Kuliah kadang ngebosenin, apalagi kalo ngga pake praktik. Beda kasusnya sama mata kuliah Technology Based Business di SBM ITB. Tertarik? Daftar sekarang mumpung masih dibuka di sini!
Anak-anak kuliah zaman sekarang biasanya menghabiskan jam kuliah buat ngumpul dan ngobrol di kantin atau tempat nongkrong yang tersedia di setiap sudut kampus. Begitu jam kuliah selesai, langsung deh lari ke kelas buat absen. Jadi tetep dianggap masuk kuliah, biarpun mereka sebenernya ngga masuk!
Iya, tindakan mereka emang ngga bener. Tapi, seperti istilah it takes two to tango, institusi pendidikan saat ini juga ada salahnya. Mungkin dosennya terlalu kaku, ngga komunikatif, dan ngga peduli sama mahasiswanya. Belum lagi kuliah yang terus-menerus bahas teori, teori, dan teori.
Baca juga: Theory VS Practice: How Both Are Actually The Same Thing
Di dunia nyata, teori dan praktik itu berjalan beriringan. Kalo cuma ngebahas teori, bisa jadi pas praktik malah nol besar. Atau dengan kata lain gagal, dan ngga sesuai sama teori itu sendiri. Misalnya, anak bisnis yang pas kuliah isinya teori terus. Begitu selesai kuliah, bisnisnya gulung tikar melulu. Atau bahkan ngga berani mulai berbisnis, dan milih jadi karyawan aja. Sepakat dong, kalo kuliah emang asiknya ya ada praktik. Selain bikin lebih semangat kuliah (ngga cuma absen doang), kuliah praktik juga ngebantu kita siap menghadapi dunia nyata.
Contohnya kayak mata kuliah Technology Based Business di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB). Mata kuliah ini sekilas kayak kuliah biasa karena dapet SKS, dan dapet nilai juga. Tapi ternyata, mata kuliah ini bakal membimbing mahasiswa buat bikin startup mulai dari nol. Caranya gimana?
Awalnya, mahasiswa diajak bikin ide dan visi yang oke, juga tahu target market yang jelas. Dari situ, mahasiswa bisa nentuin strategi branding yang tepat, tentunya sesuai dengan target market-nya. Sebelum mulai gerak, mahasiswa pun boleh bikin langsung model bisnis mereka.
Baca juga: Masa Depan Bisnis di Tangan Teknologi Informasi
Terus, dari mana bau-bau teknologinya? Tenang, karena setelah model bisnis awal ada, mahasiswa pun belajar juga tentang hal-hal teknis. Mulai dari bikin mobile apps, prototyping, sampai versi alfa dan beta. Jadi, bener-bener praktik berbisnis dengan berbasis teknologi, bukan sekadar teori.
Selain bimbingan intensif biar bisa menelurkan bisnisnya sendiri selepas mata kuliah selesai, mata kuliah ini bukan hanya diajar dosen, melainkan profesional dan entrepreneur ulung. Ada banyak pebisnis, baik konvensional maupun digital, yang bersedia hadir buat jadi dosen tamu! Sebut saja Dennis Adishwara (Layaria), Dimas Ginanjar Merdeka (Maicih), Arief Widhiyasa (Agate Studio), dan Benny Fajarai (Kreavi).
Baca juga: Bob Merdeka: Ciptakan Lifestyle dengan Keripik Pedas
Dengan ikut kuliah Technology Based Business, mahasiswa bisa bener-bener ngerti segala proses, tantangan, risiko, dan manfaat dalam memulai bisnis berbasis teknologi. Iyalah, mereka beneran langsung bikin startup yang terus dikawal perkembangannya setiap minggu. Mata kuliah kayak gini nih yang bisa ngembangin pola pikir untuk jadi entrepreneur. Kalo cuma teori setiap hari, kadang malah bikin ngga berani, dan batal bikin bisnis sendiri.
Semoga aja lebih banyak mata kuliah kayak Technology Based Business di SBM ITB ini! Pasti anak kuliah jadi ngga mau bolos lagi, abis langsung praktik dan dipandu sama orang-orang hebat yang jelas udah berhasil menjalani profesi yang kita mau. Setuju?
Baca juga: Tentang Menemukan Alasan dan Bikin Perubahan
Header image credit: http://thomasaquinas.edu/sites/default/files/ponds-hi-res.jpg