Dari banyaknya masalah yang ada di dunia ini, sering ga sih kita merasa bahwa solusinya adalah financial plan yang baik? Seringkali nasihat dari orang tua atau bahkan financial guru untuk mengelola keuangan, termasuk melakukan investasi sejak muda agar di masa tua kita bisa sejahtera. Tapi bener enggak sih anggapan itu? Kalau kita mandiri secara finansial, apakah masalah-masalah di dunia akan beres? Yuk kita mikir bareng-bareng.
Setelah baca judul ini, bukan berarti gue ngajakin jadi bucin alias budak cinta ya! Hal yang gue maksud adalah berinvestasi pada orang-orang yang berarti bagi kita, termasuk diri kita sendiri.
Tapi apa sih investasi terbaik yang bisa kita buat? Gue setuju sama pendapatnya Umair Haque, Director of Havas Media Labs dalam Harvard Business Review. Dia bilang, “The ‘best’ investment you can make isn’t gold. It’s the people you love, the dreams you have, and living a life that matters.”
Hmm, mungkin kedengarannya naif idealis banget ya? But, allow me to explain.
Kalau kita semua berinvestasi berupa emas, memang harga emas akan meroket dan membuat kita mendapatkan keuntungan yang berlipat nantinya. Begitupun jika kita semua berinvestasi dalam saham.Tapi investasi dalam emas maupun saham hanya akan menghasilkan uang dan ujung-ujungnya mendorong kita kepada kebiasaan-kebiasaan yang konsumtif. Nah, kalo kayak gitu, permasalahan di dunia ini ya nggak akan beres-beres dong.
Coba kalau kita bandingkan dengan berinvestasi pada ‘apa yang membuat kita bergerak’. Misalnya, lo punya impian sebagai jurnalis, desainer, dokter, atau peneliti. Ketika kita terus berinvestasi pada ambisi-ambisi itu, maka kita akan menjadi seseorang yang terbaik di bidangnya. Skill dari hasil pengalaman kita di bidang itu lah yang justru menurut gw bisa mengubah dunia jadi lebih baik. Kita bisa menginvestasikan uang kita untuk ambil kelas menulis, seminar, jalan-jalan atau buku. Bahkan bukan cuma uang, tapi kita bisa menginvestasikan waktu kita untuk kegiatan-kegiatan sukarelawan yang bisa memberikan kita pengalaman berharga untuk mengejar impian kita.
Apalagi kalau kita enggak cuma berinvestasi pada impian kita, tapi juga berinvestasi pada impian-impian orang-orang terdekat kita. Ke depannya kita akan hidup dan berkembang bersama orang-orang yang juga berusaha menggapai impian mereka dan bikin dunia jadi lebih baik. Bayangin deh, hidup kita akan lebih berkualitas dan berarti bersama orang-orang yang juga berkualitas (bukan hanya mapan secara finansial, tapi juga soal pola pikir).
Kalau lo mikir, “Lah tapi itu juga kan pake uang yang enggak sedikit?”
Serius deh, menurut gue enggak selalu pake uang.
Misalnya temen gue, Alya, punya impian menjadi peneliti behavioral economics. Untuk berinvestasi pada impian dia, gue bisa memperkenalkan dia sama dosen gue atau peneliti yang punya pengalaman panjang di bidang tersebut. Hal itu bisa bikin Alya sharing tentang impiannya ke si peneliti, dan si peneliti pun bisa berbagi pengalaman dan tantangan yang dia hadapi di sepanjang karirnya. Selain memberikan diskusi yang berkualitas, itu juga akan menjadi memori yang berharga bagi Alya dan memotivasinya untuk jadi peneliti.
Umair Haque, Director of Havas Media Labs
The ‘best’ investment you can make isn’t gold. It’s the people you love, the dreams you have, and living a life that matters.
Contoh lain yang lebih sederhana, kita bisa skill sharing dengan orang-orang yang punya impian yang sama dengan kita. Kalau lo jago nulis, lo bisa bikin “kelas” gratis untuk temen-temen yang punya impian kepenulisan. Kuncinya, spending your resources to spark their talents or to create meaningful life experiences with them — instead of just buying stuff for them.
Jadi kali ini gue pengen ajak temen-temen untuk berinvestasi pada potensi manusia yang enggak terbatas. Investasi yang bermakna, dan enggak akan pernah rugi. Selamat berinvestasi!
—
Ditulis oleh: Riani Sanusi Putri, disunting oleh: Azwar Azhar