Perhatikan sekitar kita deh, zaman sekarang nggak sedikit loh orang yang melek soal investasi dan akhirnya masuk ke dunia perinvestasian. Sesuai kebutuhannya, setiap orang punya alasan yang berbeda antara satu dan yang lain. Ada yang niatnya untuk menabung jangka panjang, ada juga yang ikut-ikutan biar dianggap keren dan kesannya nggak ketinggalan jaman, atau malah untuk dijual belikan biar bisa mendapatkan untung yang lebih cepat. Apapun alasannya, sebenarnya akan sah-sah saja kalau kita menempatkan uang kita sesuai tempatnya.
Kalau dari hierarki keuangan, kira-kita gambarannya seperti ini.
Bisa kita lihat dari penempatannya, rasanya investasi sama dana darurat adalah hal yang sulit untuk disatukan. Dari segi pengertian juga memang jauh sih. Investasi cenderung untuk tabungan yang sifatnya untuk menanam aset sedangkan dana darurat adalah hal yang bisa dijadikan pegangan dalam keadaan terdesak dan genting tapi apa iya investasi dan dana darurat nggak bisa dijadikan satu kesatuan? Jawabannya, tentu bisa. Cuman, instrumen investasinya harus dipilih dengan tepat dan nggak sedikit loh zaman sekarang yang pakai dana daruratnya untuk mulai berinvestasi.
Baca juga: Q&A: Belajar Saham bareng Persahaman Duniawi
Kira-kira produk yang cocok untuk si dana darurat ini apa ya?
Namanya juga dana darurat, pasti akan dipakai disaat yang genting dan mendesak. Produk investasi yang paling cocok tentunya adalah investasi yang punya sifat jangka pendek atau bisa diperjual belikan secara mudah dan cepat. Deposito yang jangka waktunya 3 bulan dan reksadana pasar uang bisa jadi pilihannya. Obligasi atau emas yang memang bisa dijual belikan juga bagus dipilih untuk memutar dana darurat kita.
Yang terpenting, uangnya bukan dari utang dan yang terpenting menyesuaikan dengan keadaan kita. Daripada cuman ditabung secara konvensional, kalau bisa menggerakan asset kita ya kenapa nggak?