Basha Arcade on MadLab kali ini dihadiri oleh berbagai produk-produk lokal unggulan, gak hanya yang dari Jakarta atau Bandung, tapi juga berbagai daerah lain. Misalnya, ada Creamycomfort dari Bali, Tjap Nona Nia dari Solo, dan tak terkecuali pengrajin lokal asal Pekanbaru, Homework.
Mungkin kalau brand-brand lokal unggulan di kota besar kita sudah hafal di luar ingatan. Tapi kalau brand unggulan di kota lain seperti Pekanbaru, ada yang tahu? Nah, udah saatnya kita buka mata kita terhadap brand lokal yang tersebar di Indonesia.
Baca juga: Bagaimana Basha Market Dimulai: 960 Brand Dihubungi, 10% Berhasil Didapat
Berawal dari keempat founder Homework yang berlatar belakang design interior, mereka awalnya menggarap bisnis home living seperti furniture, wall decoration, dan hiasan meja dengan mengumpulkan produk mancanegara.
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka berganti haluan menjadi home made industry, karena mereka sadar akan kemampuan sendiri untuk mengolah produk mereka berdasarkan kreativitas dan sumber daya lokal yang ada. Dari situ pun mereka mulai turun tangan mencari pengrajin lokal yang mempunyai potensi bagus, dan melakukan quality control untuk produk yang terpilih. Produk kerajinan yang mereka pilih adalah furniture yang bernuansa anak muda serta berbahan dasar lokal.
Ini nih yang Ziliun suka! Brand yang gak cuma makin menjadikan Indonesia sebagai pasar produk luar negeri, tapi justru juga memberdayakan dan mengangkat harkat martabat sumber daya dan pekerja lokal!
Dalam mengelola Homework selama enam bulan, kendala utama bagi bisnis home living ini ternyata adalah logistik.
Baca juga: Basha Arcade: Mad Lab, Udah Saatnya Go International Bukan Lagi Wacana
“Saat barang sampai di tangan konsumen, ada aja barang cacat sampai pecah. Apalagi pembeli Homework rata-rata dari pulau Jawa, otomatis pasti ada saja kerusakan yang ada.”
Jatuh bangun pastinya fase yang wajib dirasakan tiap entrepreneur. Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti itu, Homework siap mengganti dengan barang yang baru. Meski begitu, ada saja yang membandingkan barang Homework dengan barang furniture KW pada umumnya.
“Sekarang kan banyak banget bareng KW. Bedanya produk kita itu diambil dari distributor utama. Otomatis harganya beda dengan barang KW pada umumnya.”
Meski banyak tantangan dalam merintis usaha, para founder Homework ingin terus berdiri, salah satu caranya menjadi salah satu vendor di Basha Arcade, yang memberikan banyak keuntungan. Selain menambah pangsa pasar regional secara offline, Basha Arcade jadi arena pembuktian kalau bukan hanya kota besar saja yang bisa menghasilkan brand dan produk unggulan.
Sukses terus Homework!
Baca juga: Mengangkat Potensi Lokal Lewat Thematic Bazaar
Comments 2