Invest banyak buat startup tapi hasilnya belum maksimal? Mungkin lo belum menerapkan value proposition!
Semangat 45, rasanya itu yang dialami oleh mayoritas orang yang lagi bikin startup. Sebulan berjalan, semangat masih gas pol rem blong. Dua bulan, yah masih harus semangat, lah. Jalan tiga, empat, lima bulan ke atas, kok rasa-rasanya udah males mau berjuang. Apa yang mesti diperjuangin coba? Hasilnya aja ga maksimal, bahkan ga keliatan.
Udah bikin visi yang yahud. Kebutuhan pelanggan, udah terpenuhi dong. Validasi ide sama user research, ngerjainnya aja susah setengah mati. Kualitas produk juga kayaknya ga kalah kok sama startup di Sillicon Valley! Ditambah promosi yang kenceng karena punya networking yang luas. Bahkan “ngemis” dan presentasi ke investor juga dijabanin, yang penting dapet funding! Tapi kenapa hasilnya masih belum maksimal? Lalu, apa yang salah disini?
Mungkin lo belum sadar, value proposition dari bisnis lo masih lemah. Atau, startup yang selama ini lo perjuangin, berjalan tanpa adanya value proposition. Apalagi itu value proposition? Gue disini ga akan nulis bertele-tele definisi harfiahnya. Karena penjelasan yang panjang, tanpa diikuti pemahaman yang baik oleh orang yang membacanya, ya.. sama aja.
Baca juga: Memetakan Value Proposition dari Customer Pains
Intinya, value proposition yang baik itu bisa menjawab, “Kenapa sih, customer harus menggunakan produk lo? Kenapa bukan pake startup yang lain aja?”
Value proposition adalah benefit dan nilai yang ada dalam produk, kemudian disampaikan kepada customer. Kalo value proposition produk lo cuma, “Menjadi produk nomer 1 di Indonesia!”. Itu masih lemah banget. Nomer satu darimana? Diukur dengan apa? Nomer satu dari belakang kan juga bisa. Lo harus gali lagi, apa yang sebenernya pengen lo deliver ke customer, sampai customer itu aware sama produk lo dan melakukan pembelian ulang.
Supaya lebih jelas, kalimat deskriptif tentang value proposition tadi akan dijabarkan menjadi seperti ini:
- Siapa target customer nya?
- Kenapa sih, customer harus membeli produk lo?
- Nilai apa yang bakal lo sampaikan ke customer?
Baca juga: Low Cost Survey, Wawancara atau Kuesinoner?
3 poin itu yang harus ada dalam value proposition lo. Kalo value proposition yang sebelumnya lo buat belum ada ketiga unsur tersebut, mari rombak dan buat lagi dengan memasukkan nilai-nilai yang ingin lo sampaikan ke customer.
Kalo lo punya pikiran, “Dih ribet amat sih, harus bikin value proposition ampe begitu amat!” Coba mulai dari sekarang, pola pikirnya harus diluruskan dulu. Apa pun lingkup kegiatan yang lo bikin, misalnya lo seorang owner dari bisnis kecil ataupun yang lingkupnya menengah, seorang tim dari sebuah startup, atau bahkan bagian dalam sebuah perusahaan, memahami dan menerapkan value proposition itu sangat penting. Ini berhubungan erat dengan pengembangan brand, sehingga bisnis yang lo bangun, akan terlihat hasilnya. Bukan cuma Semangat 45 doang tapi tanpa hasil, kan?
Comments 1