Zaman sekarang memang banyak banget rupa-rupanya. Info lowongan kerja pun bisa jadi penipuan yang sangat merugikan korban. Waduh, di tengah pandemi gini, masih banyak yang tega? Jawabannya, masih ada banget!
Yuk, kenali ciri-cirinya!
1. Iming-iming gaji besar
Di informasi lowongan kerjanya, tertulis nominal gaji hingga puluhan juta, plus bonus yang melimpah. Eh, kok beban kerjanya gak sesuai dengan besarnya gaji, ya? Kok…load kerjanya “ringan” banget?
Hati-hati, ada udang di balik batu. Ingat, di dunia kerja, no pain no gain itu masih berlaku banget! Ya kali, gaji sampai Rp15juta Rupiah, tapi kerjaannya misalnya di bagian surat menyurat aja. Untuk anak baru masuk, dengan tanggung jawab pekerjaan di bagian surat menyurat atau administrasi, tapi gaji sampai se-gede itu, agak gak mungkin, ya.
Bisa jadi, bener ada gaji se-gede itu, dan tanggung jawab pekerjaan utamanya pun memang seperti yang tertulis di info lowongan pekerjaan. Nah, tapi ada tanggung jawab pekerjaan lainnya yang sengaja gak ada di informasi tersebut. Banyak lho kejadian seperti itu.
2. Diminta transfer sejumlah uang
Umum terjadi, modusnya adalah untuk biaya pelatihan, biaya akomodasi selama seleksi, atau biaya jaminan keterima kerja.
Tapi ingat, kalau kita butuh kerja, kok malah kita yang harus bayar? Lagian kalau lowongannya nggak tipu-tipu, perusahaan pasti sudah menyediakan anggaran untuk seluruh proses rekrutmen, kok. Ya kali, mereka gak modal dengan minta ke pegawai baru. Apalagi nih, ada juga embel-embel biaya akomodasi, emang sempet banget sebuah perusahaan ngurusin akodomasi kandidat.
3. Terkesan memaksa ikut seleksi
Yang butuh kerja siapa, kok…HR-nya yang ngebet maksa kandidat ikut seleksi? Hayo, coba pikir lagi.
Kamu patut curiga kalo pihak perusahaan sudah mengirimkan email atau WA berkali-kali dan terkesan memaksa kamu untuk ikut seleksi. Red flag banget! Biasanya, sih, kita yang ngebet supaya ada respon dari HR, bukan kebalikannya. Gak usah kita respon kalo udah dapet yang begini, soalnya bener-bener mencurigakan dan kadang kesannya annoying.
Baca juga di sini: Masuk Kerja Pake Orang Dalam Boleh Gak Sih?
4. Bangunan kantor gak layak
Bahkan gak ada di Google Maps. Yakin, tuh, beneran buka lowongan?
Sebelum kamu ikut seleksi kerja, gak apa-apa banget buat survei lokasi terlebih dahulu. Kalo perlu, pastikan lagi kepada pihak perusahaan tentang informasi lowongan kerja tersebut.
Coba nilai bangunan dan lokasi kantornya, apakah layak atau tidak, atau apakah masyarakat sekitar tahu dengan keberadaan kantor tersebut?
Kalo pun gak ada di Google Maps, minimal pas liat bangunannya, kesannya meyakinkan. Bisa juga ditambah dengan mengecek fasilitasnya oke atau justru kayak kurang banget, ini jadi tanda-tanda buat menilai ini perusahaannya beneran resmi atau justru sebaliknya.
5. Isi email atau surat pemberitahuan gak rapi
Perhatikan baik-baik dari segi desain, penulisan kata, logo perusahaan, bahkan nama orang yang ada di email atau surat tersebut.
Kalo kamu menemukan ada yang typo, desainnya mepet, logonya salah, dan ternyata nama orangnya gak ada di perusahaan tersebut, ini bisa dipastikan info lowongan kerjanya penipuan.
Percayalah, perusahaan sangat memperhatikan hal-hal di atas sebagai bagian dari company branding, jadi gak mungkin salah.
Intinya, buat GenZi yang lagi semangat mencari pekerjaan, jangan lupa double check dengan informasi apa pun yang kamu dapatkan
Kalo memang perusahaannya berada di tempat kamu tinggal, gak ada salahnya untuk survei langsung ke lokasi. Lebih baik hati-hati, daripada jadi korban di kemudian hari.