Di industri kreatif, “punya IP sendiri yang sukses” adalah holy grail dari banyak studio! Ya gimana nggak? Kita bisa punya karakter yang dikenal banyak orang, bisa melisensi IP kita ke berbagai brand atau produk. Lebih sempurnanya, megang kendali penuh atas IP kita.
Menuju tahap “kematangan” ini, IP harus melalui fase “siap masak”. Proses kematangan suatu IP bisa makan puluhan tahun! Contohnya, Spiderman.
Mengharapkan IP sebesar Spiderman dalam waktu singkat, malah membuat IP kita terasa dipaksakan, karbitan, atau sebuah istilah yang saya suka: manufactured success. Yang paling penting IP-nya dulu harus siap masak. Cirinya? Kalau ada orang bertanya sesuatu tentang IP kita, dan kita bisa menjawabnya dengan mudah. Itu berarti alat dan bahan siap, tinggal dimasak.
Berbicara IP yang “matang” dan “siap masak”, ada satu IP yang ingin saya bicarakan. Saat ini, anak-anak di Jepang sedang tergila-gila pada Youkai Watch. Youkai Watch berkembang dari game buatan Level 5 yang dirilis di Nintendo 3DS—di sini, anak-anak berkeliling kota dengan jam tangan spesial mereka sambil mencari hantu-hantu Jepang yang sudah digambar jauh lebih lucu, keren, dan “bersahabat”. Sekarang, anak-anak bahkan rela bangun pagi-pagi dan mengantri di toko untuk membeli merchandise yang baru akan dirilis pada hari itu.
Sekilas, Youkai Watch mirip dengan Pokemon, baik dari segi tema ataupun target pasar. Mereka berada di ruang yang persis sama—game, anime, manga, mainan, dan merchandise-merchandise lain. Perbedaannya, tentu saja Pokemon sudah lebih senior—sekarang menginjak tahun ke 15—dan Youkai Watch baru meledak di tahun 2013.
Kenapa saya mengangkat Youkai Watch? Saya melihat Youkai Watch sebagai contoh manufactured success, engineered success, atau sukses karbitan, tanpa merendahkan kesuksesan dari Youkai Watch itu sendiri.
Pokemon berkembang dari sebuah game yang kemudian populer luar biasa, lalu mulai merambah media lain seperti anime dan manga. Di sisi lain, meskipun Youkai Watch pertama kali muncul sebagai game, anime dan manganya sudah disiapkan sejak awal. Termasuk juga merchandise lain, sebagaimana Pokemon.
Dalam waktu singkat, anak-anak sudah dapat melihat karakter Youkai Watch di layar apapun yang mereka lihat. Kegilaan pun berkembang. Dalam setahun, Youkai Watch 2 dirilis dan terjual 1 juta kopi di minggu pertama. Dia tidak melewati masa yang sama dengan Pokemon, di mana Pokemon membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berkembang sebelum akhirnya meledak.
Dengan kata lain, Youkai Watch telah direncanakan untuk sukses. Dari awal, dia bertindak seperti IP yang sukses, dia melakukan semua hal yang dilakukan oleh IP yang sukses, dan pada akhirnya ikut menjadi sukses, seperti sebuah self-fulfilling prophecy.
Strategi ini tentunya tidak bisa dilakukan sembarang pihak. Level 5 adalah publisher yang berpengalaman dalam mengelola IP, dan mereka juga sudah punya segudang IP lain yang termasuk gagal.
Apa cara ini bagus? Buktinya, Youkai Watch sukses. Saya sih mempertanyakan keberlangsungan hidup jangka panjang dari sukses yang “karbitan”. Umumnya, sukses yang muncul tiba-tiba biasanya tidak bertahan terlalu lama.
Karena strategi yang digunakan adalah milking, atau kasarnya “memeras”. Akhirnya, terjadi kejenuhan. Contoh IP yang di-milking sampai habis? Angry Birds. Dalam waktu cepat kita bisa melihat Angry Birds di manapun, dari sendok hingga celana dalam, dan gamenya dirilis dalam waktu dekat dalam berbagai versi.
Sayangnya, saya melihat banyak IP yang muncul berada di jalan ini. Emang sih, untuk Indonesia yang sudah dibombardir dengan IP luar, ada baiknya kita bertindak agresif dengan IP lokal. Tapi cara ini butuh modal yang kuat, baik dari sisi “siap masak” IP itu sendiri ataupun modal ekonomi. Cara ini juga membutuhkan sinergi yang mulus dari berbagai media.
Ingin membangkitkan IP dengan perlahan tapi “matang” dan membangun fanbase yang setia sampai jangka panjang, atau jor-joran langsung “diledakkan”? Terserah! Ada pilihan, ada konsekuensi. Yang jelas, IP harus tetap “siap masak” dan membanggakan ketika ditunjukkan. Jangan terlalu pikirkan keinginan jangka panjang jika IP belum siap masak. Selamat berkarya!
Header image credit: raconteur.net