali dengan baik bagaimana kita bekerja akan secara efektif menjauhkan kita dari melakukan hal-hal yang membuang waktu. Sayangnya, tidak banyak orang yang menyadari bagaimana diri sendiri bekerja.
Untuk itu, beberapa hal yang perlu untuk diobservasi adalah beberapa hal ini:
Membaca atau mendengar–ini adalah cara kita memproses informasi. Lebih efektif yang manakah kamu, saat membaca atau mendengar orang lain berdiskusi tentang hal yang ingin kita ketahui?
Sendiri atau bersama–ini adalah cara kita menyelesaikan hal-hal. Apakah kita lebih mudah dan hebat jika mengeksekusi pekerjaan sendirian atau bersama dengan orang lain?
Konsultan atau pembuat keputusan–ini adalah cara pikiran kita bekerja. Apakah kita membuat kinerja lebih baik saat memberikan saran kepada orang lain dalam hal-hal penting atau saat berperan sebagai pengambil keputusan?
Santai atau tekanan tinggi–ini adalah cara kita berfungsi dalam tekanan. Setiap orang bereaksi berbeda dalam tekanan, apakah kamu lebih optimal bekerja dalam keadaan yang santai dan tidak terburu-buru, atau justru tekanan tinggi membantumu menghasilkan yang terbaik?
Baca juga: Memetakan Hidup Ala Clay Christensen
3) Apa Nilai yang Saya Pegang?
Kompas moral dan nilai-nilai personal yang kita pegang pun berpengaruh besar dalam hal pekerjaan kita, lho. Kepercayaan yang bertentangan dengan apa yang kita kerjakan pasti akan membuat konflik berkepanjangan di dalam diri, dan hasilnya kita jadi sulit untuk maju. Kalau nilai-nilai yang dipegang tempat kerja bertentangan dengan nilai personal yang kita pegang, sudah pasti kita nggak akan bisa berkarya untuk membuat dunia sebagaimana yang kita inginkan, kan? Jika kita tahu tanggung jawab apa yang penting untuk kita lakukan demi menghidupi hidup yang bermakna dan sesuai kompas moral, maka kita akan lebih mudah maju ke depan.
4) Saya Cocok Di Mana?
Setelah menemukan tiga jawaban sebelumnya, kamu bisa menemukan jawaban di mana kamu cocok untuk bekerja. Apakah lingkungan kerja yang paling cocok buatmu adalah perusahaan rintisan atau NGO? Di divisi apa kamu akan bekerja optimal? Dengan orang-orang yang seperti apa kamu enak bekerja? Kebijakan perusahaan apa yang cocok bagimu? Jika kamu telah menemukan tempat paling cocok, maka kamu bisa menjadi pekerja yang istimewa.
5) Bagaimana Saya Bisa Berkontribusi?
Di zaman dulu, perusahaanlah yang memutuskan bagaimana pekerjanya bisa berkontribusi. Sekarang, kita memiliki pilihan bagaimana kita mau melakukannya. Untuk memutuskan apa kontribusi terbaik yang bisa kamu berikan bagi tempat kerjamu, kamu harus tahu apa yang dibutuhkan oleh kondisi saat ini. Tentu saja, yang dibutuhkan dan bisa kamu berikan harus sesuai dengan kekuatan, gaya kerja, dan nilai-nilaimu.
Kelima hal ini adalah kunci dari pengelolaan diri yang baik, menurut Peter F. Drucker. Dengan mengkombinasikan kekuatan dan pengetahuan tentang diri, kamu bisa menjadi individu pekerja yang luar biasa.
Sumber: Harvard Business Review