“Jargon seems to be the place where the right brain and the left brain meet.” – Wendy Kaminer
Wah senang sekali ya kalau kita mempunyai kecerdasan otak Albert Einstein… Masa iya sih?
Beberapa tahun belakangan saya banyak mendengar sekali GAP antara pembela otak kiri-otak kanan. Segalanya kok kayaknya hanya diatur oleh bagian otak ini saja. Bahkan tingkat ke-keren-an kita juga diatur dengan ini…. lucu juga yak. Padahal otak manusia semuanya berfungsi khan?…
Padahal kalu kita ketahui otak kanan dan otak kiri itu sangat berpengaruh, Sebagai desainer pemula saya juga sangat sering membedakan hal tersebut, ya namanya juga ikut-ikutan, ditambah lagi pengaruh sosial media yang nge-buzz abis tentang ini.
Ehya… ada juga itu para penulis buku dan diklaim best seller membuat buku tentang hebatnya otak kanan. Seminar-seminarnya juga yang mengatakan kalau kamu bakalan sukses kalau masuk dalam generasi ini. Otak kanan is great katanya, terus otak satunya ndak asik.
Baca juga: Kreativitas Bukan Barang Eksklusif
Otak Sistemik & Otak Kreatif
Sebenarnya dari mana yak ada pembagian otak kiri-otak kanan?
Setelah gugling tentang otak kanan ternyata saya memperoleh artikel yang menyebutkan begini:
Dimulai dari si Roger W Sperry itu mengadakan penelitian di tahun 1960. Bagian otak manusia terdiri dari otak besar, otak kecil, otak tengah. Pada waktu itu Roger meneliti orang ynag sedang sakit epilepsi, katanya dengan memotong sambungan otak kiri dan kanan (corpus collosum) akan mengurangi rasa sakit epilepsi itu.
Sayangnya dengan pemotongan tersebut ada efeknya. Otak kanan dan kiri tidak dapat bekerjasama kembali. Walhasil dari situ Roger W Sperry membagi fungsi otak.
Baca juga: Susah Fokus? Mungkin Lo Termasuk Tipe Scanner
Otak kiri adalah bahasa (verbal), kata-kata, logika, urutan, analisa. Sedangkan otak kanan berfungsi dalam kreatifitas, imajinasi, desain, intuisi, gambar, gagasan, musik, fleksibel.
Tuh kan gegara penelitian ini lho banyak yang memihak satu otak (kanan) yang lain ndak begitu keren jadinya. Padahal sudah lama banget tuh penelitianya.
Mungkin kita tahu banget kalau seorang yang katanya otak kanan itu bekerja sesuai dengan kreatifitas saja. Pendapat ini sebenarnya juga benar, namun setelah beberapa tahun saya jalani menjadi seorang yang bekerja dengan kreatifitas dan ide, suatu keharusan jika desainer itu juga menggunakan otak kirinya dalam bekerja.
Semisal kita bekerja sebagai inhouse designer. Fokus dari pekerjaan kita pasti tetap diatur oleh waktu dan sistem pekerjaan di kantor, ndak mungkin kita seenak mungkin dalam bekerja. Boleh saja bekerja fleksibel seperti saya sekarang, namun pekerjaan klien harus sesuai detlen.
Untuk yang otak kiri juga perlu otak kanan dalam bekerja. Pekerjaan selayaknya sebuah mesin yang diatur dalam sebuah sistem, jika rusak ya harus diperbaiki secara prosedural. Nah…kalau sudah mentok ndak ada jalan keluar, solusinya ya gimana caranya supaya problem teratasi. Tentunya itu membutuhkan kreatifitas bukan?
Ini contoh lagi yak…
Ketika ada projek mendesain sebuah logo, saya akan menggunakan otak kiri saya untuk membuat daftar brief yang sesuai keinginan kustomer. Data itu kemudian diolah dengan research kecil-kecilan.
Tahap selanjutanya sudah mulai pencarian ide, saya menggunakan benar-benar otak kanan dalam berimajinasi, berpikir liar, penuh warna dan emosional. Sampailah ke tahap eksekusi. Keknya selama ini kerjaan saya mengkombinasikan keduanya sih.
Kalau dalam skup bisnis yang lebih besar tentunya akan terasa kegunaan otak kanan dan otak kiri. Hal ini memungkinkan untuk selalu berkolaborasi. Semuanya berfungsi dengan baik, otak kiri membuat bisnis berjalan sesuai sistem dan otak kanan membuat bisnis menjadi inovatif.
Tuh otak kiri maupun otak kanan semuanya keren.
Masih pilih otak sebelah? Haha…
#klakep
Baca juga: Jangan Lupa Mengasah Kapak
Tulisan ini telah dimuat sebelumnya di blog pribadi Whizisme
Header image credit: competing.com