#Ziliun30 adalah rangkaian 30 profil tech entrepreneur yang berusia di bawah 30 tahun, yang berpikir dan bermimpi besar, melihat masalah sebagai peluang, menjunjung tinggi kolaborasi, memahami kegagalan sebagai bagian dari proses, serta membuat terobosan strategi marketing dalam bisnis. #Ziliun30 merupakan kerjasama Ziliun.com dengan the-marketeers.com selama September 2014.
Tidak banyak orang yang mempunyai ide berbisnis sejak kecil. Hampir semua orang berpikir, sekolah dulu yang tinggi, baru bikin bisnis. Tapi tidak dengan Hamzah Izzulhaq, pemuda umur 21 tahun yang berbisnis sejak di bangku sekolah menengah atas. Ia sekarang sudah mempunyai omzet bisnis ratusan juta rupiah, di umur yang masih sangat muda.
Pria kelahiran Jakarta tahun 1993 yang sekarang mempunyai 2 jenis bisnis, yaitu bimbingan belajar dan kerajinan sofa. Kisah Hamzah ini menarik untuk diikuti, di mana ia sering jatuh bangun dalam menjalani bisnis.
Baca juga: Bikin Startup? Modal Uang Ngga Cukup!
Mulai dari bisnis pulsa yang akhirnya bangkrut karena merugi gara-gara seorang teman, hingga mencoba berbisnis cetak pin dan stiker. Bisnis itu pun gagal karena meskipun Hamzah sudah membeli mesin cetak pin dan stiker, tapi ia sendiri tidak punya skill untuk mengoperasikan mesin tersebut hingga akhirnya rusak.
Waktu SMA, ia pernah membuka gerobak fried chicken dan rugi hingga 10 juta. Ia buka rumah makan, rugi sampai 50 juta. Tapi yang namanya naluri bisnis, kerugian malah memicu Hamzah untuk jadi lebih bersemangat dan bangkit.
Baca juga: Bikin Startup Bukan Buat Di-invest!
Tidak berhenti sampai di situ, Hamzah aktif ikut seminar entrepreneurship. Dari seminar-seminar yang ia ikuti itulah, Hamzah terinspirasi untuk berinvestasi ke bisnis franchise bimbel. Sumber dananya? Minjem-minjem, lobi sana-sini, sekaligus meyakinkan orangtua sendiri.
Kepercayaan diri Hamzah ini patut diacungi jempol. Ia bisa melihat peluang bisnis bimbel walaupun risikonya cukup besar. Keuntungan yang ia dapat pun bisa dibilang lumayan. Dua tahun berjalan usaha bimbel, kini Hamzah punya 44 cabang franchise yang beromzet ratusan juta setiap bulan.
Baca juga: Sukses Itu Dimulai Dari Gagal
Meskipun muda, Hamzah mempunyai pola pikir yang jauh melampaui anak seusianya. Hamzah yakin kalau berbisnis itu gak usah nunggu tua, kalo bisa lebih awal kenapa gak. Pada saat mulai mengembangkan bisnis bimbel tersebut, Hamzah sering berurusan dengan orang yang lebih tua, dan pada saat itu Hamzah juga sering kali diremehkan. Bagaimana bisa percaya dan berbisnis dengan anak kecil, pikir mereka. Tetapi Hamzah tetap percaya diri kalau usia itu ngga jadi masalah. Hamzah pun tidak malu bertatap muka dengan orang yang lebih tua atau yang punya pengalaman banyak. Malah Hamzah berpikir dengan mempunyai teman bisnis yang lebih punya pengalaman, hasrat dan niat untuk start berbisnis akan lebih besar, dibandingkan mempunyai teman yang dengan orang-orang yang pesimis.
Kata Hamzah, kegagalan itu pasti semua orang pernah merasakan. Keyakinan anak muda satu ini, ketika gagal, setiap orang punya tombol on-nya masing-masing. Hamzah memilih refreshing ke tempat-tempat yang menginspirasi. Melupakan kegagalan, kembali atur strategi. Baca buku motivasi, dan bergaul sama orang-orang positif yang suportif. Justru gagal harus lebih awal supaya bisa belajar lebih cepat dan segera bangkit dari kegagalan tersebut. Jangan nunggu sampai kita sudah punya banyak tanggungan dan sulit untuk menerima kegagalan.
header image credit: stimulbrain.com