Perbedaan Antara Orang Sukses Dan Gagal: Cara Menghadapi Kegagalan
Kehidupan itu seperti menaiki wahana halilintar. Ketika halilintar naik, kita akan mencapai ketinggian optimum. Dan juga ketika turun, maka otomatis kita akan mengikuti. Ketika naik halilintar, setiap orang punya perasaan yang berbeda-beda. Ada yang ketakutan, ada yang pasrah, ada yang merasa salah memilih wahana. Tapi ada juga yang dengan senang mengikuti naik-turun halilintar hingga akhir.
Perbedaan sikap itulah yang membawa growth. Kita lihat saja dalam kehidupan setiap hari seorang founder. Setiap saat, kita harus bisa menyeimbangkan antara kehidupan kerja dan kehidupan startup. Pada saat pertama kali membangun startup, kita selalu menghadapi cobaan berulang-ulang kali hingga akhirnya kita mengalami kegagalan.
Pada saat menghadapi kegagalan, muncul pikiran-pikiran seperti:
- “Kenapa ya bisa gagal?”
- “Kok saya selalu gagal?”
- “Maybe I don’t have what it takes”
- “Apa saya cocok menjadi seorang founder?”
Pikiran-pikiran di atas memunculkan keraguan di dalam hati seorang founder. Tidak lama setelah itu, biasanya kegagalan selalu mengikuti.
Itulah isi pemikiran dari orang-orang yang mempunyai fixed mindset. Kita selalu memunculkan pikiran-pikiran bahwa kita tidak mampu untuk berhasil, kita tidak mampu untuk menjadi orang yang kita impikan. Kita merasa bahwa kita tidak memiliki bakat yang cukup untuk sukses.
Terus, kok bisa ya ada orang yang sukses? Apakah mereka mempunyai formula rahasia? Apakah mereka punya bakat dari lahir yang hanya sedikit orang yang punya?
Para peneliti ternyata telah membuat riset dan menemukan kunci kenapa orang sukses bisa meraih kesuksesan, jawabannya adalah growth mindset.
Growth Mindset, Kunci Kesuksesan yang Sesungguhnya.
Menurut riset dari Carol Dweck Ph.D, otak manusia mempunyai dua tipe mindset, yaitu fixed mindset dan growth mindset. Perbedaan fixed dan growth adalah:
Fixed mindset |
Growth mindset |
Hanya ingin melakukan kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. |
Melakukan kegiatan yang baru agar bisa berkembang. |
Selalu berkutat dalam kegagalan. |
Belajar dari kegagalan. |
Merasa bahwa kesuksesan individu ditakdirkan melalui bakat. |
Percaya bahwa individu bisa sukses melalui pembelajaran. |
Dilihat dari tabel di atas, kunci dari growth mindset adalah kemauan individu untuk menerima kegagalan dan belajar dari hasil mereka. Growth mindset menyatakan bahwa otak memiliki kemampuan untuk belajar yang sangat besar atau disebut juga brain plasticity. Orang-orang sukses selalu terlihat kompeten karena mereka selalu belajar, bukan hanya karena bakat mereka. Bakat hanya membawa garis start kamu lebih sedikit di depan daripada yang lain, growth mindset yang membawa kamu sampai finish.
Jadi Apakah Kita Hanya Perlu Sadar tentang Growth Mindset Agar Kita Bisa Sukses?
Kenyataannya, menumbuhkan Growth Mindset tidak semudah itu.
Mengetahui tentang growth mindset sangat berbeda dengan mempraktekkan growth mindset. Dalam mempelajari growth mindset ada 3 prinsip yang mesti dipegang:
- Tidak menyamakan growth mindset dengan selalu berpikir positif. Alasan banyak orang gagal adalah mereka menyamakan growth mindset dengan berpikir positif. Sedangkan inti dari growth mindset adalah menerima kekurangan dan belajar dari kesalahan.
- Selalu objektif dalam penilaian. Inti dari growth mindset adalah belajar dari pengalaman dan menjadi lebih baik berkat pengalaman. Kadang dalam pembelajaran sering terjadi saat dimana kita merasa telah membuat sebuah progress, tapi kenyataannya tidak ada pekerjaan yang telah terselesaikan. Kita hanya bisa berkembang jika kita telah belajar. Oleh karena itu, kita harus selalu bersikap objektif.
Growth Mindset harus rutin diikuti setiap waktu. Growth Mindset merupakan prinsip yang harus selalu dipegang setiap saat. Dalam pelaksanaannya, banyak yang menerapkan sekali dalam seumur hidup. Sedangkan sebenarnya growth mindset harus selalu diterapkan setiap saat hingga muncul sebuah hasil.
Referensi: HBR