Pandemi global bikin bisnis di dunia bergoncang. Semua sektor bisnis, dari usaha kecil-kecilan hingga perusahaan multinasional kena dampaknya. Pandemi ini juga semacam nyadarin bahwa bisnis apa yang enggak cuman survive tapi juga sustainable alias berkelanjutan.
Selalu ada kesempatan di dalam kesulitan. Masih banyak cara yang bisa dilakukan, tapi ada satu kesimpulan yang dirumuskan oleh ekonom-ekonom dunia, yaitu bisnis harus memperhatikan aspek ESG (Environmental, Social, Governance).
Wayne Chan (Monitoring Executive, Gobi Partners) yang udah berpengalaman melakukan investasi ke sejumlah perusahaan rintisan (startup) membagikan informasi tentang harapan bagi pelaku-pelaku bisnis setelah pandemi ini. Di webinar The International Speaker Series dari Recap, ia berpendapat bahwa udah saatnya pelaku bisnis menerapkan ESG. Ngomong-ngomong, apa sih ESG itu?
ESG adalah kepanjangan dari environmental, social, dan governance yang berarti lingkungan, sosial dan tata kelola. Ini merupakan 3 faktor utama yang wajib diperhatikan oleh suatu perusahaan dalam rangka ingin atau menuju bisnis yang berkelanjutan atau sustainable.
Kita mulai dulu ya dari aspek lingkungan, karena perubahan iklim yang menyebabkan musibah di mana-mana, bisnis baiknya memperhatikan lingkungan sekitar. Buat bisnis kecil-kecilan bisa mulai melirik bahan-bahan ramah lingkungan atau yang lagi rame yaitu pengurangan penggunaan kantong plastik. Selain itu perlu diperhatikan pengelolaan limbah, polusi, dan penggunaan teknologi yang eco-friendly. Wayne menambahkan “We can’t run a business on a dead planet”. Momentum pandemi ini mau gak mau bisnis harus gerak ke arah sana.
Lalu berikutnya ada aspek sosial, terkait dengan kesehatan dan keselamatan, membangun komunikasi dengan komunitas lokal, serta pemberdayaan hak asasi manusia. Sedangkan, aspek tata kelola, di mana adanya sinergi antara bisnis dengan pemerintah, serta juga bisnis dengan para pekerjanya.
Perusahaan mana aja yang udah nerapin?
Dalam presentasinya, Wayne memaparkan beberapa contoh perusahaan yang udah menerapkan aspek ESG dalam bisnisnya. Pertama ada Apple, pabrikan dari gadget iPhone ini sudah mengatur toko, kantor, dan pusat data Apple menggunakan tenaga dari 100% listrik terbarukan. Kini semua operasional di Apple, mulai dari transportasi dan perjalanan bisnis, juga bebas jejak karbon.
Lalu ada IKEA, toko furniture dan perlengkapan rumah tangga yang dikenal dengan baksonya itu, juga sudah menerapkan energi yang ramah lingkungan. Gak cuman itu, IKEA memastikan semua produk yang dijualnya sudah memiliki standar eco-friendly. IKEA juga menyediakan produk-produk yang ngebantu kita hemat listrik, air, dan juga sampah,
Selain Apple dan IKEA, masih banyak perusahaan yang nerapin, kayak Google, Honda, BMW, dan jaket kebanggaan anak Silicon Valley yaitu Patagonia.
Nah, jadi untuk menerapkan ESG gak harus nunggu bisnis jadi besar, kamu bisa mulai dari bisnis kecil-kecilan mu sekarang!